13:00 . Perluas Dukungan Lingkungan Akademik, Hulu Migas Hadir di Pameran SINOX-01   |   22:00 . Survei ARCI: Elektabilitas Wahono-Nurul 75,5%, Teguh-Farida 19,6%   |   21:00 . Tingkatkan Derajat Kesehatan Pekerja Lewat Program Atraktif, Pertamina EP Cepu Catatkan Rekor Muri   |   20:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z Bojonegoro Berlangsung Meriah   |   18:00 . Tim Pemenangan Teguh-Farida Akui Tak Tahu Kampanye ‘Bojonegoro Klunting’ di Kepohbaru   |   16:00 . Kampanye Hari Terakhir Pilbup Bojonegoro Berujung Ricuh, Warga Saling Lempar Batu   |   15:00 . 22 TPS di Sekar Bojonegoro Sulit Dijangkau, Ada yang Gegara Jembatan Putus   |   12:00 . Peringati Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Dinkes Bojonegoro Ajak Warga Jaga Kesehatan Paru   |   23:00 . Ribuan Warga Bojonegoro Mlaku Bareng Khofifah-Emil dan Wahono-Nurul   |   19:00 . Diduga Tak Netral, PMII Bojonegoro Minta Ketua Bawaslu Mundur   |   17:00 . Beredar Foto Ketua Bawaslu Bojonegoro Berkaos PDI-P, Benarkah?   |   16:00 . Kembangkan Potensi, PEP Sukowati Gelar Pelatihan Pengolahan Herbal   |   15:00 . 5 Tersangka Korupsi Mobil Siaga Bojonegoro Segera Disidang   |   06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |  
Sun, 24 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Langkah Membina Remaja Masjid

blokbojonegoro.com | Wednesday, 13 July 2022 13:00

Langkah Membina Remaja Masjid

Oleh: Usman Roin *

BICARA-remaja, bicara masa-masa pertumbuhan fisik dan psikis yang sedang dalam proses pencarian identitas diri. Terlebih, bila kemudian kata “remaja” disandingkan dengan masjid, itu menunjukkan kepada generasi muda yang dipersiapkan menjadi penerus estafet takmir.

Masjid yang secara kuantitatif terus bertambah, perlu memiliki remaja. Tujuannya, agar keberadaan remaja, menjadi pilar penopang dinamisasi kemakmuran masjid. Meski “tanpa remaja” bisa saja masjid makmur. Tetapi, hal itu tidak untuk jangka panjang. Coba kita angan-angan, sepuluh tahun, atau dua puluh tahun mendatang terhadap keberaan sebuah masjid. Tentu, kemakmuran masjid akan senantiasa dinamis, oleh tolak ukur, bagaimana kondisi remajanya saat ini.

Realitas yang ada, masih banyak masjid yang nihil remajanya. Kalaupun ada, itu sebatas simbolis yang fungsinya seperti tidak ada. Takmir masjid sebagai representasi pengelola kemakmuran masjid, perlu memikirkan hal ini. Apakah masjid saya sudah memiliki remaja masjid? Bila belum, maka menjaring remaja adalah langkah tepat. Apalagi, akan lebih afdol bila remaja yang direkrut adalah asli lokal. Tentu dari sisi psikis, geografis, akan memiliki keterikatan tinggi kedaerahan untuk cepat, tanggap, responsif, ikut serta menuntasan program-program ketakmiran.

Selain itu, meminjam bahasa Yudi Latif (2021:26), dalam bukunya Pendidikan yang Berkebudayaan: Histori, Konsepsi, dan Aktualisasi Pendidikan Transformatif, remaja lokal lebih diutamakan agar terwujud silsilah keberadaban. Artinya, remaja yang direkrut untuk aktif di masjid, sudah memiliki pemahaman cukup bagaimana menghormati sesepuh warga, kyai, ustaz, dan sebagainya, yang memiliki andil dan jasa terhadap keberlangsung pemakmuran masjid.

Fungsi yang lain, terwujudnya local genius (cerlang budaya), di mana remaja lokal telah memiliki kekayaan budaya (local wisdom), menjaga gerak tumbuhnya peradaban yang telah mengakar sebagai sebuah tradisi, untuk kemudian dikawinkan dengan unsur modernitas yang positif.

BACA BERITA blokBojonegoro.com SELENGKAPNYA DI GOOGLE NEWS

Langkah Membina

Guna mewujudkan hal di atas, menurut Ahmad Yani (2021:35-37), dalam bukunya Manajemen Remaja Masjid, langkah takmir masjid sebagai upaya pembinaan agar lahir remaja masjid yang siap memakmurkan masjid dan menjadi estafet takmir masjid, antara lain:

Pertama, melakukan regenerasi remaja masjid. Hal ini penting, agar ketersambungan generasi tidak terputus. Keterputusan itu baik karena sudah purna menjadi pengurus, tugas melanjutkan belajar ke jenjang pendidikan lanjut, atau pula oleh sebab profesi pekerjaan yang memiliki kesibukan tersendiri.

Ke dua, melibatkan remaja masjid dalam pelaksanaan program takmir. Ini menunjukkan, pembinaan remaja masjid akan terarah dan berkompeten jika ia dilibatkan dalam menyukseskan program yang dilaksanakan oleh takmir masjid. Entah itu even Ramadan, kajian Islam, kemudian peringatan hari besar Islam, serta pelaksanaan Idul Fitri-Adha beserta rangkaiannya, atau momen mingguan pelaksanaan ibadah Jumat.

Bentuk konkrit pelibatannya, bisa melalui pemanfaatan skill remaja masjid yang dimiliki, mulai dari yang mahir desain grafis, fotografi, videografi, kemudian administrasi, bilal, hingga pembawa dan pengisi acara saat kegiatan apapun di masjid.

Bila di masjid sudah terbentuk remaja masjid, maka memberi dukungan moril-materiil adalah cara bijak, agar dari remaja masjid segera melahirkan program kerja yang variatif untuk kalangan milenial, sebagai sarana menarik minat milenial lainnya bergabung dan aktif di remaja masjid.   

Ke tiga, diselenggarakan pelatihan manajemen remaja masjid yang mencakup urgensi, fungsi dan program serta aplikasinya, baik dari sisi kepribadian, organisasi, dan inovasi bentuk program kerjanya. Hal itu dalam rangka membekali mereka, agar organisasi remaja masjid bisa dijalankan secara profesional, memiliki ukuran ketercapaian dan bentuk pertanggungjawaban yang akuntabel.

Ke empat, melakukan jalinan kerjasama dengan remaja masjid yang lain. Hal ini urgen, selain sebagai bentuk forum komunikasi dan kerjasama remaja masjid, mulai dari desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten, hingga nasional, menurut Ahmad Yani, (2017:111), dalam bukunya Mencintai Masjid, juga dalam rangka membentuk potret masjid ideal dengan indikator, mampu menyelenggarakan program yang dibutuhkan, dan memiliki banyak manfaat untuk jemaah.

Bila remaja masjid menjalin kerjasama dengan remaja masjid lainnya, tentu pemakmuran masjid akanlah terwujud dari berbagai segmentasi (orang tua, remaja, dan perempuan). Apalagi, dinamisasi organisasi remaja masjid tidak bisa dilaksanakan sendirian. Butuh sesama organisasi yang senafas, dalam rangka memperkuat eksistensinya agar mampu menjawab tantangan zaman.

Akhirnya, melalui pembinaan takmir hingga terbentuk remaja masjid, mereka secara mandiri dan aktif memakmurkan masjid, merekrut remaja lainnya untuk bergabung guna melahirkan regenerasi ke depan yang lebih baik.

* Dosen Prodi PAI UNUGIRI, Ketua Umum Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA-JT) Tahun 2006-2007, dan alumnus Attanwir Talun.

Tag : pembinaan, remaja, masjid, komunikasi, fungsi dan peran remaja masjid



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat