Reporter: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Sebanyak 33 desa di Kabupaten Bojonegoro bakal memiliki mobil siaga. Hal ini, merupakan misi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dalam menuntaskan seluruh desa agar memiliki kendaraan siaga tersebut.
Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, mengungkapkan, total anggaran yang digelontorkan pada program melalui bantuan keuangan khusus desa (BKKD) ini, mencapai Rp10 miliar.
Hal itu disampaikan Wabup Nurul pada kegiatan sosialisasi penerimaan BKKD yang dihadiri oleh perwakilan Kejaksaan Negeri (Kejari), Polres Bojonegoro, para camat, Asisten Daerah (Asda), Pj Sekretaris Daerah (Sekda), serta Kepala Desa penerima bantuan.
“Tentu pesannya, lakukan pembelian ini secara aturan dan jangan sampai ada yang salah,” ujar Nurul Azizah, Kamis (30/10/2025).
Mantan Sekda Bojonegoro itu menjelaskan, program mobil siaga desa ini menjadi pelengkap dari distribusi bantuan tahun 2022 lalu, di mana sebanyak 386 desa sudah lebih dulu menerima BKKD untuk pengadaan mobil serupa.
“Artinya, 33 desa ini merupakan sisa dari total desa di Bojonegoro yang belum memiliki fasilitas tersebut,” jelasnya.
Program ini, lanjut Wabup, bertujuan memperkuat layanan masyarakat, terutama dalam akses kesehatan dan kebutuhan mendesak di pedesaan.
Pada tahun anggaran 2025, Pemkab Bojonegoro diketahui mengalokasikan BKKD total sebesar Rp806 miliar untuk 428 desa. Hanya dua desa di wilayah Kecamatan Bojonegoro—Kauman dan Sukorejo—yang tidak mendapatkan bantuan.
“BKKD ini untuk seluruh desa, hanya Kauman dan Sukorejo (Kecamatan Bojonegoro) yang tidak mendapatkan,” beber perempuan asal Desa Sumbertlaseh, Kecamatan Dander ini.
Ia juga mengingatkan para kepala desa agar cermat dalam pengelolaan dana bantuan. Nurul mewanti-wanti kepada seluruh pihak yang terlibat agar kejadian lalu tidak terulang pada pengadaan mobil siaga tahun anggaran 2025 ini.
“Para Kepala Desa sebagai penerima BKKD harus menjalankan proses pengadaan mulai dari asistensi, perencanaan pencairan hingga lelang sesuai aturan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari,” pesannya.
Sementara itu, salah satu desa penerima BKKD Mobil Siaga tahun ini yakni Desa Kepohkidul, Kecamatan Kedungadem. Kepala Desa Kepohkidul, Samudi, mengaku saat ini masih menyiapkan pengajuan anggaran untuk pengadaan kendaraan tersebut.
“Saat ini masih menyusun anggaran,” ungkapnya.
Samudi menambahkan, pihaknya juga sudah mengumumkan rencana pengadaan mobil siaga itu kepada warga melalui status WhatsApp pribadinya. Hal ini, lanjutnya, menjadi bentuk transparansi kepada warga.
“Setelah tak pakai status, warga ku banyak yang suka dengan mobil Luxio, rencananya itu (yang akan dibeli),” terangnya.
Menurut Kades yang akrab disapa Mbah Gundul ini, keberadaan mobil siaga sangat dibutuhkan karena jarak antara desa dan fasilitas kesehatan (faskes) setempat cukup jauh.
“Secara geografis, desa kami memang sangat membutuhkan mobil siaga untuk pelayanan masyarakat,” pungkasnya.
Untuk diketahui, pada proses pengadaan BKKD mobil siaga tahun 2022 yang diberikan kepada 386 desa terdapat penyimpangan. Sehingga Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro menetapkan lima tersangka, dari pihak dealer penyedia kendaraan dan seorang kepala desa. Pada kasus dugaan tindak korupsi ini, negara mengalami kerugian senilai Rp5,3 Miliar. [riz/mad]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published