Dampak El Nino Kemarau Tahun Ini Lebih Kering, Hingga Risiko Puso
blokbojonegoro.com | Saturday, 05 August 2023 09:00
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Musim kemarau tahun 2023 ini lebih kering dibandingkan 3 tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang terjadi di samudra.
Fenomena ini berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional, karena adanya ancaman gagal panen pada lahan pertanian tadah hujan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG, indeks El Nino pada Juli ini mencapai level moderate. Sementara IOD sudah memasuki level index yang positif.
"Fenomena El Nino dan IOD Positif saling menguatkan. Sehingga membuat musim kemarau 2023 menjadi lebih kering, dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah," ungkap Kepala Stasiun BMKG Tuban, Zem Irianto Padama.
Puncak kemarau kering 2023 diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga awal September. Dengan kondisi akan jauh lebih kering dibandingkan tahun 2020, 2021 dan 2022.
"Sepanjang musim kemarau ini, sektor pertanian juga terdampak. Terutama lahan pertanian tadah hujan yang masih menggunakan sistem pertanian tradisional," ucapnya.
Selain itu, kondisi kekeringan ini juga dapat berujung kepada bencana karhutla yang jika tidak terkendali dapat menimbulkan krisis kabut asap. Dan tentu berdampak pada kualitas lingkungan, ekonomi, sosial, hingga kesehatan masyarakat.
"Untuk mengurangi dampak tersebut, masyarakat dapat berkontribusi mulai dari menghemat penggunaan air dalam aktivitas sehari-hari. Serta menampung hujan yang masih mungkin turun sebagai cadangan air," ulasnya. [liz/mu]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini