Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Begini Tips Mengelola Keuangan Saat Lebaran Supaya Tidak Membengkak

blokbojonegoro.com | Saturday, 07 May 2022 08:00

Begini Tips Mengelola Keuangan Saat Lebaran Supaya Tidak Membengkak Uang kertas pecahan Rp100.000. (Foto: .net)

Reporter : Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com - Sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia untuk melakukan silaturrahmi saat hari lebaran tiba di mana kegiatan mudik, berbelanja kebutuhan lebaran (sandang dan pangan), serta memberi uang untuk anak-anak (angpau) sudah seperti menjadi hal wajib untuk dilakukan.

Meskipun mendapatkan THR (Tunjangan Hari Raya) menjelang hari lebaran. Tetapi jika tidak dikelola dengan baik, tentu akan mengakibatkan defisit keuangan. Terlebih lagi, di moment Hari lebaran sudah seperti dianggap sebagai ajang balas dendam untuk memuaskan jiwa bagi konsumtif masyarakat.

"Mentang-mentang mendapatkan THR muncul keinginan untuk membeli segala macam barang. Sehingga, mengakibatkan pengeluaran menjadi membengkak dan tidak terkendali," tutur Dosen Akuntansi STIE Cendekia Bojonegoro, Dina Alafi Hidayatin.

Mungkin, saat ini kebiasaan tersebut perlu dipertimbangkan lagi dengan merubah pola pikir. Yang awalnya THR dianggap sebagai dana untuk melampiaskan jiwa konsumtif dirubah menjadi THR dianggap sebagai dana untuk berinvestasi.

"THR bisa dikategorikan sebagai pemasukan tambahan diluar gaji tetap yang cenderung dibayarkan secara berkelanjutan setiap satu tahun sekali. Seharusnya kondisi ini bisa dimanfaatkan secara bijak dengan mengalokasikan Sebagian untuk dana investasi," ungkapnya.

Melalui investasi, tentunya momen lebaran tidak akan menimbulkan defisit keuangan yang selama ini dikhawatirkan oleh masyarakat. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya defisit keuangan saat merayakan lebaran.

Antara lain membuat anggaran keuangan, fungsi dibuatnya anggaran sebagai perencanaan dan pengendalian. Sesuai fungsinya, dengan membuat anggaran dapat diprediksi lebih awal apa saja yang akan dibeli, disesuaikan dengan pendapatan yang diperoleh.

"Selanjutnya, bentuk pengendalian melalui anggaran dilakukan dengan membelanjakan dana sesuai dengan anggaran yang sudah dibuat. Hindari membeli barang diluar anggaran yang sudah disusun, sehingga pengeluaran tidak membengkak," ucap Dosen Ekonomi STIE Cendekia Bojonegoro.

Poin penting, jangan lupakan satu hal. Yaitu menganggarkan dana untuk zakat dan shodaqoh. Serta pisahkan antara kebutuhan dan keinginan, dan tentukan persentase masing-masing pos pengeluaran.

"Alokasikan sebagian dana untuk keperluan investasi. Misal, memisahkan uang gaji dengan uang THR. Mengapa perlu memisahkan uang gaji dan uang THR? Uang gaji sejatinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan rutin bulanan, sedangkan uang THR digunakan untuk memenuhi kebutuhan hari raya idul fitri," papar Dina Alafi Hidayatin.

Dengan demikian, kedua uang tersebut harus digunakan sebagaimana fungsinya. Sebab, memisahkan antara keduanya. Dapat membantu mengendalikan pengeluaran agar tidak melebihi jumlah pendapatan yang diterima.

Bahkan, untuk menentukan skala prioritas. Belanjakan dana kebutuhan sesuai skala prioritas. Misalkan lebih memprioritaskan zakat dari pada membeli pakaian mewah. Pengeluaran untuk kebutuhan yang berada di urutan prioritas teratas, dipenuhi terlebih dahulu.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengendalian, apabila ada kebutuhan mendadak yang tidak terduga dan tidak diprediksi. Paling tidak kebutuhan yang penting sudah terpenuhi terlebih dahulu, tidak mudah tergiur diskon. Seperti yang diketahui, moment lebaran seringkali dimanfaatkan oleh produsen untuk mengobral diskon.

"Sebagai konsumen yang bijak alangkah baiknya untuk tidak serta merta mudah tertarik untuk membeli tanpa pertimbangan. Tetap berpatokan pada anggaran dan skala prioritas yang sudah disusun sebelumnya. Manfaatkan harga diskon untuk membeli barang-barang yang ada didaftar anggaran," imbuhnya.

Dimana, memberikan angpau sesuai dengan kemampuan. Baik kepada ponakan, sanak saudara atau tetangga merupakan tradisi yang dilakukan pada saat silaturrahmi di hari raya idul fitri. Tidak perlu merasa gengsi, berikan angpau sesuai kemampuan.

"Tradisi ini hakikatnya dilakukan untuk memberikan semangat kepada anak-anak dalam rangka memperkenalkan zakat dan budaya silaturrahmi. Ada kewajiban bagi umat muslim untuk memberikan 2,5% dari penghasilan untuk zakat kepada yang membutuhkan," tambahnya.

Namun saat ini tradisi ini bergeser, angpau tidak hanya diberikan kepada masyarakat kurang mampu tetapi kepada siapa saja yang datang berkunjung untuk silaturrahmi. Jadi yang terpenting bukan jumlah besaran isi amplop tetapi lebih ke niat untuk saling berbagi.

"Mengalokasikan sebagian dana THR untuk investasi. THR hanya didapatkan satu tahun sekali, seharusnya bisa dipergunakan dengan bijak dan efektif. Hindari menggunakan THR untuk foya-foya memuaskan gaya atau gengsi," pesannya.

Dengan mengalokasikan sebagian dana THR melalui investasi, dana THR tidak akan mengalami defisit, justru menjadi berlipat ganda. Saat ini investasi dapat dilakukan melalui banyak cara. Bisa dengan investasi emas, saham, obligasi, reksa dana, membuka bisnis rumahan dan lain sebagainya.

"Intinya lebaran memang hari istimewa yang sudah selayaknya untuk dirayakan, tetapi kembali ke hakikatnya sesuatu yang berlebihan selalu tidak baik. Melalui usaha untuk merubah pola pikir dengan mengalokasikan dana lebaran secara bijak, momen lebaran menjadi lebih berkah dan bermakna," pungkasnya. [liz/ito]

Tag : tips, keuangan, lebaran, thr



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini