15:00 . Desa Pilanggede Ikuti Penilaian Gotong Royong Tingkat Provinsi Jawa Timur   |   10:00 . Naik Bus Si Mas Ganteng, di Bojonegoro Enaknya Ngapain Saja?   |   09:00 . Kusnanto, Petani Bojonegoro yang Konsisten Menjaga Keselamatan demi Keberlanjutan   |   08:00 . Ulama Dukung GAYATRI, Inovasi Strategis Pemkab Bojonegoro: Lebih Maslahat daripada Bantuan Konsumtif   |   16:00 . Bau Tembakau PT Sata Tec Kembali Menyengat, Puluhan Pelajar di Bojonegoro Mengeluh   |   14:00 . Kacabdindik: Inagurasi Boleh, Tapi Bukan Wisuda Purnawiyata di Luar Lembaga   |   13:00 . Kacabdindik Wilayah Bojonegoro-Tuban: Dengan Alasan Apapun, Ijazah Tak Boleh Ditahan   |   11:00 . Gowes Bareng Bupati dan Wabup Bojonegoro di HUT ke 35 Perumda Air Minum   |   10:30 . Bojonegoro Adem di Konfercab XI PC Fatayat NU   |   10:00 . Wabup hingga DPRD Jatim Sidak SMA Negeri di Bojonegoro atas Dugaan Penahanan Ijazah   |   09:00 . Fauzan Fuadi Isi Diskusi Publik di Konfercab PC Fatayat NU   |   08:00 . PC Fatayat NU Bojonegoro Gelar Konfercab XI   |   07:00 . Tingkatkan Kesejahteraan Lansia, Pemkab Bojonegoro Rancang Program Pendampingan Lansia Sebatang Kara   |   06:00 . Top Up WeTV, Viu, Vidio via BRImo: Nonton Drama Korea Sepuasnya!   |   22:00 . Nurul Azizah dan Cantika Wahono Dorong Perempuan Bojonegoro Jadi Penggerak Inovasi dan Edukasi Kesehatan   |  
Tue, 15 April 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Kisah Pemuda Bojonegoro Terima Beasiswa LPDP Double Degree di Malaysia

blokbojonegoro.com | Thursday, 09 May 2024 20:00

Kisah Pemuda Bojonegoro Terima Beasiswa LPDP Double Degree di Malaysia

Reporter : Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com - Bagi Yahya Fuad pemuda asal Desa Pagerwesi, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, tujuan utama pendidikan bukanlah pengetahuan, tetapi tindakan.

Rupanya stigma buruk yang dikatakan bahwa orang desa tidak mampu bersaing dengan orang kota besar, bahkan skala Internasional, tentu stigma tersebut harus diubah dan yakin bahwa orang desa bisa berkontribusi di kancah internasional.

Dengan semangat dan tekad yang kuat, Alumnus S-1 Ekonomi Syariah UIN Sunan Ampel ini memiliki impian untuk mengejar pendidikan di Timur Tengah. Namun terhalang oleh dinding ekonomi dan jarak yang menjadi kekhawatiran orang tua.

"Dulu emang target bisa S-2 jalur beasiswa, setelah lulus S-1 selama 3.5 tahun dan Alhamdulillah mendapatkan predikat cumlaude. Saya langsung daftar S-2," kenang Yahya Fuad, kepada blokBojonegoro.com.

Lolos Beasiswa Lewat Program LPDP Double Degree

Beruntungnya, ada program beasiswa baru dari Kementerian Agama kala itu berupa Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB). Dimana program pendanaan ini bersumber dari LPDP BIB Kementerian Agama Republik Indonesia. Skema beasiswa double degree, atau lulus dengan dua gelar dari kampus dalam dan luar negeri lewat Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI).

"Di Indonesia Universitas Islam Sunan Ampel jurusan Ekonomi Syariah, lalu di Universiti Utara Malaysia (UUM) Double Degree Master in Islamic Finance and Banking," ungkap Pemuda asal Trucuk.

Kepada blokBojonegoro.com, ia bercerita awalnya mengikut seleksi beasiswa LPDP harus melewati beberapa tahapan. Pertama berupa berkas administrasi, lalu psikologi dan psikotes hingga wawancara yang mana harus dilalui kurang lebih 2 bulan dan dinyatakan sebagai penerima beasiswa.

"Setelah dinyatakan lolos, ada kelas pendalaman bahasa inggris selama 2 bulan. 1 bulan online dan 1 bulan kedua offline di Jakarta namanya English Preparation Program (EPP)," cerita Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya.

Tiba di Malaysia Rasakan Kultur Berbeda

Yahya sapaan karibnya mengaku, baru tiba di Malaysia dan mulai studi di Universiti Utara Malaysia (UUM) sekitar bulan Mei. Setiba di Malaysia, ia merasakan kultur yang berbeda dan cukup unik.

"Kalau di Malaysia itu kultur mosaik, pengaruh Tionghoa, India dan Melayu asli. Suku Melayu merupakan kelompok etnis terbesar, dan bahasa Ibu Melayu," ujarnya.

Berharap Ciptakan Kolaborasi Internasional dan Ubah Stigma Buruk Anak Desa

Pemuda asal Trucuk ini berharap, usai mendapatkan beasiswa double degree ini bisa menciptakan kolaborasi internasional. Dan berharap agar dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan tepat waktu. Terlebih kini, ia harus melalui penelitian dengan dua topik yang berbeda di dua kampus yang berbeda.

"Di Indonesia 1 tahun berupa tesis, di Malaysia 1 tahun penelitian berupa papper. Motivasi utama adalah keluarga, dan kunci utama doa orang tua," imbuhnya.

Meski begitu, Fuad mengaku ini merupakan langkah yang baik untuk menambah pengalaman dan jaringan. Dengan mengikuti program double degree ini juga berharap memiliki peluang kolaborasi internasional di bidang riset dan akademik.

"Sehingga dapat membangun peluang kolaborasi internasional nantinya, terutama di bidang riset dan akademik. Stigma buruk yang dikatakan orang desa tertinggal, orang miskin tidak bisa kuliah itu tidak ada. Selagi masih ada doa dan usaha," bebernya. [liz/mu]

 

Tag : Pemuda bojonegoro, mahasiswa, beasiswa



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat