Tutur Sesepuh
Asal Usul Desa Woro Kecamatan Kepohbaru
blokbojonegoro.com | Sunday, 29 October 2023 15:00
Kontributor: Sahdan
blokBojonegoro.com - Desa Woro, yang terletak di Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro, memiliki kisah asal usul yang unik yang hingga saat ini masih menjadi bagian penting dalam sejarah dan identitas masyarakatnya.
Menurut cerita sesepuh Desa Woro, pada zaman penjajahan Belanda, desa ini belum memiliki nama. Saat itu, pasukan penjajah Belanda sering melakukan patroli di daerah sekitar desa. Ketika suara mobil tank penjajah terdengar di perbatasan desa, warga setempat merasa cemas dan prihatin. Mereka tahu bahwa serdadu Belanda sering menangkap penduduk pribumi untuk dijadikan budak dan dipaksa bekerja rodi, sehingga ketakutan pun menyelimuti mereka.
Pada tahun-tahun berikutnya, sekelompok warga pribumi berkumpul untuk membahas bagaimana menghadapi kemungkinan kedatangan penjajah Belanda. Karena pada masa itu, alat komunikasi yang modern belum ada, salah satu dari mereka memiliki gagasan brilian. Mereka memutuskan untuk menyiapkan kentongan di setiap rumah sebagai tanda peringatan. Ketika penjajah Belanda datang, kentongan-kentongan ini akan dibunyikan sebagai woro-woro, sebagai isyarat bahaya.
Tindakan ini membuktikan keberanian dan kecerdikan warga Desa Woro. Ketika serdadu Belanda tiba, warga dengan segera memukul kentongan-kentongan mereka untuk mengingatkan semua penduduk untuk meninggalkan rumah demi keselamatan mereka. Salah satu tentara dari Kerajaan Mataram yang tinggal di sana akhirnya diangkat sebagai pemimpin, dan dia mengatakan, "Deso iki takarani Deso Woro," yang berarti "Desa ini dinamai Desa Woro" dalam bahasa Jawa.
Kepala Desa Woro, Ahmad Awaludin, yang akrab disapa Mas Alut, mengungkapkan, "Awalnya, berawal dari sekelompok warga masyarakat yang berkumpul di perbatasan desa pada zaman penjajahan, mereka mencari cara untuk melindungi diri dari kemungkinan penangkapan oleh penjajah. Ide membuat kentongan sebagai woro-woro menjadi kunci keamanan mereka."
Sekretaris Desa Woro, Puji Lestari, menekankan pentingnya memahami kondisi geografis Desa Woro dalam perencanaan pembangunan dan penyelesaian masalah masyarakat. Desa Woro terletak 7 km ke arah utara dari kantor Kecamatan Kepohbaru, dan memiliki luas wilayah sekitar 226 hektar.
Desa Woro berbatasan dengan Desa Tlogorejo di sebelah utara, Desa Nglumber di sebelah selatan, Desa Sumberagung di sebelah barat, dan Desa Bumirejo di sebelah timur.
Desa Woro terbagi menjadi tiga dusun: Dusun Woro, Ngujo, dan Dusun Sidonganti. Terdapat 14 RT dan 3 RW di desa ini, dengan jumlah penduduk sekitar 2.610 jiwa, terdiri dari 1.332 penduduk perempuan dan 1.331 penduduk laki-laki.
Penting untuk dicatat bahwa seperti desa-desa sekitarnya, Desa Woro juga sangat tergantung pada iklim, dengan mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani.
Desa Woro, dengan cerita asal usulnya yang membangkitkan semangat kebersamaan dan keberanian, terus berkembang dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah dan budaya Kabupaten Bojonegoro. [sah/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini