19:00 . Berjumpa Langsung dengan Para Wartawan, PJ Bupati Bojonegoro Sampaikan 3 Rencana Kerja   |   18:00 . Fokus Perbaikan Kesehatan Warga, Pemkab Bojonegoro Bangun 700 Sanitasi Limbah   |   15:00 . Pohon Besar Roboh Akibat Kebakaran, Sumur Bandung Desa Buntalan Sulit Dijangkau Warga   |   13:00 . Musim Kemarau, Tapi Kok Turun Hujan Ini Penjelasan BMKG Stasiun Meteorologi Tuban   |   19:00 . Disdag Kerjasama dengan Bulog Penuhi Ketersediaan Komoditi Beras   |   18:00 . Panen Perdana Padi Organik Desa Rahayu Jadi Pilot Project Pertamina EP Field Sukowati   |   16:00 . Dituding Bawa Pulang Aset Pemkab, Ini Kata Mas Wawan   |   15:00 . PMII Bojonegoro Kawal Tiga Terdakwa Pendemo Tambang   |   14:00 . PEPC dan Ademos Tanam 1.000 Pohon dan Edukasi Penyiraman Hemat Air Lewat Infused Water   |   13:00 . PEPC Gelar Germas Tanggap Api Edukasi Bahaya Kebakaran   |   07:00 . Cerita Desa Trate Diambil dari Nama Bunga   |   20:00 . Tak Perlu Repot Bawa Dompet, Bisa Bayar Tagihan Hingga Pulsa Lewat BRImo   |   19:00 . Belasan Tahun Warga Kayulemah ini Buka Lapak Buah Semangka, Harganya Murah   |   18:00 . Desa Sugihwaras dari Pelarian Senopati Kerajaan Mataram, Temukan Wanita Sakit Kusta   |   17:00 . Kafilah Bojonegoro Optimis Berprestasi di Ajang MTQ XXX Jawa Timur   |  
Wed, 04 October 2023
Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Tutur Kisah, Awal Mula Nama Pucangarum

blokbojonegoro.com | Wednesday, 13 September 2023 17:00

Tutur Kisah, Awal Mula Nama Pucangarum

Kontributor: Sahdan

blokBojonegoro.com - Berdasarkan kisah dari tutur sesepuh, pada zaman dahulu Desa Pucangarum belom punya nama kemudian ada sekelompok utusan Prabu Brawijaya yang dipimpin seorang Dahyang yang melakukan perjalanan mengembara lewat sungai Bengawan Solo. 

Kepala Desa Pucangarum, Hariadi menjelaskan ketika dalam perjalanan rombongan melihat keanehan bahwa sungai Bengawan Solo bercabang dan ada gundukan tanah, sejumlah 3 seperti pulau yang dikelilingi oleh Bengawan Solo. "Lahu ia berhenti digundukan tanah tersebut dan memutuskan untuk berhenti dan menetap sementara dari ke 3 gundukan tanah tersebut masih berupa hutan sehingga diputuskan mulai babat alas dari gundukan tanah bagian selatan yang tekstur tanahnya berupa lumpur tetapi tidak seberapa dalam atau dalam bahasa Jawanya, Embte cetek sehingga sampai sekarang terdapat semacam punden," ungkapnya.

Kemudian setelah dari gundukan bagian selatan melanjutkan perjalanan ke utara sesampainya dipertengahan antara gundukan yang paling selatan dan 3 gundukan sebelah Utara rombongan tersebut dibagi menjadi dua. "Satunya ke arah utara atau lor kilon dan satunya lagi ke arah lor etan untuk menandai tempat berpisah dinamai Serrut yang artinya tempat terpisah yang sampai saat ini dikenal warga

"Serrut itu merupakan tempat berpisahnya rombongan Dahyang utusan Prabu Brawijaya," ungkap Hariadi saat ditemui awak media

Setelah selesai melakukan babat alas akhirnya 2 kelompok tersebut sepakat untuk bertemu dan musyawarah digunakan tanah yang berada di Lor Etan yang dipimpin oleh Dahyang. Dan pertemuan tersebut membicarakan berbagai hal dan menyepakati nama dari masing-masing gundukan tanah Lor Kulon karena aliran tanah tersebut mengarah ke Bengawan Solo kelompok babat Lor Etan maka mereka sepakat memberi nama Losari.

Sedangkan kelompok Lor Etan sepakat memberi nama Pucang karena di tempat itu terdapat banyak pohon Jambe. Perbedaan pendapat antara kedua kelompok tersebut terkait nama sampai meninggalnya Dahyang yang dikuburkan di Pucang yang akhirnya tempat tersebut dijuluki Mbah Meriah.

"Sampai meninggalnya Dahyang utusan Prabu Brawijaya belom ada kesepakatan terkait nama," imbuhnya.

Beberapa abat kemudian muncul seorang pemimpin yang bernama Benu Untung yang mempunyai gagasan untuk menghubungkan antara ketiga tempat antara Losari, Pucang dan belahan genangan air yang becek pertama muncul gagasan membuat jembatan atau Titian, kemudian diajaklah 3 kelompok menebang pohon Jambe sebagai jembatan bahasa jawanya Titian, sehingga sewaktu-waktu rombongan itu mencium bau yang sangat wangi sehingga sebagian kelompok yang tidak mau ikut berbondong-bondong karena penasaran pada pristiwa itu dengan kedandadapan semua warga. 

Pada akhirnya semua jembatan kecicil atau Titian yang dalam bahasa jawanya dikenal dengan "Wot " maka mereka sepakat menggabungkan untuk membentuk suatu desa yang pimpin oleh Benu Untung berawal dari banyaknya pohon Jambe yang bunganya wangi maka timbulah nama pucan Wangi mereka berpikir bahwa nama tersebut terlalu kasar maka diganti dengan Arum kemudian kalau digabungkan oleh Benu Untung yaitu Pucangarum.

"Berdasarkan hasil kesepakatan berawal membuat jembatan sehingga mendapatkan kesepakatan nama Desa Pucangarum," tutup Hariadi Kepala Desa Pucangarum. [sah/lis]

 

Tag : Tutur, kisah, desa



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat