06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |   15:00 . Suwarjono: Media Lokal saat ini Tidak Baik-baik Saja, Inilah Tantangan di Tengah Digitalisasi   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Perpaduan Tradisi dan Dakwah Islam, Nyadran Masih Dirawat di Era Modern

blokbojonegoro.com | Friday, 24 September 2021 13:00

Perpaduan Tradisi dan Dakwah Islam, Nyadran Masih Dirawat di Era Modern

Kontributor: Maulina Alfiyana

blokBojonegoro.com - Dalam upaya melestarikan tradisi turun-temurun, Nyadran masih dilakukan oleh kalangan masyarakat Jawa. Seperti di Desa Sarangan, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Kamis (23/9/2021).

Di Desa Sarangan tradisi Nyadran masih melekat dalam masyarakat, tak heran jika setiap tahun desa ini selalu merayakan tradisi Nyadran pada saat waktu tertentu.

Salah satu tokoh agama Desa Sarangan yang turut merawat tradisi Nyadran, Nur Syam menyampaikan, Nyadran merupakan tradisi Jawa kuno yang diisi dengan berdoa untuk para leluhur desa dan dilanjutkan dengan ambengan (tumpeng).

"Tradisi ini dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat sini, dilakukan di makam leluhur maupun tokoh yang berjasa mendakwahkan agama Islam di masa lampau. Bagi masyarakat Jawa nyadran adalah kewajiban sebagai balas budi pada leluhur," jelas Mbah Nur Syam.

Sambung Mbah Nur Syam, upacara nyadran ini sangatlah sakral. Lewat ritual nyandran pula, masyarakat Jawa melakukan penyucian diri, membersihkan makam beserta batu-batu nisan, lalu mendoakan arwah leluhur. Sekilas mirip ziarah, namun makna nyadran sangat berbeda dengan ziarah kubur.

Pelaksanaan ritual nyadran dilakukan secara kolektif. Seluruh warga desa turut terlibat, bahkan warga pendatang. Dilakukan di pusat pemakaman desa. Setelah makam selesai dibersihkan, acara dilanjutkan dengan menyantap ambeng bersama-sama.

"Menu kenduri pun beragam, ada nasi tumpeng dengan lauk ingkung ayam, urap-urapan, buah-buahan, serta jajan pasar. Disajikan dalam tampah, nampan bulat dari anyaman bambu, tak ketinggalan dikasih alas daun pisang atau daun jati," sambungnya. [lin/mu]

Tag : tradisi nyadran, tradisi jawa



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat