Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Musim Hujan, Warga Nglampin Mulai Berburu Entung Ulat Jati

blokbojonegoro.com | Sunday, 22 December 2019 17:00

Musim Hujan, Warga Nglampin Mulai Berburu Entung Ulat Jati

Kontributor: Herman Bagus

blokBojonegoro.com - Tidak seperti biasanya, hamparan hutan jati di Desa Nglampin, Kecamatan Ngambon, Kabupaten Bojonegoro, mendadak ramai Minggu (22/12/2019), pagi. Puluhan warga Nglampin, baik tua dan muda tumpah ruah mencari entung atau kepompong ulat jati di antara dedaunan pohon jati yang telah mengering di atas tanah.

Masyarakat Desa Nglampin biasa menjadikan kepompong (enthung) ulat jati jadi aneka kuliner lezat yang kaya gizi. Selain dimasak, warga juga menjual kepompong ulat jati dengan harga Rp10 satu gelas kecil.

Saat musim kemarau banyak ulat yang menggerogoti daun jati, setelah memasuki masa peralihan ke musim penghujan, ulat akan berubah menjadi kepompong. Kepompong yang berukuran sekitar 2-4 sentimeter dan bewarna cokelat tua mengkilap akan berjatuhan dari daun-daun jati yang rontok.

Masyarakat mengaku mereka mencari kepompong ulat jati untuk menjadi lauk menu sehari-hari, karena dapat menghemat pengeluaran uang belanja mereka.

Seorang pencari entung, Dwi Riyo Handoyo (21) mengaku rela berangkat pagi-pagi hanya untuk mencari entung. Hal itu ia lakukan lantaran entung memiliki nilai ekonomis. Maklum, penggemar entung juga cukup banyak. Ia sendiri juga mengaku sebagai salah satu penikmat entung sejak kecil.

"Tahun ini tak sebanyak tahun lalu. Mungkin cuaca mempengaruhi perkembangbiakan ulat jati," katanya.

Jika hasil buruannya sudah terkumpul banyak, Dwi Riyo Handoyo akan menjualnya. Ia biasa menjual pada orang yang sudah memesannya sebelum dia mencari. Untuk satu gelas kecil, ia mematok harga Rp10 ribu.

Dalam sehari ia bisa memperoleh pendapatan antara Rp60-70 ribu. Jika dagangannya tidak ada yang memesan, ia akan membagikannya kepada tetangga dan sanak famili. Selain itu, ia juga kerap menyisakannya untuk dimasak di rumah.

Pencari enthung lainya, warno (68) mengatakan, asanya enak, kaya protein. Masyarakat sini biasa cari enthung untuk dijadikan lauk. "Bisa hemat uang, dan juga bisa dijual Rp 10 ribu per gelasnya, tapi kalau saya untuk konsumsi pribadi," katanya.[her/ito]

Tag : Entung, ulat, jati



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini