15:00 . 1.543 Calon Jemaah Haji Bojonegoro Ikuti Manasik Haji   |   14:00 . Jelang Pilkada Bojonegoro, PKS Rapatkan Barisan   |   13:00 . Dramatis, Petugas Damkar Dihadang Anjing saat Hendak Evakuasi Jasad Majikan   |   12:00 . Inilah Pemenang Duta Pemuda Pelopor Kabupaten Bojonegoro Tahun 2024   |   11:00 . Ikrar Setia ke NKRI, Napi Teroris di Lapas Bojonegoro Dibebaskan Bersyarat   |   18:00 . HPN 2024, PWI Bojonegoro Gelar Seminar Literasi Media dalam Mengawal Clean and Good Governance   |   13:00 . PJ Bupati Adriyanto Launching Program Paman Sehati   |   12:00 . Penambang Pasir di Bojonegoro Ditemukan Meninggal di Bawah Jembatan Kare   |   09:00 . Berikut ini Nama Finalis Seleksi Duta Pemuda Pelopor Bojonegoro Tahun 2024   |   15:00 . Sudahkah Pancasila sebagai Pondasi Pendidikan Selaras dengan Implementasinya   |   13:00 . Bojonegoro Jadi Tuan Rumah Pertemuan Rutin PKK, DWP, Perwosi se-Bakorwil II   |   17:00 . Perahu Penambang Pasir di Bojonegoro Tenggelam, Satu Penumpang Hilang   |   15:00 . 44 Peserta Ikuti Seleksi Duta Pemuda Pelopor Tahun 2024   |   13:00 . 106 Kontingen LKS Bojonegoro-Tuban Bertarung di Provinsi   |   10:00 . Sukses Gelar Ramadan Heppiii, Kartar di Bojonegoro Bangun Fasum hingga Turnamen ML   |  
Fri, 26 April 2024
Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Pendidikan yang Sakit, Menghasilkan Orang Pintar Tak Terdidik

blokbojonegoro.com | Friday, 10 January 2020 08:00

Pendidikan yang Sakit, Menghasilkan Orang Pintar Tak Terdidik

Oleh: Davideko

Pendidikan sebagai jembatan dalam mencerdaskan generasi bangsa memiliki peranan yang begitu penting dalam kemajuan sebuah Negara. Apabila masyarakat memiliki pendidikan yang lebih baik maka kemajuan berpikir setiap orang pasti akan berkembang, sehingga orang mampu menyumbangkan ide atau gagasannya sebagai bentuk memajukan sebuah Negara. 

Pendidikan merupakan bekal yang paling utama dalam sebuah kehidupan setiap orang. Yang mana dengan pendidikan seseorang mampu membedakan mana yang baik dan buruk, dan mana yang boleh dilakukan dan tidak. Akan tetapi saat ini kondisi pendidikan sangat memprihatinkan, pendidikan hanya menghasilkan orang pintar bukan orang terdidik.

Saat ini banyak sekali terjadi tindakan-tindakan yang memalukan di negeri ini sepertihalnya korupsi, suap dan masih banyak lagi yang terjadi lainnya. Namun anehnya para pelaku tindakan tersebut adalah para orang-orang pintar yang bergelar sarjana. Ketika kita melihat kejadian-kejadian seperti ini kerap terjadi sepertinya ada yang salah dengan pola pendidikan formal di Indonesia. 

Pola pendidikan saat ini hanyalah menjadikan seseorang sebagai juara di ajang kompetisi, mereka selalu diiming-imingi oleh masa depan yang cerah dan mampu mendapatkan pekerjaan dengan upah yang sangat besar.

Para siswa ataupun mahasiswa sepertihalnya sedang mengikuti sebuah kompetisi pacuan kuda yang pada akhirnya siapa yang mampu sampai ke garis finis duluan mendapatkan hadiah sebagai juara. Seperti halnya seorang mahasiswa yang terus terobsesi untuk cepat lulus dan sehingga mampu mendapatkan kerja yang layak. Tetapi semua itu tidak bias direncanakan, banyak sekarang pengangguran dari kalangan orang-orang yang terpelajar. 

Pendidikan sejatinya membebaskan akal pikiran seseorang bukan hanya mendoktrinasi untuk menjadikan mereka semua sebagai mental pekerja. Dengan mengutip kata-kata Louis O. Kattsoff, bahwa “kebebasan akali hanya terjadi melalui pendidikan yang bebas berdasarkan penyelidikan kefilsafatan”.

Pendidikan bukan hanya menjadikan seseorang pandai tapi lebih tepatnya membebaskan pikiran mereka untuk selalu berfikir secara universal, sehingga mereka mampu berkreatifitas tanpa adanya sebuah batasan. Ketika seseorang mampu berpikir secara luas dan mampu mengaktifkan kreatifitasnya maka mereka tidak hanya menjadi seorang pekerja. Karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda, dan ketika pendidikan memiliki tujuan yang sama maka kemungkinan itu hanya terjadi kepada satu dua orang saja.

Terlebih lagi pendidikan moral saat ini menjadi penting. Orang yang pintar belum tentu memiliki budi pekerti yang baik. Akibatnya orang-orang yang pintar tersebut malah menjadi orang-orang yang bejat, maling dan penindas kaum yang lemah. Padahal yang seharusnya merekalah yang menjadi penolong dan pemimpin yang baik untuk menciptakan kemaslahatan bagi orang banyak.

Penanaman moral sejak dini sangatlah penting, terlebihnya kepada guru yang kebanyakan waktu siswa lebih banyak dihabiskan ketika mereka menuntut ilmu. Oleh karena itu, system pendidikan yang ada saat ini perlu dikaji ulang, dengan tidak hanya mementingkan hasil, tetapi lebih mementingkan suatu proses untuk mencapai suatu keberhasilan agar tidak lagi mencetak orang-orang pintar yang memintari, bukannya orang-orang pintar yang mendidik. 

Tag : Pendidikan, pintar, terdidik



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

  • Monday, 19 February 2024 20:00

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG Perwakilan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina mengunjungi kantor redaksi blokBojonegoro.com (Blok Media Group/BMG), di BMG CoWorking Space, Jalan Semanding-Sambiroto, Desa Sambiroto, Kecamatan...

    read more

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat