19:00 . Diduga Tak Netral, PMII Bojonegoro Minta Ketua Bawaslu Mundur   |   17:00 . Beredar Foto Ketua Bawaslu Bojonegoro Berkaos PDI-P, Benarkah?   |   15:00 . 5 Tersangka Korupsi Mobil Siaga Bojonegoro Segera Disidang   |   06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   19:00 . Pj Adriyanto : Pasar Hewan Bisa Menjadi Tujuan Wisata Dan Edukasi   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Alih Usaha Jual Layangan Berkah di Tengah Pandemi

blokbojonegoro.com | Sunday, 23 August 2020 12:00

Alih Usaha Jual Layangan Berkah di Tengah Pandemi

Reporter : Muhammad Qomarudin

blokBojonegoro.com - Meski menjadi hal  yang menakutkan, ternyata di balik pandemi Covid-19, sebagian orang  mampu menghadapinya dengan mencari peluang alih usaha. Salah satunya dilakukan Ahmad Khoirul Umam, seorang pedagang keliling.

Warga Desa Temu, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro ini awalnya bekerja sebagai pedagang keliling  menjajakan pentol bakar, sosis dan siomay. Namun, semenjak mulai merebaknya Virus Corona pada Februari lalu, dia libur total berjualan.

Pria kelahiran 23 tahun lalu ini terpaksa tidak berjualan lagi, lantaran tempat ia biasa berjualan yaitu di sekolahan ataupun tempat mengaji (Diniyah) libur. Bahkan dengan diterapkanya sistem pembelajaran online untuk anak sekolah, semakin membuatnya kebingungan untuk membantu ekonomi keluarganya.

Akhirnya, dia memutuskan menggeluti  usaha musiman yakni berjualan layang-layang. Dengan usaha yang digelutinya setiap musim kemarau ini, ia mampu mendapatkan Rp200 ribu setiap harinya dari membuat layang-layang.

"Sebelumnya saya berjualan keliling, tetapi semenjak sekolah dan tempat mengaji diliburkan karena adanya pandemi virus Corona saya kebingungan dan kebetulan usaha layangan yang saya geluti sejak tahun 2010 lalu, alhamdulillah ramai pemesan dan pembeli," ujarnya, Minggu (23/8/2020).

Pria yang akrab disapa Umam ini mengaku, setiap harinya ia mendapat pesanan 20 sampai 30 rangkai layangan Sawangangan (Suwangan). Setiap rangkainya ia jual seharga Rp10 untuk satu rangkai dan Rp30 ribu sampai Rp100 ribu untuk layangan yang sudah jadi, tergantung ukuran.

Untuk pembeli, sambung Umam kebanyakan berasal dari luar Kecamatan, seperti Sumberrejo, Balen, Baureno, Kalitidu dan Kanor sendiri. Bahkan sempat akan ada pembeli dari Kabupaten Lamongan, yang akan memesan, tetapi dibatalkan lantaran jarak yang dirasa terlalu jauh.

"Saya mulai membuat layangan pada akhir Bulan Juli lalu dan memasarkanya melalui online, sehingga banyak pembeli dari luar kecamatan yang memesan," imbuh Umam.

Anak pasangan dari Kastari dan Mariatun ini mengungkapkan, imbauan dari pemerintah untuk tetap di rumah saja dan pendidikan secara daring menyebabkan banyak anak-anak atapun orang dewasa yang membeli layangan darinya. Bahkan, untuk memenuhi pesanan yang ia terima, Umam mengajak Kastari sang bapak, untuk membuatnya.

Untuk membuat satu rangkai layang-layang, Umam mengatakan membutuhkan waktu sekitar 30 menit, dari memotong bambu hingga merangkainya menjadi rangka layangan. Dalam pembuatan layang-layang, menurut Umam, tidak ada kesulitan, tetapi membutuhkan ketelatenan untuk merangkai maupun mengukurnya.

"Kalau rumit itu sudah pasti, karena harus menyamakan antar sisinya maupun ketebalan rankanya dan juga pemasangan kertas ataupun plastik untuk dasaranya agar bisa terbang," tutur pria tiga bersaudara ini.

Sementara itu, Ayah Umam, Kastari mengaku bersyukur dengan banyaknya pemesan maupun pembeli layang-layang kepada anaknya. Pria 50 tahun ini mengaku, sampai membantu anaknya untuk memenuhi pesanan dari para pembeli.

"Kalau tahun-tahun sebelumnya saya tidak ikut membantu, tetapi pada tahun ini saya ikut membantu karena banyak pesanan," sambung Kastari.

Pria yang bekerja sebagai petani ini juga turut bercerita tentang ekonomi keluarganya di tengah pandemi virus Corona. Akan tetapi, ia tetap bersyukur dengan apa yang diberikan tuhan kepada dirinya dan keluarganya.[din/col]











Tag : Harga, omzet, layangan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat