18:00 . Jalan Rusak Parah, Warga Bojonegoro Ditandu 6 Kilometer Usai Melahirkan   |   12:00 . Mashallo, Camilan Lokal Bojonegoro yang Tembus Pasar Digital dan Berdayakan Ibu Rumah Tangga   |   10:00 . Guru Matematika di Bojonegoro Ikuti Pelatihan AI dan LaTeX   |   09:00 . Upaya RJ Gagal, Pemotor Tanpa SIM dan Helm Minta Ganti Rugi Rp300 Juta   |   08:00 . Berkas Ditolak Jaksa, Polisi Gelar Reka Adegan Kecelakaan Mobil vs Motor di Bojonegoro   |   17:00 . Pulang Ngaji, Perempuan di Bojonegoro Meninggal Tersambar Kereta   |   15:00 . Momen Hardiknas, Pemkab Bojonegoro Serahkan Beasiswa untuk Mahasiswa   |   20:00 . PT Laskar Buah Indonesia Klarifikasi Soal Temuan Sampah: Lokasi Sudah Dibersihkan dan akan Ditanami Rumput Gajah   |   17:00 . Algoritma Kekuasaan: Rumus Diam-diam yang Menggerakkan Dunia   |   16:00 . Esensi Hari Buruh Internasional: Refleksi Sejarah dan Kolaborasi untuk Masa Depan   |   15:00 . Bejat! Gadis 11 Tahun Diperkosa Tetangga Diberi Uang Jajan 5 Ribu   |   14:00 . Upah Tak Dibayar, Karyawan PT Laskar Buah Indonesia Cari Keadilan   |   13:00 . Curi Uang Rp39 Juta, Warga Lamongan Diringkus Polres Bojonegoro   |   12:00 . Cerianya 3.129 CPNS dan PPPK di Bojonegoro Terima SK Pengangkatan   |   11:00 . Setyo Pribowo Resmi Pimpin Forsekdes Bojonegoro 2025–2030, Pemkab Dorong Kolaborasi dan Profesionalisme Sekdes   |  
Mon, 05 May 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Owner Green Garden, Hartono

Tekad Bangkitkan Sejarah Banjarejo dengan Wisata

blokbojonegoro.com | Monday, 23 September 2019 18:00

Tekad Bangkitkan Sejarah Banjarejo dengan Wisata

Reporter: Parto Sasmito

blokBojonegoro.com - Di antara ramainya pengunjung wisata Green Garden yang beralamat di Jalan Tentara Genie Pelajar, RT.22/RW.03, Kelurahan Banjarejo, Kota Bojonegoro, tampak seorang pria duduk santai di bawah rindangnya rumpun bambu.

Pak Tono, begitu biasa warga setempat memanggil pemilik nama lengkap Hartono. Pria kelahiran Bojonegoro 16 September 1963 itu merupakan pemilik wisata Green Garden yang ikonik dengan bunga Celosia dan tulisan Love berwarna merah.

Hartono mulai membangun tempat wisata yang ada di bantaran Bengawan Solo itu sekitar 5 bulan yang lalu, dengan tanaman andalan Celocia yang impor langsung dari Jepang.

"Penanaman 5 bulan lalu, ini masih satu bulan. Karena maksimal hanya bertahan 6 bulan dan harus ditanam baru lagi," kata Pak Tono mengawali cerita.

Tanaman dari Jepang ini, menurutnya mungkin bisa tumbuh di mana saja, tetapi untuk menjadi berbunga seperti di tempat tersebut tidaklah mudah. Butuh perawatan khusus dan ditempat di bawah sinar matahari penuh. Selain itu, faktor cuaca juga berpengaruh.

"Tanaman ini cocok ditanam di Bojonegoro. Jika di pegunungan mungkin sulit berbunga. Di musim hujan, tanaman ini akan semakin indah," imbuh bapak dari 2 anak itu.

Selain ikonik dengan bunga celosia, Green Garden juga banyak tempat untuk berfoto. Saat ini, ada 11 tempat yang bisa dijadikan berfoto. Selain itu, ada tersedia beragam kuliner tradisional yang nikmat disantap dengan pemandangan Bengawan Solo.

"Setiap hari buka. Khusus hari Minggu pagi ada senam mulai pukul 06.00 WIB bersama warga di sini. Dilanjutkan dengan live music sampai sore," terang Hartono.

Pria yang juga Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pertanian Bojonegoro itu dalam mengelola tempat wisata tersebut, bersama dengan karangtaruna yang juga dibentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

"Targetnya terus dikembangkan sampai jembatan Kaliketek. Ke depan juga akan ditanamai bunga melati. Agar ke depan, para perias tidak perlu jauh-jauh untuk mencari melati dan meronce bisa dilakukan di sini," terang suami dari Sri Apriwatie ini.

Tekadnya itu, berangkat dari sejarah Bojonegoro bahwa pada tahun 1941 di bawah Jembatan Kaliketek menjadi sebuah bandar, yakni tempat pelabuhan atau pusat perniagaan dengan perahu yang mengangkut hasil panen dari berbagai daerah di Bojonegoro. Di atasnya, ada jembatan kereta api yang dipakai Belanda untuk mengangkut hasil bumi menuju ke pelabuhan Lasem dan dibawa ke neger Kincir Angin.

"Dulu namanya Bandarejo, karena di sini ada jutaan kubik bandar atau kayu. Sehingga tidak mudah longsor. Di sini dulu menjadi pusat keramaian. Saya ingin membangkitkan keramaian itu dengan wisata," tegas Hartono. [ito/lis]

 

Tag : bengawan, wisata



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




No comments

blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

  • Monday, 21 April 2025 15:00

    Semarak Kartini Meriahkan Desa Tejo

    Semarak Kartini Meriahkan Desa Tejo Dalam rangka memperingati Hari Kartini, seluruh lembaga pendidikan yang ada di Desa Tejo, Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, menggelar kegiatan Semarak Kartini yang berlangsung meriah dan penuh semangat, Senin pagi (21/4/2025)...

    read more

Lowongan Kerja & Iklan Hemat