#CeritaDesaku
Cerita Mbah Banung Sumitro dan Desa Blongsong
blokbojonegoro.com | Saturday, 27 November 2021 13:00
Reporter: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Asal mula Desa Blongsong, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, tidak bisa lepas dari sosok penyebar islam di desa tersebut, yaitu Banung Sumitro atau yang lebih dikenal dengan Mbah Sunan Blongsong bagi masyarakat setempat.
Adapun Makam Sunan Blongsong ini berada di wilayah Jalur Bojonegoro-Surabaya masuk jalur poros desa timur SMP Ahmad Yani Baureno sekitar 150 meter. Dalam cerita nenek moyang dan beberapa tokoh agama di desa tersebut, Sunan Blongsong pertama kali datang ke daerah itu sekitar tahun 1600-an.
Menurut Kepala Desa Blongsong, Zaenal Arifin, Mbah Sunan Blongsong berasal dari kerajaan Mataram yang melarikan diri, karena mempunyai konflik dengan para penduduk di kerajaan, pada saat itu Kerajaan Mataram kedatangan pasukan Belanda, dan menjadikan masyarakatnya terpecah belah.
Ditambahkan, saat kedatangan Belanda, Kerajaan Mataram ada sebagian yang pro dan kontra dengan Belanda, salah satu dari yang kontra dengan Belanda adalah Mbah Blongsong.
"Sehingga dia bertekad melarikan diri dari Mataram dan menetap di daerah yang sekarang bernama Blongsong dan menetap serta membangun keluarga dan kerajaan kecil di daerah ini sambil menyebarkan agama Islam hingga akhir hayatnya," ujar Kades bercerita.
Lanjut Kades, Mbah Blongsong termasuk sosok yang diincar penjajah, saat bersembunyi di Desa Blongsong, Mbah Sunan mengatur strategi untuk bisa melawan Belanda. Karena perlawananya, dia termasuk sosok yang diincar penjajah. Bahkan istana kecil dan masjid yang didirikan dibakar oleh Belanda.
"Beberapa tahun silam bukti peninggalan masjid masih ada, namun untuk saat ini sudah tidak ada karena diwakafkan dan digunakan sebagai pemakaman umum," ungkapnya.
Saat dilakukan pembakaran masjid, Sunan Blongsong dicari oleh Belanda untuk dibunuh. Konon katanya, Sunan Blongsong bisa menghilang, sehingga masyarakat memberikan nama desa ini Blongsong.
Karena keberaniannya sehingga masyarakat sekitar menganggapnya sebagai seorang Sunan karena telah membimbing mereka ke jalan yang benar.
Pertama kali ditemukan makam Mbah Sunan bukan langsung berada di tempat yang berdiri sekarang ini, melainkan berada di sekitar 200 meteran dari bangunan yang ada saat ini, Pertama ditemukan ketika masyarakat akan membangun rel kereta api.
"Karena akan dibangun rel kereta api, maka makam mbah sunan dipindahkan di pemakaman umum," imbuhnya.
Setelah ditemukan, makam Mbah Sunan dipindahkan dan dibangunkan tempat seperti yang sekarang ini. Di dalam bangunan tersebut terdapat 9 buah makam yang merupakan makam dari romobongan ataupun keluarga Mbah Sunan Blongsong yang ikut menyebarkan islam saat ada Belanda datang dan tiga kuburan di antaranya berukuran kecil. [riz/mu]
Tag : cerita desa , sejarah desa blongsong baureno, cerita desa blongsong
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini