10:00 . Anggaran Revitalisasi Trotoar Setahun Capai Rp30 Miliar   |   09:00 . Dua Napi Teroris Dilimpahkan ke Lapas Bojonegoro, Berikut Identitasnya!   |   08:00 . Tak Sesuai Mekanisme, Sekdes Margoagung Tolak Pemberhentian   |   07:00 . Serikat Buruh Kecewa Lantaran UMK Bojonegoro 2024 Naik Hanya 4.1 Persen   |   20:00 . David Febrian Sandi: Mengusung Politik Kejujuran untuk Atasi Kemiskinan   |   18:00 . Pemkab Bojonegoro Publikasikan Hasil Studi EHRA Menuju Masyarakat dan Lingkungan Sehat   |   17:00 . Pemkab Bojonegoro Berikan BLT DBHCT dan Bansor Penanganan Kemiskinan Ekstrem   |   16:00 . Segera! Denny Caknan Bakal Manggung di Bojonegoro   |   15:00 . Pj Bupati Luncurkan SRIKANDI, Wujudkan Kearsipan yang Dinamis dan Transparan   |   15:00 . AKBP Rogib Triyanto Dimutasi, Jurnalis Bojonegoro Beri Raport Merah   |   13:00 . Kolaborasi Antar Fungsi, Komunitas 4 Twelve PEPC Zona 12 Gelar Kampanye Edukasi Kenal Migas   |   20:00 . 6 TPS di Bojonegoro Diperbaiki, Pembuangan Sampah Dialihkan ke TPS Lain   |   18:00 . Raih 6 Poin, Persibo Bojonegoro Pimpin Klasemen Grup N Putaran Pertama   |   17:00 . Full Time : Persibo Bojonegoro Kembali Robek Gawang Musuh 2-0   |   20:00 . Bawaslu Bojonegoro Ajak Media Cegah Penyebaran Hoax dan Pengawasan Masa Kampanye   |  
Sat, 09 December 2023
Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Psikolog Sebut Batasi Penggunaan Gadget Bisa Cegah Cyberbullying, Benarkah?

blokbojonegoro.com | Tuesday, 05 October 2021 07:00

Psikolog Sebut Batasi Penggunaan Gadget Bisa Cegah Cyberbullying, Benarkah? *Ilustrasi cyberbullying pada anak-anak. [Shutterstock]

Reporter: -

blokBojonegoro.com - Pencegahan cyberbullying alias perundungan siber menurut psikolog bisa dilakukan dengan cara membatasi penggunaan gadget.

Dikatakan Anna Surti Ariani dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia), membatasi waktu memegang gadget dengan jadwal atau durasi tertentu dapat mencegah anak dari perundungan siber.

"Memberikan edukasi terkait apa itu cyberbullying. Ketiga, membatasi konten dan aplikasi pada gawai. Dan keempat, menjadi contoh dalam berperilaku digital yang baik," kata perempuan yang akrab disapa Nina itu, dikutip dari ANTARA.

Cyberbullying adalah kondisi di mana seseorang merasa tidak nyaman terhadap komentar/informasi/gambar foto yang ditujukan untuk dirinya, yang bertujuan menyakiti, intimidasi, menyebar kebohongan dan menghina, yang diunggah di internet, jejaring media atau teknologi digital lainnya, yang dilakukan oleh orang lain.

"Sebanyak 45 persen dari 2,777 anak muda usia 14-24 tahun pernah mengalami cyberbullying, menurut survei UNICEF U-Report 2021," katanya.

Menurut Nina, alasan orang melakukan cyberbullying adalah ia ingin merasa kuat, harga dirinya rendah, kurang berempati, ingin popular dan tidak sadar akan dampak yang ditimbulkan.

Ia membagikan beberapa ciri seseorang yang terdampak cyberbullying. Pertama, adalah kecenderungan untuk menarik diri, mudah emosi, menjadi cenderung pendiam dan tidak mau bersosialisasi.

"Kedua adalah mengganti akun media sosial, dan ketiga tidak lepas dari gawai kehilangan minat melakukan kegiatan lain," ujarnya menambahkan.

Founder Yayasan Sejiwa, Diena Haryana, mengatakan media daring memberikan dampak terhadap beberapa kasus yang dialami anak seperti ketergantungan gawai, cyberbullying, eksploitasi seksual serta penipuan daring.

"Dampaknya bisa sangat besar, membekas hingga jangka panjang karena rasa malu yang ditimbulkan mengingat postingan buruk terhadap dirinya telah disaksikan ribuan orang netizen," kata Diena.

"Akibatnya sangat membahayakan, bukan hanya sebatas malu dan depresi bahkan hingga tindakan bunuh diri. Sayangnya, banyak korban yang lebih memilih diam, tidak mengadukan kasus yang menimpanya, sehingga pada akhirnya mengganggu pertumbuhan jiwanya," imbuhnya.

Namun, Diena mengatakan terdapat beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah dampak buruk cyberbullying.

"Sebagai teman, kita memberi dukungan untuk mendengarkan masalah yang dihadapi, menyemangati dan dapat mengajaknya untuk melaporkannya kepada guru atau orangtuanya. Kita juga dapat meng-counter informasi negatif dengan memberikan komentar positif tentang sahabat kita," kata Diena.

"Sebagai orang tua, kita arahkan anak untuk memblok pelaku dan melaporkannya melakukan media sosial. Kita juga dapat mengalihkan anak dari media sosial melalui kegiatan lain seperti hobi, berlibur maupun hal-hal kreatif lainnya. Bila sudah semakin parah dampaknya, segera konsultasikan anak kepada ahlinya untuk mendapat tindakan terbaik," tumbuhnya.

*Sumber: suara.com

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

  • Tuesday, 24 October 2023 06:00

    Bojonegoro Digital Forum Hadir di 12 Kampus

    Bojonegoro Digital Forum Hadir di 12 Kampus Setelah menjalankan program Bojonegoro Digital Forum (BDF) pada 2022 lalu, blokBojonegoro.com (Blok Media Group) menindaklanjuti dengan Bojonegoro Digital Forum Road to Campus (BDF RTC) 2023....

    read more

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat