Tekan Populasi Tikus, Pemdes Cangakan Kanor Dirikan Rubuha
blokbojonegoro.com | Tuesday, 03 September 2019 17:00
Pengirim: Iskak Riyanto*
blokBojonegoro.com - Hama tikus memang merugikan petani. Ia menyerang tanaman padi mulai persemaian sampai menjelang panen. Bahkan hasil panen yang sudah disimpan di rumah tidak luput dari seranganya.
Petani Desa Cangakan Kecamatan Kanor saat ini mulai menyemai benih padi lagi. Untuk antisipasi serangan "Cah bagus", sebutan hama tikus, Kelompoktani, HIPPA dan Pemdes mendirikan Rumah Burung Hantu (Rubuha) di tengah persawahan.
Sasmito, salah satu petani desa setempat mengatakan sangat senang dengan pendirian Rubuha di sekitar sawahnya. Ia berharap serangan hama tikus bisa berkurang.
"Alhamdulillah Cangakan sudah ada Rubuha, semoga musim tanam nanti serangan hama tikus berkurang," kata Lek To.
Sementara itu Kepala Desa Cangakan, H. Djamil mengaku dulu sebagian petani mengendalikan tikus dengan obat dan setrum listrik. Tetapi, penggunaan listrik juga membahayakan apalagi saat malam petugas HIPPA dan petani menjaga sawahnya masing-masing.
"Akhirnya musyawarah dalam pencegahan tikus dengan Rubuha. Secara tradisi zaman dulu ketika dikasih tempat burung hantu tikus akan takut karena makanan burung hantu tersebut tikus. Dan keamanan lebih menjamin," kata H. Djamil, Senin (2/9/2019).
Menanggapi tentang maraknya pendirian Rubuha saat ini, Kepala Seksi SDM Dinas Pertanian Bojonegoro, Djoko PW mengatakan, pendirian Rubuha di Desa Cangakan, Kecamatan Kanor patut diapresiasi dan ditiru oleh desa-desa yang ada di sekitarnya, karena mengendalikan dan menekan populasi tikus di lahan sawah dengan memanfaatkan musuh alami yaitu burung hantu sangat efektif dan efisien.
"Memang banyak jenis burung hantu tetapi yang menjadi predator tikus adalah Tyto Alba. Perlu diketahui bahwa kemampuan Tyto Alba dalam menyantap tikus bisa mencapai 10 ekor semalam. Dan Tyto Alba merupakan hantu bagi tikus, sehingga secara insting tikus akan menghindar dari tempat yang disitu ada Tyto Alba," kata Djoko PW, Selasa (3/9/2019).
Djoko melanjutkan, Tyto Alba akan keluar dari sarangnya menjelang malam, dia keluar dari sarangnya dan terbang ke pohon di dekat sawah dan merendah sambil mengintai tikus, kemudian dengan gerakan yang cepat akan menerkam tikus dengan kuku yang tajam sampai tikus tidak berdaya kemudian dipatuk dengan paruhnya dibawa terbang ke sarangnya untuk dilahap.
"Di lapangan menunjukkan bahwa pengendalian tikus dengan Tyto Alba lebih efektif dibanding dengan menggunakan Rodentisida.
Saat Rubuha sudah dihuni sebaiknya petani tidak mengumpan tikus dengan racun kontak karena saat tikus makan umpan dan tikus dimakan Tyto Alba maka Tyto Alba akan ikut mati," sambung Djoko PW, yang juga seorang mubaligh itu.
"Selamat berjuang sahabatku petani Desa Cangakan untuk menekan populasi tikus, semoga ikhtiarnya mendapatkan hasil sesuai dg harapan," ujar Djoko PW lagi.
*PPL Disperta Bojonegoro.
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini