Asa Produsen Arang di Pinggiran Hutan
blokbojonegoro.com | Thursday, 02 July 2020 12:00
Kontributor: Herman Bagus
blokBojonegoro.com - Arang kayu dahulu jamak digunakan masyarakat sebagai bahan bakar untuk berbagai keperluan.
Saat ini, arang sudah semakin jarang dipakai karena tergusur oleh BBM.
Tak ayal, produsen arang pun kini jarang ditemui, namun bukan berarti tak ada. Warga pinggiran hutan di selatan Bojonegoro masih memproduksi arang. Seperti yang tampak di Desa Nglampin, Kecamatan Ngambon. Warga memproduksi arang secara tradisional di ladang dekat hutan.
Seperti yang dilakukan Waris (67), pria ini sudah bertahun-tahun menekuni usaha pembuatan arang.
Saat ditemui, dirinya tengah sibuk memantik bara api untuk pembuatan arang. Kayu-kayu mentah tersusun sedemikian rupa di depannya. Dia memanfaatkan kayu tunggak di ladang bekas hutan untuk membuat arang kayu.
"Arang kayu ini dari kayu tunggak bekas pembalakan liar tempo dulu, ya hitung hitung sambil membersihkan ladang biar mudah kalau cocok tanam," katanya.
Proses pembuatan arang yang dilakukannya terbilang sederhana dan sangat tradisional. Kayu-kayu tunggak disusun sedemikian rupa dan berjarak rapat membentuk semacam bentuk kubus dengan celah sempit di bagian bawah.
Celah ini berfungsi sebagai tungku pembakaran utama untuk tempat api berkobar dan membakar kayu. Durasi pembakaran yang cukup panjang mengharuskan api tetap menyala tanpa jeda. Pecahan kayu beragam ukuran dan bentuk berwarna hitam pun dikeluarkan dari dalam abu.
''Kami biasa menjual dua minggu sekali setelah mendapatkan 5 karung. Setiap karungnya berisi 20 kilogram arang,'' tuturnya.
Tiap karungnya dijual dengan harga Rp50.000 hingga Rp60.000 kepada pengepul. [her/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini