Ziarah ke Pesarean Kanjeng Soemantri Dilarang Membawa Bunga Kantil
blokbojonegoro.com | Monday, 04 April 2022 17:00
Peziarah saat berada di Makam Raden Soemantri. (Rizky/blokbojonegoro)
Kontributor: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Raden Adipati Aryo Koesoemo atau yang lebih dikenal Kanjeng Soemantri merupakan salah satu tokoh penyebaran Islam di Kabupaten Bojonegoro, beliau juga merupakan mantan Bupati Bojonegoro ke 21, atau pada periode Hindia-Belanda.
Kanjeng Soemantri menjabat sebagai Bupati Bojonegoro pada tahun 1916 hingga 1936, beliau merupakan pengganti dari Raden Adipati Rekso Koesoemo yang menjabat Bupati Bojonegoro ke 20, pada tahun 1890 hingga 1916.
Keduanya, dimakamkan di Komplek pesarean Kanjeng Soemantri, yang berada di Jalan Basuki Rahmat, Gang Kiai Mojo, Kelurahan Mojokampung, Kecamatan Bojonegoro Kota. Pesarean tersebut dijaga seorang juru kunci perempuan yang bernama Mastiah, ia menggantikan ibunya yang sudah meninggal, yang dulunya juga seorang juru kunci di pesarean tersebut.
Menurut penjelasan Mastiah, bagi para peziarah yang akan berkunjung di pesarean eyang Kanjeng Soemantri (sapaan akrabnya), tidak diperbolehkan menggunakan bunga Kantil. Yang diperbolehkan yaitu menggunakan bunga MKawar dan Kenanga.
"Saya hanya mengikuti aturan tersebut. Namun alasannya pun saya kurang paham, dari pihak keluarga saya maupun anak cucu Kanjeng Soemantri juga mewanti wanti saya agar menyampaikan ke peziarah, agar jika ingin ziarah, jangan pakai bunga Kantil. Dan saya hanya mengikuti," ungkap Mastiah.
Pemrakarsa Pembangunan Masjid Agung Darussalam
Selain sebagai Bupati, Raden Soemantri juga dikenal sebagai bagian pemrakarsa pembangunan Masjid Agung Darussalam. Kanjeng Soemantri pada saat mempelopori renovasi pembangunan masjid yang berada di jantung Kota Bojonegoro itu. Hal itu menjadi renovasi perdana yang dilakukan pada tahun 1925.
"Renovasi bangunan masjid ini pertama kali dilakukan pada tahun 1925. Pemugaran tersebut dilakukan pada masa pemerintahan Bupati Bojonegoro, Kanjeng Soemantri. Selain pembangunan bangunan utama, beberapa bangunan juga turut ditambahkan seperti serambi, Kantor Urusan Agama, dan juga madrasah untuk pengkaderan umat muslim pada waktu itu," lanjut Mastiah.
Tanah yang ditempati untuk mendirikan masjid merupakan tanah wakaf dari Pangeran Diponegoro. Namun, pada saat itu bangunannya masih semi permanen.
Diresmikan Menjadi Wisata Religi
Saat ini, Pesarean Raden Adipati Rekso Koesoemo dan Raden Adipati Aryo Koesoemo telah resmi menjadi tempat wisata religi, dan diresmikan langsung oleh Bupati Bojonegoro, Anna Muawannah pada (9/2/2021) lalu. Kegiatan peresmian dihadiri secara virtual oleh cucu Kanjeng Soemantri yaitu Tinton Soeprapto, yang juga merupakan Ketua Yayasan Mangoen Rekso Koesoemo.
Meski demikian, menurut Mastiah, karena masih musim pandemi, peziarah ke Makam Raden Soemantri masih sama seperti dulu belum ada lonjakan berarti. Biasanya yang rutin hadir adalah keluarga almarhum dan juga pejabat pemerintah.
"Setelah diresmikan menjadi wisata religi perbedaannya sangat lah tipis, yang awalnya dulu memang sudah bagus tetapi sekarang tambah bagus lagi. Kalau pengunjung juga sepi, karena akibat dari pandemi Covid-19 ini mungkin menjadi faktornya," kata Mastiah.
Kemudian, untuk keluarga Kanjeng Soemantri yang paling jauh yaitu tinggal di Luar negeri yakni di Benua Australia, selain itu juga tersebar di berbagai wilayah seperti DKI Jakarta, Malang, Bali dan Surabaya.
Memiliki 12 Keturunan, Salah Satunya Gubernur Pertama Jawa Tengah
Dari pernikahan Kanjeng Soemantri dengan Raden Ayu Sutji, dan dikaruniai 12 orang anak dan yang 1 meninggal sebelum dilahirkan, adapun susunan putra - putrinya adalah sebagai berikut :
1. R.M Boediono
2. R.A Wimoerti Syarif Hidayat
3. R.A Hariati Mohammad $atrio
4. R.A Siti Mirjati Soemakto
5. R.A Koesnaeni
6. R.M Boediardjo
7. R.A Mariani Siti Fatimah
8. Meninggal sebelum dilahirkan
9. R.A Retno Ambarwulan
10. R.A koestantinah
11. R.A Djoewariyah Soekiyat
12. R.A Hariani Soedjito
Anak pertama RM Boediono sukses di Birokrasi dan sempat menjabat sebagai Gubernur Pertama Jawa Tengah pada tahun 1945-1954
Kemudian, dari perkawinan RA Koestantinah dengan Mayjen Soejatmo, kelak lahir Anak ketiga mereka yang bernama Tinton Soeprapto, yang saat ini menjadi Ketua Yayasan Mangoen Rekso Koesoemo. [riz/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini