Harga Cabai Meroket, Penjualan Sambal Roa Tetap Capai Luar Negari
blokbojonegoro.com | Thursday, 11 March 2021 08:00
Reporter: Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bojonegoro beberapa hari belakangan semakin meroket. Jika sebelumnya di kisaran Rp25.000 hingga Rp30.000 per kilogram, kini tembus di angka Rp120 ribu per kilogram.
Kenaikan harga cabai ini, membuat sebagian pelaku usaha yang mengandalkan sambal untuk menu utamanya kebingungan. Namun, hal itu, tidak begitu berdampak bagi Euodia Angella Novila Manda Dumais, warga Kelurahan Karangpacar, Kecamatan Kota, Kabupaten Bojonegoro.
Usaha Sambal Roa yang mengandalkan bahan baku 100 persen cabai rawit ini, kini malah semakin banyak digemari oleh masyarakat. Sebab dirasa lebih praktis, tanpa harus membeli cabai di pasar, apalagi saat ini juga masih pandemi Covid-19, yang mengharuskan masyarakat harus tetap di rumah.
"Semenjak harga cabai mahal, Sambal Roa olahan saya semakin banyak digemari masyarakat, karena dirasa lebih praktis," ujar perempuan yang akrab disapa Angel ini.
Dirinya mengaku mahalnya harga cabai tidak begitu mempengaruhi usaha yang telah ia geluti sejak 2 tahun lalu. Sebab, sebelum memulai usahanya, Angel terlebih dahulu merinci keuntungan dan kerugian jika harga cabai menyentuh angka Rp100 ribu per kilogramnya.
Dengan mahalnya harga cabai, membuat omzetnya menjadi menurun. Dari yang awalnya bisa mendapatkan Rp18 juta hingga Rp20 juta setiap bulannya, kini menurun menjadi sekitar Rp10 juta.
"Kalau dampak mahalnya cabai memang berasa, tetapi tidak sampai membuat rugi, malah semakin banyak yang membeli, walaupun omzet saya menurun," imbuh perempuan berusia 26 tahun itu.
Sebelum harga cabai menyentuh angka 100 ribu per kilogramnya, Angel sempat membuat inovasi dengan mencampurkan sambal roa dengan ikan bandeng. Atas inovasinya ini, membuat masyarakat lebih suka, lantaran perpaduan antara sambal goreng dengan ikan bandeng bisa dijadikan sebagai lauk pauk.
"Saya mencoba inovasi ini sekitar 2 bulan lalu, ketika harga cabai sudah mulai naik dan ternyata saat ini menyentuh angka Rp120 ribu," jelasnya.
Tak tanggung-tanggung, olahan sambal miliknya tidak hanya digemari oleh masyarakat Bojonegoro saja. Bahkan, ada juga pembeli yang berasal dari luar negeri.
"Pembeli juga ada yang dari luar daerah, seperti Tuban, Madiun, Surabaya, Bali, Bekasi, Jakarta hingga Sulawesi. Sedangkan dari luar negeri ada dari Malaysia, Jepang, Singapura dan Maroko," ucap lulusan Managemen Bisnis, Kampus ABM Malang ini.
Dengan mahalnya harga cabai, ia pun berharap harga cabai bisa kembali normal lagi. Sehingga tidak membuat usaha yang menggunakan cabai sebagai bahan baku utamanya tidak merugi.[din/col]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini