21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |   15:00 . Suwarjono: Media Lokal saat ini Tidak Baik-baik Saja, Inilah Tantangan di Tengah Digitalisasi   |   14:00 . Wakil Wamen Komdigi Nezar Patria Lantik Pengurus AMSI Jatim 2024-2028   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Menjaga Asa Sepakbola Indonesia Mendunia

blokbojonegoro.com | Wednesday, 12 October 2022 19:00

Menjaga Asa Sepakbola Indonesia Mendunia

Oleh: Hilal Nur Fuadi*

Mendung hitam saat ini sedang memayungi dunia sepak bola di Indonesia. Peristiwa kerusuhan di Kanjuruhan yang terjadi hampir dua pekan lalu telah membawa duka bukan hanya bagi seluruh masyarakat Indonesia, tetapi musibah ini telah menjadi duka dunia dimana beberapa pertandingan di liga Eropa juga turut mengheningkan cipta sebelum mereka memulai pertandingan sebagai salah satu bentuk ucapan belasungkawa atas apa yang terjadi di dunia sepakbola Indonesia. Seperti yang kita ketahui Bersama, bahwa pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan kemenangan Persebaya dengan skor akhir 2-3 ini diselenggarakan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada hari  Sabtu, 1 Oktober 2022. Setelah pertandingan usai, kerusuhan yang melibatkan para superter pun terjadi. Tidak tangung-tanggung, insiden ini menewaskan setidaknya 125 jiwa. Jumlah ini bisa saja bertambah mengingat beberapa korban hingga saat ini masih ada yang masih mendapatkan perawatan serius di beberapa Rumah Sakit. Insiden ini telah membuka mata dunia dan mengarahkan perhatiannya ke Indonesia sambal seolah menyimpan sebuah tanya, apa yang sedang terjadi dengan dunia sepak bola di Indonesia?

Apa yang terjadi ini sesungguhnya adalah sebuah ironi, insiden ini terjadi disaat masyarakat Indonesia sedang bersuka cita dan bangga atas apa yang telah berhasil ditorehkan oleh para punggawa tim Nasional. Sekedar mengingatkan saja, bahwa tahun ini Tim Nasional Indonesia U-20 berhasil lolos ke putaran final Piala Asia yang akan di gelar di Uzbekistan 1 – 18 Maret 2023. Hal yang sama juga berhasil dicatatkan oleh tim Nasional senior yang juga berhasil lolos ke Piala Asia. Catatan manis prestasi sepakbola Indonesia tidah hanya berhenti di situ, tahun ini Indonesia mengalami kenaikan peringkat yang cukup signifikan pada ranking FIFA. Saat ini tim Nasional Indonesia menempati urutan ke 152 atau naik tiga tingkat setelah pada pertandingan FIFA Matchday akhir September lalu tim Nasional kita berhasil mengalahkan tim nasional Curacao yang memiliki peringkat jauh di atas Indonesia. Satu hal lagi yang membanggakan adalah Indonesia juga akan menjadu tuan rumah Piala Dunia U-20 yang akan dilaksanakan mulai bulan Mei tahun 2023.

Alhasil, rentetan peristiwa dan torehan prestasi yang berhasil diraih oleh tim nasional sepakbola Indonesia ini sempat membumbungkan asa seluruh masyarakat Indonesia yang ingin melihat lebih jauh prestasi timnas di level Asia bahkan dunia. Sehingga sempat muncul jargon “dukung timnas mendunia” dikalangan para pecinta sepakbola tanah air.

Akan tetapi saat ini, harapan tersebut seolah menjadi sebuah harapan yang akan menemui jalan terjal dan butuh banyak tantangan untuk mewujudkannya. Pasca insiden kerusuhan di Kanjuruhan ini, ada beberapa konsekunsi yang harus diterima salah satunya adalah keputusan untuk menghentikan sejenak kompetisi liga 1. Tidak hanya sampai disitu, ancaman berupa sanksi dari FIFA selaku induk organisasi sepakbola dunia juga siap mengintai. Pasalnya, insiden yang terjadi si stadion Kanjurhan ini diwarnai dengan penembakan gas air mata di dalam stadion dan ini bertentangan dengan atauran FIFA mengenai kode keamanan (pasal 19 b) yang intinya ''Senjata atau gas pengendali massa tidak boleh dibawa atau digunakan''.  Beberapa pengamat sepakbola menganalisis bahwa ada beberapa kemungkinan sanksi yang akan diberikan  kepada Indonesia.

Beberapa alternatif sanksi yang dimaksud diantaranya : Pertama, seluruh pertandingan liga Indonesia akan dibekukan selama kurang lebih 8 (delapan) tahun berturut-turut.

Jika ancaman pertama dari sanksi FIFA benar-benar diterapkan, maka seluruh pertandingan Liga Indonesia akan dibekukan selama delapan tahun. Sebuah hukuman yang sangat berat bagi semua yang berkepentingan mulai dari pemain, pelatih, PSSI hingga pelaku ekonomi; Kedua, keanggotaan Indonesia di FIFA dicabut. Ancaman sanksi kedua ini, PSSI bisa dikeluarkan FIFA seperti saat pada 30 Mei 2015, lewat dokumen FIFA yang ditandatangani Sekjen FIFA Jerome Valcke. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa keanggotaan Indonesia di FIFA dicabut atas hasil rapat Komite Eksekutifnya di Zurich, Swiss. FIFA menjatuhkan sanksi karena menilai pemerintah Indonesia melakukan pelanggaran karena intervensi yang merupakan pelanggaran atas Pasal 13 dan 17 dari Statuta FIFA; Ketiga, Piala Dunia U-20 di Indonesia akan dibatalkan. Jatah Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 juga terancam dibatalkan oleh FIFA dengan alasan keamanan. Tragedi Stadion Kanjuruhan ini juga bisa mempengaruhi penilaian terhadap keamanan pertadingan di Indonesia. Apalagi Indonesia diagendakan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang akan digelar 20 Mei hingga 11 Juli 2022; Keempat, timnas Indonesia dilarang main di Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-20 Ancaman sanksi juga bisa menggagalkan perjuangan para pemain timnya di dua kejuaraan Piala Asia.

Pencabutan hak keikutsertaan timnas Indonesia di Piala Asia U-2023 dan piala Asia U-20 2023 bisa terjadi jika FIFA menjatuhkan sanksi.Kelima, Poin dan ranking FIFA Timnas Indonesia dikurangi. Poin timnas Indonesia juga terancam turun peringkat FIFA. Jika itu yang terjadi, Timnas Indonesia yang saat ini menempati 152 dunia kemungkinan bisa turun jauh lagi. Keenam, Kompetisi Liga Indonesia dijalankan tanpa penonton. Ini adalah sebuah bentuk hukuman yang tidak kalah berat; Ketujuh, klub Indonesia dilarang bermain di AFC Cup dan Liga Champions Asia. Klub-klub yang ada di Indonesia juga akan semakin menderika jika hukuman larangan tidak boleh tampil di AFC Cup dan Liga Champions Asia. Artinya peluang klub Indonesia untuk berprestasi tidak akan bisa diraih selama sanksi FIFA diberlakukan. Berbagai kemungkinan ancaman sanksi yang bisa saja diberikan oleh FIFA ini membuat asa masyarakat Indonesia yang sempat bergelora dan ingin melihat prestasi sepakbola Indonesia mendunia seolah kembali sirna.

Namun kita semua tidak boleh putus asa dan tetap berharap yang terbaik untuk perkembangan dan prestasi sepakbola Indonesia. Bagaimanapun, pencapaian sebuah prestasi tentu membutuhkan perjuangan dan dukungan. Peran dan dukungan suporter dalam dunia sepakbola sangat diperlukan. Ada yang mengatakan bahwa sepakbola tanpa suporter bagaikan sayur tanpa garam, bahkan saking pentingnya peran superter ini hingga ada yang mengatakan bahwa suporter adalah pemain ke dua belas dalam sebuah tim sepakbola. Namun semua itu bisa saja berbalik 180 derajat, jika suporter mendukung tim kesayangannya tidak dengan cara  yang benar termasuk melakukan tindakan-tindakan yang menyalahi aturan, maka justru dapat merugikan tim kesayangannnya bahkan bisa mempengaruhi perkembangan dan prestasi sepakbola suatu negara.

Perkembangan terbaru membuat masyarakat Indonesia sedikit bernafas lega, karena menurut kabar yang beredar, FIFA batal untuk menjatuhkan sanksi berat terhadap PSSI selaku induk organisasi sepak bola tanah air. Meski begitu tragedi Kanjuruhan telah menjadi pembelajaran bagi kita semua, jangan sampai tindakan yang sebenarnya tidak perlu untuk dilakukan bisa membuat kita kembali kehilangan asa yang sebenarnya sudah di depan mata yaitu mengawal dan mewujudkan sepakbola Indonesia mendunia.

* Penulis adalah Guru SMA Negeri 1 Gondang, Bojonegoro

Tag : sepak bola, indonesia



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat