21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |   15:00 . Suwarjono: Media Lokal saat ini Tidak Baik-baik Saja, Inilah Tantangan di Tengah Digitalisasi   |   14:00 . Wakil Wamen Komdigi Nezar Patria Lantik Pengurus AMSI Jatim 2024-2028   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Pendidikan yang Sakit, Menghasilkan Orang Pintar Tak Terdidik

blokbojonegoro.com | Friday, 10 January 2020 08:00

Pendidikan yang Sakit, Menghasilkan Orang Pintar Tak Terdidik

Oleh: Davideko

Pendidikan sebagai jembatan dalam mencerdaskan generasi bangsa memiliki peranan yang begitu penting dalam kemajuan sebuah Negara. Apabila masyarakat memiliki pendidikan yang lebih baik maka kemajuan berpikir setiap orang pasti akan berkembang, sehingga orang mampu menyumbangkan ide atau gagasannya sebagai bentuk memajukan sebuah Negara. 

Pendidikan merupakan bekal yang paling utama dalam sebuah kehidupan setiap orang. Yang mana dengan pendidikan seseorang mampu membedakan mana yang baik dan buruk, dan mana yang boleh dilakukan dan tidak. Akan tetapi saat ini kondisi pendidikan sangat memprihatinkan, pendidikan hanya menghasilkan orang pintar bukan orang terdidik.

Saat ini banyak sekali terjadi tindakan-tindakan yang memalukan di negeri ini sepertihalnya korupsi, suap dan masih banyak lagi yang terjadi lainnya. Namun anehnya para pelaku tindakan tersebut adalah para orang-orang pintar yang bergelar sarjana. Ketika kita melihat kejadian-kejadian seperti ini kerap terjadi sepertinya ada yang salah dengan pola pendidikan formal di Indonesia. 

Pola pendidikan saat ini hanyalah menjadikan seseorang sebagai juara di ajang kompetisi, mereka selalu diiming-imingi oleh masa depan yang cerah dan mampu mendapatkan pekerjaan dengan upah yang sangat besar.

Para siswa ataupun mahasiswa sepertihalnya sedang mengikuti sebuah kompetisi pacuan kuda yang pada akhirnya siapa yang mampu sampai ke garis finis duluan mendapatkan hadiah sebagai juara. Seperti halnya seorang mahasiswa yang terus terobsesi untuk cepat lulus dan sehingga mampu mendapatkan kerja yang layak. Tetapi semua itu tidak bias direncanakan, banyak sekarang pengangguran dari kalangan orang-orang yang terpelajar. 

Pendidikan sejatinya membebaskan akal pikiran seseorang bukan hanya mendoktrinasi untuk menjadikan mereka semua sebagai mental pekerja. Dengan mengutip kata-kata Louis O. Kattsoff, bahwa “kebebasan akali hanya terjadi melalui pendidikan yang bebas berdasarkan penyelidikan kefilsafatan”.

Pendidikan bukan hanya menjadikan seseorang pandai tapi lebih tepatnya membebaskan pikiran mereka untuk selalu berfikir secara universal, sehingga mereka mampu berkreatifitas tanpa adanya sebuah batasan. Ketika seseorang mampu berpikir secara luas dan mampu mengaktifkan kreatifitasnya maka mereka tidak hanya menjadi seorang pekerja. Karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda, dan ketika pendidikan memiliki tujuan yang sama maka kemungkinan itu hanya terjadi kepada satu dua orang saja.

Terlebih lagi pendidikan moral saat ini menjadi penting. Orang yang pintar belum tentu memiliki budi pekerti yang baik. Akibatnya orang-orang yang pintar tersebut malah menjadi orang-orang yang bejat, maling dan penindas kaum yang lemah. Padahal yang seharusnya merekalah yang menjadi penolong dan pemimpin yang baik untuk menciptakan kemaslahatan bagi orang banyak.

Penanaman moral sejak dini sangatlah penting, terlebihnya kepada guru yang kebanyakan waktu siswa lebih banyak dihabiskan ketika mereka menuntut ilmu. Oleh karena itu, system pendidikan yang ada saat ini perlu dikaji ulang, dengan tidak hanya mementingkan hasil, tetapi lebih mementingkan suatu proses untuk mencapai suatu keberhasilan agar tidak lagi mencetak orang-orang pintar yang memintari, bukannya orang-orang pintar yang mendidik. 

Tag : Pendidikan, pintar, terdidik



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat