Pandemi Covid, Seminar Virtual Dyslexia Banjir Peminat
blokbojonegoro.com | Wednesday, 21 October 2020 18:00
Kontributor: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Pandemi covid-19 tidak menghalangi niat dan minat para mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi serta tenaga pendidik untuk tetap produktif. Salah satunya dengan mengikuti Seminar Virtual Dyslexia dan Gangguan Belajar lain pada potret kerja otak, yang diselenggarakan oleh P4TK TK dan PLB Kemendikbud.
Seminar virtual melalui live streaming youtube yang diikuti oleh 474 peserta dari berbagai penjuru di Indonesia, sekaligus dihadiri oleh dua Narasumber yakni Anne Gracia; Praktisi Neuroscience Teparan, Founder Vigor dan Imam Setiawan; Trainer Sekolah Alam Bogor, Ikatan Guru Indonesia (IGI).
Neuroscience dyslexia dikenal sebagai gangguan membaca, ditandai dengan kesulitan membaca meskipun kecerdasannya normal. Sedangkan, orang dengan dyslexia memiliki tingkat gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD) yang lebih tinggi.
"Pelaku dyslexia sendiri tingkat kecerdasannya normal, akan tetapi memiliki tingkat gangguan (ADHD) yang lebih tinggi," ungkap Imam Setiawan.
Sementara itu, Anne Gracia, menuturkan penyandang ADHA ini memiliki gangguan di area fungsi eksekutif.
Baik berupa working memory/kesulitan menyimpan informasi, inhibitory control/mengontrol atensi dengan cara menghambat kecenderungan internal hingga cognitive or mental flexibillity atau kemampuan mental untuk beralih antara berfikir tentang dua konsep yang berbeda.
"Masalah penyandang ADHA sebenarnya bukan hanya membaca, mereka memiliki gangguan visual. Maka berikanlah project atau tantangan bagi mereka. Serta cara mengajarnya pun berbeda dengan anak-anak lain, sebab mereka lebih fokus pada bahasa lisan dan tulisan," pungkasnya. [liz/col]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini