Reporter: Muharrom
blokBojonegoro.com - Upaya penanggulangan dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi penyebaran virus corona. Salah satunya, kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat dengan menerapakan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penanganan covid-19. Kebijakan itu diharapakan dapat menurunkan laju kasus penularan virus corona yang terus naik tajam.
Karena kasus covid-19 terus naik, pemerintah menerapakan kebijakan yang lebih ketat yakni Pemperlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Mikro lalu diganti lagi PPKM level 1, 2, 3 hingga level 4 hal itu setelah dianggap tidak mampu menekan virus corona. Tentu oleh sebab itu, dampak dari pembatasan aktivitas masyarakat sangat dirasakan hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, tidak hanya soal kesehatan, namun juga sektor sosial ekonomi juga mengalami dampak serius oleh bencana non alam tersebut.
"Banyak hal terpengaruh atas adanya wabah covid-19, dampaknya semua aspek, sektor sosial dan ekonomi," kata Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi, saat jadi narasumber Webinar Nasional PMII Rayon Dakwah dan Komunikasi Komisariat UIN Sunan Ampel, Cabang Surabaya, melalui virtual zoom meeting, dengan tema "Ketahanan Warga Pergerakan di Masa Pandemi” pada Rabu malam (28/07/2021).
Luthfi menambahkan, upaya untuk menekan penyebaran virus corona tidak cukup dipasrahkan pada pemerintah, tetapi semua lapisan masyarakat harus berperan aktif dan sekaligus masyarakat patuh menjalankan protokol kesehatan. Sebab, kebijakan apapun dari pemerintah tujuannya untuk kesehatan dan keselamatan bersama.
"Warga pergerakan harus eksis membantu. Karena untuk mengatasi dan mencegah covid perlu bersama-sama," terangnya.
Jenderal bintang dua itu berharap pada masyarakat laju penyebaran virus yang semakin ganas, maka masyarakat tetap harus memulai kebiasaan kehidupan baru. Dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjaga jarak, menjahui kerumunan dan menghindari makan bersama dan yang penting saling menyadarkan satu sama lainnya.
“Upaya pencegahan penyebaran covid-19 terus dilakukan oleh pemerintah dengan melakukan program vaksinasi sebagai bentuk upaya membentuk herd immunity atau kekebalan tubuh. Sebab, hampir semua pasien covid yang meninggal, karena mereka belum di vaksin,” tegasnya.
Makanya Polri bersama pemerintah terus mendukung program vaksinasi. Sekali lagi covid belum ada obatnya. Vaksinasi hanya untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Sementara itu, pemateri lain, Ngainun Hadi menyampaikan, dampak pandemi covid-19 ini menimbulkan adanya ketidak pastian kapan berakhir. sehingga sangat berpengaruh terhadap sektor ekonomi terutama industri akibatnya melemah dan berimplikasi terhadap berhetinya sebuah usaha, seperti memicu kepada pemberhentian beberapa karyawan dari perusahaan.
"Sangat banyak dampaknya di masa pandemi bagi para pegusaha. Maka untuk bisa bertahan, perlu ada inovasi, kreatifitas dan pemanfaatan teknologi," ujar Ngainun, pengusaha asal Jakarta itu.
Senada dijelaskan praktisi media, Choliq Baya. Menurutnya, dampak dari pandemi tidak hanya dialami oleh pengusaha tetapi juga merambat ke industri media, meskipun tidak terlalu. Termasuk omset usaha periklanan menurun. Sehingga sebagian media kolaps, ada media banting setir dari media cetak ke media siber.
"Semua media mengalami dampak pandemi. Langkahnya agar bisa bertahan iya harus berinovasi, kreatif, mulai dengan melakukan perubahan format multi platform," ujarnya.
Terpisah, Dr. Chabib Musthofa, M.Si, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) UIN Sunan Ampel Surabaya menyebut, pada masa pandemi tentu menjadi tantangan tersendiri bagi warga pergerakan.
“Bagiaman mereka bisa survive di tengah ketidakpastian akan pandemi kapan berkakhir,” pungkasnya. [mu/ito]
Loading...