#CeritaDesaKu
Kisah Awal Babat Alas Tanah Plesungan
blokbojonegoro.com | Monday, 12 July 2021 17:00
Kontributor: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Selama ini asal-usul desa seringkali dituturkan turun temurun antar generasi ke generasi. Meskipun seringkali tidak tercetak dalam buku, tutur sesepuh penting juga ditelisik untuk mengetahui kisah asal-usul desa. Khususnya desa di Bojonegoro.
Kali ini, awak bB menelisik asal-usul Desa Plesungan. Salah satu desa yang berada di Kabupaten Bojonegoro, terletak di Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, berjarak sekitar 8 kilometer dari pusat kota.
Berdasarkan penuturan sesepuh Desa Plesungan Dalang Ki Hadi Sukoco (50), Desa Plesungan ini dulunya bernama Burwandupurwo. Dengan lugas, Ki Hadi pun mulai meruntut bagaimana Desa Plesungan ada semenjak awal babat alas pertama.
Menurutnya, konon pada tahun 900 Masehi di Kerajaan Mataram Hindu Jawa Tengah, terjadi bencana besar, yang mengakibatkan banyak orang melarikan diri ke Jawa Timur untuk mengungsi. Dengan samar-samar dia pun mengingat kisah yang diberitahukan kepada dirinya, kala itu masa pemerintahan di Jawa Timur merupakan masa transisi Kerjajaan Airlangga, dan kejadian tersebut jauh sebelum adanya Kerajaan Majapahit.
Saat melarikan diri itu pula, banyak pendatang yang mengungsi dan mulai melakukan babat alas. Salah satunya yaitu Ki Rohadi, Ki Rohadi ini yang memulai babat alas di Burwandupurwo yang sekarang jadi Desa Plesungan, Ki Rohadi tidak sendiri beliau bersama 3 temannya juga membabat Alas di Kenur saat ini berubah jadi Kecamatan Kanor, yang satu di Asem Kasapto saat ini menjadi Kecamatan Ngasem dan yang satunya lagi di Halino yang sekarang menjadi Desa Klino, Kecamatan Sekar.
Masing-masing dari mereka kemudian saling mendiami dan memperkuat wilayah masing-masing. Bahkan, mereka sempat beradu kekuatan wilayah mana yang lebih unggul dan ternyata yang paling kuat dari 4 orang tersebut yaitu Ki Rohadi (Reka Purnawikan).
Awal babat alas ini jauh sebelum nama Plesungan ada, hingga dalam perkembangannya, ada tradisi di wilayah ini ketika mengundang warga berkumpul, untuk menggantikan fungsi kentongan, warga Plesungan memanfaatkan suara lesung.
"Karena tidak ada kentongan lalu yang digunakan yaitu Lesung, Lesung adalah alat tradisional dalam pengolahan padi atau gabah menjadi beras," ujar Ki Hadi Sukoco.
Menurutnya, dari pukulan lesung tersebut suaranya bisa terdengar keras. Maka dari itu nama Desa Plesungan diambil dari Kata 'Lesung'. [riz/lis]
Tag : Babat, alas, tanah, Plesungan
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini