Blok Buku
5 Cm
blokbojonegoro.com | Saturday, 22 December 2018 06:00
Peresensi: Agnita
Donny Dhirgantoro lahir di Jakarta, 27 Oktober 1978. Donny Dhirgantoro menyelesaikan masa putih abu-abu di SMU 6 Jakarta, sekolah yang sampai saat ini masih di banggakan karena kenangan kenangan yang menyenangkan dan tak terlupakan. Kegemaran menulis dan membaca sudah ada sejak kecil.
Kegemaran menulis pernah mengantarnnya menjadi juara pertama lomba menulis dan membaca puisi yang di selenggarakan salah satu instansi pemerintah. Salah satu kenangan yang tak terlupakan di sekolah adalah ketika gurunya tak percaya bahwa dirinya sudah berhasil menulis puisi. Sementara, dilingkungan tempat tinggalnya ia percaya menjadi ketua karang taruna selama enam tahun berturut turut, dengan alasan karena bisa menulis proposal.
Selepas SMU, ia melanjutkan studi di STIE Perbanas Jakarta dan ikut aktif dalam segala kegiatatan kampus. Pengalaman gagal mendapatkan beasiswa pada salah satu kegiatan pelatihan kampus yang membuatnya putus asa, tetapi pada tahun berikutnya justru mengantarnya menjadi ketua penyelenggara. Bersama teman teman lain ia berhasil endapat beasiswa bagi peserta pelatihan, bahkan kadang kadang tanpa diduga ia sering mendapat beasiswa dari kampus.
Novel ini cukup booming di zamannya yang bercerita tentang lima orang sahabat yang terdiri satu cewek dan empat cowok, pada hari itu mereka berlima sedang keluar bersama. Di dalam mobil yang ditemani suara tape mobil yang berjalan ditemani lampu jalan kekuningan yang redup. Aspal yang basah sehabis hujan menimbulkan pantulan cahaya.
Lima orang yang berada di dalam mobil tersebut baru saja mecari makan yaitu bubur ayam di Cikini. Seperti biasa mereka selalu berbantah bantahan untuk menebak judul lagu yang sedang di putarnya saat itu.
Tiba tiba Ian mengagetkan temannya dan dia mau bertanya mau kemana mereka, dan Ian juga sudah capek nyetir mobil yang sedari tadi muter muter nggak jelas. Beberapa temannya ada yang ngajak nonton tetapi nggak mau karena pada saat itu film di bioskop lagi jelek nggak ada yang bagus.
Ian bernyanyi dengan gitarnya, menambah suasana hangat malam yang indah buat mereka berlima di secret garden. Dengan asyik memakan mie kuah dan sangat serius memegang mangkoknya. Ian merogoh dompetnya lalu mengeluarkan kertas putih kecil lecek dan tanpa ngomong dan ngasih tahu rumus yang dibanggakannya buat indomie.
Sementara Ian makan, Zafran mengambil gitar dan mulai mencoba membawa teman temannya ke dunianya. Semuannya gelap hanya dia, gitar, mike, lampu panggung dan penggemarnya yang berjuta juta didepannya.
Mereka akan pergi untuk naik gunung, rombongan mereka rombongan pecinta alam menuju ke kereta yang siap akan mengantar mereka ke tujuan mereka. Kereta ekonomi Matarmaja yang melayani jurusan Malang Jakarta begitu pun sebaliknya yang terlihat tampak begitu tua dan kumuh dengan beberapa kaca yang sudah pecah.
Arial mulai menceritakan tentang Indy, cewek yang telah merebut hatinya. Indy yang berparas biasa saja namun enak dipandang dan nggak ngebosenin dan yang selalu mengisi hari harinya Arial sejauh ini.
Setengah malam sudah terlewatkan, kereta tua yang ta kenal lelah itu telah memasuki kota kota yang berda di Jawa Tengah. Melaju dengan sangat cepat pada malam hari karena itu jalannya sendiri. Jalan kota dan jalan desa yang damai dan sepi. Pagi pada saat pukul 2.30 mereka tiba di stasiun Lembuyanga Yogyakarta.
Mereka berjalan meuju toilet stasiun yang ada diantara para pedagang yang masih saja mencari sesuap nasi untuk menghidupi keluarganya. Dan kemudian setelah istirahat sebentar di stasiiun Lembuyangan mereka kembali naik kedalam kereta untuk melanjutkan perjalanannya.
Setelah mereka tiba di stasiiun Malang, matahari sore yang sudah enggan megeluarkan sinarnya datang menyambut kedatangan mereka. Kereta tua yang sudah banyak menceritakan banyak tentang mereka. Dan di stasiun Malang rombongan pecinta alam ini mulai menarik perhatian banyak orang.
Badan mereka yang merasa sangat pegal karena seharian berada di dalam kereta dan mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak di stasiun Malang tersebut. Matahari sore masih menyisakan sinarnya sedikit yang menembus di pepohonan desa kecil tersebut.
Setelah selesai beristirahat mereka melanjutkan perjalanannya menuju gunung Mahameru, setelah itu mereka mulai menyusuri jalan berbatu . kemudian berbelok ke jalan setapak sangat kecil menuju ke punggung Gunung Mahameru dan perjalanan terus berlanjut ke Gunung Mahameru.
Dari ketinggian pinggir lereng Gunung Mahameru, Ranu Kumbolo perlahan muncul layaknya tetesan air raksasa yang jatuh dari langit. Dan tepat saat puku 02.00 pagi, dengan dingin yang menyengat badan diatas 3000 Mpdl mereka berdiri didepan tenda.
Mereka kagum saat melihat Gunung Mahameru dalam gelapnya malam. Setelah membereskan tenda mereka mulai berjalan melewati hutan cemara yang gelap dengan peneranga seadanya. Puncak Mahameru terlihat seperti gundukanpasir besar dengan taburan batu karang dimana mana.
Matahari pagi mulai menampakkan sinarnya, sinar matahari pagi yang sangat hangat ditubuh mereka yang dingin. Mereka seperti melayang saat mereka menjejakkan kaki ditanah tertinggi di Pulau Jawa. Disekeliling mereka tampak langit kebiruan dengan sinar matahari yang begitu dekat. Awan putih mulai berkumpul melingkar di bawah mereka dan para pendaki berbaris teratur di puncak Mahameru. Di depan barisan tertancap tiang bendera. Kisah petualangan sahabat ini menarik, penuh tantangan dan petualangan. Bahasanya juga mudah di pahami tidak membosankan sehingga dapat menarik pembaca untuk membaca buku ini.
Judul buku : 5cm
Pengarang : Donny Dhirgantoro
Penerbit : PT. Grasindo
Tahun terbit : 2007
Tebal buku :381 halaman
*Mahasiswa STIKes ICSada, Anggota LPM Kampus.
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini