Komite Sekolah Negeri di Bojonegoro Tarik Iuran, Begini Kata Kacabdindik Jatim
blokbojonegoro.com | Thursday, 10 August 2023 16:00
Kacabdindik wilayah Bojonegoro-Tuban, Adi Prayitno, saat memberikan keterangan (Foto : Rizki Nur Diansyah)
Reporter : Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Pungutan kepada wali murid diduga masih terjadi di salah satu Sekolah Negeri di Kabupaten Bojonegoro. Pungutan iuran dilakukan oleh Komite Sekolah, dengan nominal yang telah ditentukan. Bahkan, pada salah satu sekolah, nominalnya bikin geleng-geleng.
Seperti yang dikatakan sejumlah wali murid salah satu SMA di Bojonegoro. Mereka yang enggan disebut namanya, mengaku uang iuran yang harus dibayar besarnya bervariasi. Dari tiga sumber yang yang mengatakan, mereka iuran sebesar Rp1,5 juta sampai Rp4 juta.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdindik) Provinsi Jawa Timur wilayah Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, Adi Prayitno mengakui memang ada iuran. Iuran itu dilakukan oleh komite dengan memberikan informasi kepada orang tua siswa untuk memberikan bantuan sukarela.
“Seandainya tidak menyumbang tidak apa-apa. (Nominalnya) ditentukan atau tidak ini kesepakatan komite dan orang tua siswa,” ujarnya saat ditemui blokBojonegoro.com.
Adi menjelaskan, uang iuran tersebut, oleh Komite Sekolah didelegasikan kepada petugas yang berada di sekolah untuk melakukan penagihan. Namun, pihaknya belum mengklarifikasi kepada komite, perihal peruntukkan iuran tersebut.
“Berkaitan dengan sumbangan itu menjadi kewenangan komite. Tetapi kepala sekolah sudah dipanggil dan diberikan pembinaan, termasuk kepada komite,” jelasnya.
Lebih lanjut, Adi menegaskan, pihaknya telah melarang sekolah untuk melakukan pungutan dalam bentuk apapun kepada para wali murid, apalagi, teruntuk siswa jalur afirmasi.
“Tidak benar ada iuran yang dilakukan oleh sekolah, jika ada siswa afirmasi dan tidak mampu bisa ketemu dengan komite. Jangan sampai orang yang seharusnya disumbang, malah disuruh nyumbang,” katanya.
Adi menjelaskan, saat ini Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Bojonegoro dan Tuban juga ada gerakan orang tua asuh, yakni satu guru satu siswa. Tujuannya bukan hanya mendidik di sekolah, tapi ada pendampingan guru bagi siswa yatim piatu atau siswa afirmasi.
“Kepala sekolah dan guru harus menjadi profil pendidik Pancasila,” pungkasnya. [riz/ito]
Tag : Cabdindik, jatim, sma, Bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini