Pawai Budaya SD-SMP Sederajat
SD Negeri Model Terpadu Tampilkan Teaterikal Oklik Tolak Sengkala Kesenian Sobontoro
blokbojonegoro.com | Monday, 29 August 2022 17:00
Reporter : Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Pawai Budaya yang diselenggarakan oleh Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, tampak begitu meriah. Pasalnya sebanyak 26 peserta yang terdiri dari SD dan SMP turut menampilkan kemeriahan budaya lokal Bojonegoro.
SD Negeri Model Terpadu juga turut menampilkan kreativitas yang luar biasa saat pawai budaya berlangsung. Salah satunya dengan mengusung tema Pawai Budaya Oklik Tolak Sengkala.
Komite SD Negeri Model Terpadu, Abdul Wachid menyampaikan apresiasi luar biasa penampilan para siswa SD Negeri MT saat pawai budaya berlangsung. Termasuk saat menampilkan visualisasi musik oklik yang di iringi tarian kreasi baru.
"Selaku komite sangat mendukung kegiatan-kegiatan di sekolah, termasuk ekstrakurikuler. Dan kegiatan Pawai Budaya ini, komite juga mengucapkan terima kasih kepada wali murid yang telah ikhlas mendukung kegiatan ini," ungkap Abdul Wachid.
Sementara itu, Kreator SD Negeri Model Terpadu, Ika Jumaroh mengungkapkan, tema ini dipilih untuk menyampaikan kepada masyarakat secara umum. Bahwa Kabupaten Bojonegoro ini kaya akan budaya dan tradisi, salah satunya kesenian oklik Desa Sobontoro, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro.
Sebelumnya pihak SD Negeri Model Terpadu juga sudah melakukan izin kepada Mbah Darminto selaku generasi ke-tiga atau penerus kesenian oklik dari Desa Sobontoro untuk melakukan riset.
"Tentu dengan meminta izin Mbah Darminto untuk mewujudkannya. Ternyata pihaknya berkenan dan sangat senang jika ditampilkan di Pawai Budaya," ucapnya.
Lanjut Ika, istilah Oklik atau Tongklik bermula saat terjadi masa pagebluk di zaman Belanda. Saat itu, banyak masyarakat yang terserang penyakit mematikan. Bahkan, dikatakan jika ada warga yang sakit saat pagi hari, maka sorenya sudah bisa dipastikan meninggal dunia. Ditambah banyak pencuri dan perampok, sehingga timbul kekhawatiran warga setempat akan meninggal.
Hingga akhirnya ada salah sesepuh desa yang memutuskan untuk mencari "Srono" atau obat pagebluk dengan bertapa selama 1 bulan. Dari pertapaan tersebut sesepuh desa mendapatkan 6 jawaban untuk memutus berlangsungnya masa pagebluk.
"Divisualisasikan melalui teaterikal sejumlah penari yang membawa sapu lidi dan diiringi gamelan serta oklik. Menandakan warga desa sedang bersih-bersih lingkungan supaya terhindar dari pagebluk," paparnya.
Ika menerangkan, sebanyak 86 peserta yang terlibat dalam pawai budaya SD Negeri Model Terpadu. Persiapan yang dilakukan sekitar 14 hari, usai mendapat flayer dan juknis dari panitia.
"Mulai dari latihan, persiapan, riset hingga pembuatan properti besar seperti replika oklik dan pemantapan untuk perform Pawai Budaya," pungkasnya. [liz/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini