Ingin Menyusui Saat Puasa, Ini yang Mesti Diperhatikan
blokbojonegoro.com | Friday, 16 April 2021 07:00
Reporter: -
blokBojonegoro.com - Meski mendapatkan kelonggaran untuk boleh tidak berpuasa selama bulan Ramadhan, tak sedikit ibu menyusui yang tetap ingin melaksanakan ibadah ini banyak alasan.
Namun, ternyata masih banyak ibu menyusui yang bertanya apakah berpuasa aman bagi ibu maupun bayi yang disusui? Mengingat, saat berpuasa, tubuh lebih banyak kehilangan cairan karena perubahan pola makan dan tidur.
Menjawab hal tersebut, dokter spesialis anak Rumah Sakit Hermina Podomoro, Lucy Amelia mengungkap jika ada hal yang harus diperhatikan, khususnya soal nutrisi saat sahur dan berbuka puasa saat seorang ibu menyusui memutuskan untuk berpuasa.
"Apa yang ibu makan akan memengaruhi nutrisi yang terkandung dalam ASI. Kalau kita berbicara tentang puasa tentunya ada pembatasan nutrisi. Makan yang tadinya 3-4 kali, kemudian hanya jadi sahur dan buka puasa saja. Makanya kita harus benar-benar harus mengatur nutrisi yang ibu menyusui konsumsi supaya ASInya berkualitas," jelasnya dalam Live Instagram bersama Orami, Rabu (14/4/2021).
Nah, berikut beberapa tips yang bisa ibu menyusui ikuti ketika berpuasa dari dr. Lucy.
1. Perhatikan kebutuhan mikronutrien dalam tubuh
Penelitian mengungkap bahwa jumlah makronutrien (protein, karbohidrat dan lemak), kata dr. Lucy sebenarnya tidak terlalu berpengaruh ketika ibu menyusui berpuasa.
Namun, hal yang terdampak justru pada mikronutrien, di mana kadar vitamin dan mineral menjadi lebih rendah saat ibu menyusui berpuasa. Nah untuk menyiasatinya, ibu menyusui bisa mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin dan mineral atau suplemen tambahan jika khawatir apa yang dikonsumsi tidak dapat mencukupi kebutuhan itu.
2. Konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah
Ada beberapa trik yang harus ibu menyusui lakukan untuk mengatur agar kadar glukosa tidak terlalu rendah saat berpuasa. Jadi, kata dia, saat sahur, selain mencukupi kebutuhan karbohidrat, pilihlah makanan yang memiliki indeks glikemik yang rendah.
Indeks glikemik rendah adalah angka yang menunjukkan rendahnya kecepatan unsur karbohidrat dalam makanan untuk diubah menjadi glukosa sebagai energi.
"Semakin tinggi indeks glikemik, maka kemampuan gula darah di dalam tubuh semakin meningkat itu semakin tinggi. Ketika kadar gula darah itu tinggi, maka akan diubah oleh hormon insulin dalam tubuh dan akan disimpan. Nah ini yang akan berbahaya. karena nanti di siang hari, kadar glukosa akan turun drastis," jelas dr. Lucy.
Jadi, saat sahur, bisa konsumsi makanan seperti beras merah, oatmeal, hingga beras merah. Serta buah-buahan yang banyak mengandung air seperti pir, kiwi, tomat hingga apel. Jangan lupa pula protein hewani, seperti daging, telur, ikan, hingga ayam.
3. Tingkatkan asupan air
Saat tidak berpuasa, kebutuhan air ibu menyusui minimal minum 8 gelas sehari. Nah, saat berpuasa, dr. Lucy menyarankan agar tingkatkan menjadi 10-12 gelas sehari.
Namun, perlu diingat untuk mengonsumsinya secara bertahap, jangan sekaligus secara langsung. Misalnya, dibagi menjadi beberapa kali di waktu berbuka dan sahur.
4. Hindari makanan yang membuat haus
Ketika sahur, sebaiknya kata dia ibu menyusui hindari makanan yang bisa menimbulkan rasa haus, seperti gorengan, makanan pedas atau yang bersantan.
Selain menimbulkan rasa haus yang panjang, biasanya makanan ini juga bisa membuat perut terasa tidak nyaman.
5. Berbuka dengan makanan yang dapat meningkatkan kadar gula darah
Berbeda dengan sahur disarankan mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah, saat berbuka puasa ibu menyusui justru disarankan untuk berbuka dengan makanan yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Selain minuman manis, kurma juga sangat disarankan.
6. Istirahat yang cukup
Selain mengubah pola makan, berpuasa juga cenderung mengubah pola tidur. Karena itu, ketika ibu menyusui berpuasa, istirahat adalah hal penting karena dapat menghindari stres akibat kelelahan.
"Karena ini sangat memengaruhi tubuh, produksi asi bisa sedikit. Kalau kita capek, tambah berpuasa, kelelahan mengurus anak, rumah dan lainnya, maka akan memengaruhi produksi ASInya sendiri," ujarnya.
Jadi, tak ada salahnya untuk mencoba tidur siang 1-2 jam untuk menghindar dari kelelahan.
*Sumber: suara.com
Tag : pendidikan, kesehatan, puasa, anak, balita
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini