Kadisperta Bojonegoro dan Camat Padangan Turun Sawah Gerdal WBC
blokbojonegoro.com | Wednesday, 12 February 2020 12:00
Pengirim: Iskak Riyanto
blokBojonegoro.com - Pada musim hujan (MH) seperti ini petani harus waspada populasi hama Wereng Batang Coklat (WBC). Ledakan WBC biasanya terjadi karena kondisi mikro lingkungan yang lembab dan panas, penanaman varietas rentan, pemupukan yang kurang tepat atau tidak berimbang.
Kewaspadaan ini juga dilakukan oleh sekitar 50 anggota Gabungan Kelompok tani (Gapoktan) "Prangi Subur" Desa Prangi, Kecamatan Padangan dengan mengadakan gerakan pengendalian (gerdal) WBC yang juga dihadiri Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Camat Padangan, Kasi Perlindungan Tanaman, Kordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman-Pengamat Hama Penyakit (PPOPT-PHP) Kabupaten Bojonegoro, dan Kordinator Penyuluh dan PPL Padangan, Selasa (11/2/2020).
Helmy Elisabeth, Kepala Disperta dalam arahanya di depan petani sebelum gerakan pengendalian mengatakan bahwa pada prinsipnya gerdal WBC yang dilakukan pada hari ini merupakan wujud keterpihakan Pemkab Bojonegoro kepada petani.
"Disperta memberikan bantuan stimulan insektisida agar petani bisa melaksanakan gerakan pengendalian secara bersama-sama dan serangan WBC dapat dikendalikan sehingga petani berhasil panen," kata Helmy, Selasa (11/2/2020).
"Selanjutnya perlu dilakukan pengulangan gerakan pengendalian dengan menggunakan agens hayati secara swadaya," imbuh Helmy lagi.
Kasi Perlindungan Tanaman, Suzana menyampaikan gerakan pengendalian WBC ini dilakukan karena populasi WBC sudah 3-4 ekor/rumpun. Secara historis tanaman padi di Desa Prangi pada 2011 pernah mengalami kerdil rumput, akibat virus WBC.
"Oleh karena itu populasinya harus dikendalikan sehingga kerdil rumput tidak terulang lagi. Pengendalian kita lakukan dengan insektisida yang tepat secara bijaksana," ujar Sana, panggilanya.
Sementara itu, Lilik Suharto, Kordinator PPOPT-PHP Kabupaten Bojonegoro di depan petani agar melakukan pengendalian secara 6 (enam) tepat, yaitu tepat sasaran, mutu, jenis, waktu, dosis, dan penggunaan.
"Petani juga harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) pada saat penyemprotan pestisida karena pada dasarnya semua pestisida kimia adalah racun sehingga memiliki efek negatif bagi manusia," kata Lilik.
Camat Padangan, Bayudono berharap dalam gerakan pengendalian WBC bisa berjalan baik.
"Semua sudah kita kordinasikan dengan baik dan mudah mudahan gerakan pengendalian hari ini berjalan dengan lancar dan WBC bisa terkendali," kata Camat yang juga sempat turun ke sawah bersama Kepala Disperta itu.
PPL Disperta Bojonegoro.
Tag : Disperta, Bojonegoro, pertanian
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini