Hakikat Ibu Sang Madrasah Utama
blokbojonegoro.com | Saturday, 16 April 2022 19:00
Oleh: Siti Khoiriyah *
Syair Arab mengatakan al-ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha, a’dadta sya’ban tayyibal a’raq. Ibu adalah sekolah utama (bagi anaknya), bila engkau mempersiapkanya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik. Berdasarkan syair di atas, ibu adalah pilar pertama Pendidikan. Dikatakan demikian, karena ibu multiperan. Dedikasi di dalamnya, di samping menjadi orangtua yang mengasuh raga anak, ibu adalah sosok yang memiliki potensi besar dalam penentuan prilaku anak.
Sedangkan seorang ayah, merupakan analogi dari kepala atau pimpinan Madrasah. Sebuah Madrasah akan memiliki produk lulusan yang unggul jika di dalamnya terdapat persiapan yang mapan, perancangan yang matang, kerjasama yang baik dan realisasi yang tuntas oleh kepala dan seluruh organ di dalamnya. Berbicara terkait mempersiapkan generasi terbaik, ada banyak upaya yang bisa dilakukan di antaranya orang tua yang siap menjadi fasilitator pendidikan karakter anak dalam keluarga.
Sebelum mengenal lingkungan sekolah, anak hidup dalam miliyu dan lingkungan keluarga yang mana peranya sangatlah vital, khususnya pada pembentukan pola berkarakter anak. Jika seorang ibu gemar dan telaten menjadi role model dalam bersikap baik misalnya, bangun pagi dan gosok gigi, lalu melakukan rutinitas lain yang baik akan memicu pengaruh terhadap sikap anak. Itu karena prilaku anak cenderung menirukan hal-hal yang telah dilihat olehnya.
Fungsi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) berdasarkan peraturan presiden Nomor 62 Tahun 2010 sebagai aktor sentral dalam melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana harus kembali digemakan. Yang terpenting adalah dalam hal pembinaan dan sosialisasi terkait membangun keluarga yang harmonis dan terdidik.
Memang benar, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, akan tetapi memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak bangsa. Diantaranya, keluarga sebagai pondasi utama ilmu agama, keluarga sebagai pondasi pendidikan sosial dan budaya, keluarga sebagai tempat menumbuh kembangkan rasa kasih sayang, dan keluarga sebagai tempat berlindung. Hal-hal demikianlah yang patut dibumikan kembali bahwa peran keluarga yang baik menjadi indikator utama dalam pembentukan karakter anak
Makna Madrasah
Madrasah dalam Bahasa Arab berarti sekolah, dan sekolah pertama kali dalam kehidupan seorang anak bertempat di rumah, yang mana pendidiknya adalah orang tua khususnya seorang Ibu. Hal tersebut bisa dilihat ketika anak masih dalam kandungan, seorang ibu sudah mengajarkan tentang cinta, kasih sayang dan kesabaran. Lebih dari itu, seorang ibu adalah tokoh utama dalam mendampingi perkembangan anak dalam segala aspek kehidupanya baik perkembangan kognitif, afektif maupun psikomotoriknya.
Karya Nyai Sholichah Wahid Hasyim (tahun:hlm) berjudul Ibuku Inpirasiku yang diterbitkan oleh Pustaka Tebu Ireng, terdapat kiat-kiat yang bisa di tempuh oleh seorang Ibu dalam mendidik karakter anak, antara lain:
Pertama, menjadi contoh yang baik di mata anak. Artinya, ibu adalah sosok figur yang selau didambakan kehadiranya oleh anak, tempat bersandarnya seorang anak, serta tempat mencurahkan isi hati dan fikiran. Karena seorang ibu menjadi tempat bersandar maka fisik dan mentalnya harus terjaga. Di sinilah peran ayah sangat penting dalam membantu dan menjaga stabilitas mental seorang ibu dengan, menjalankan kewajiban sebagai seorang suami dan seorang ayah serta bisa bekerjasama dalam pendidikan anak sehinnga kedekatan emosional antara orang tua dan anak inilah yang berpeluang besar dalam mengantarkan anak-anak pada gerbang kesuksesan
Ke dua, menanamkan sikap mandiri dan berani. Fasilitator anak bukan berarti menyediakan segala keperluan anak dan memenuhi segala permintaanya. Lebih dari itu, seorang ibu harus melatih anak agar bisa melakukan tugas dan peranya agar kelak tidak menjadi anak yang mudah bergantung kepada orang lain. Lalu, sikap berani mengambil keputusan harus diterapkan sedini mungkin agar anak mampu menentukan pilihan atas hidupnya. Tidak lupa seorang ibu tetap harus mengarahkan dan memotivasi atas pilihan-pilihan yang sudah di tentukan oleh anak.
Ke tiga, menanamkan nilai-nilai luhur Islam. Masyarakat yang unggul berangkat dari partikel yang paling kecil yaitu keluarga. Maka tombak dalam keluarga atau seorang yang kita sebut ibu harus memiliki landasan ilmu agama yang kokoh. Hal itu di buktikan dengan perbuatan- perbuatan terpuji yang biasa di terapkan dalam lingkungan keluarga, agar mampu menularkan semangat spiritual dan berperilaku kepada anak, dalam menjalani aktifitas harianya sesuai dengan koridor syariat Islam yang ada.
Ibu yang sehat, tentu bermental baik dan Bahagia. Mampu mengantarkan anak-anaknya pada kehidupan yang lebih layak, siap dan sigap dalam menghadapi segala bentuk tantangan-tantangangan yang ada dalam hidupnya. Sehingga sang anak berani menorehkan tinta semangat untuk memajukan bangsa dengan budipekerti yang di milikinya. Love you untuk ibu-ibu semua.
* Penulis adalah Dosen Prodi PAI Fakultas Tarbiyah UNUGIRI Bojonegoro.
Tag : hakekat, ibu, madrasah, peran, ayah
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini