Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Liburan Tetap Belajar Kenapa Tidak?

blokbojonegoro.com | Tuesday, 28 June 2022 18:00

Liburan Tetap Belajar Kenapa Tidak?

 

Oleh: Ali Mujahidin *

blokbojonegoro.com - Libur akhir tahun pelajaran 2021/2022 telah tiba, berbagai rencana liburan telah diagendakan oleh masing-masing keluarga sesuai dengan kemampuannya. Ada yang liburan keluar kota, liburan ke rumah famili, dan ada yang di rumah saja, pokoknya libur tidak ada aktivitas sekolah. Libur identik dengan bebas tidak sekolah, bebas dari apa saja yang terkait dengan sekolah, bebas dari tanggung jawab sebagai pelajar. Tidak ada pekerjaan rumah (PR), tidak ada penugasan dan lain sebagainya, pokoknya libur total, sehinga saat libur tidak ada aktivitas belajar. Mungkinkah liburan tetap belajar?

Sesungguhnya belajar tidak mengenal libur, selama hayat masih dikandung badan manusia sebagai makhluk pembelajar dalam dinamika kehidupan tetap belajar terus menerus, hanya saja selama hari efektif belajar di sekolah belajarnya terprogram, terencana, terstruktur dan terukur. Berbeda dengan waktu liburan belajar tidak harus terprogram, terencana, terstruktur dan terukur. Pembelajaran berjalan secara alami berdasarkan naluri kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi atau zoon politicon, artinya manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, akan selalu bergantung pada pihak lain.

Sejatinya dalam kehidupan ini tidak ada kata libur belajar, semua dinamika kehidupan membutuhkan proses belajar, sehingga meskipun libur sekolah kita tetap belajar, hanya saja belajar tidak terkait langsung dengan matari pelajaran di sekolah yang dibatasi dengan kompetensi tertentu. Dengan demikian, meski sekolah libur tetapi aktvitas belajar tetap berlangsung.

Belajar di waktu libur

Belajar di waktu liburan bukan suatu hal yang mustahil, apalagi liburan akhir tahun pelajaran waktunya relatif lam; antara 27 Juni sanpai dengan 17 Juli 2022. Agar libur sekolah tetap bermakna maka semua pihak; sekolah, orang tua, siswa dan masyarakat harus tetap memberikan ruang dan waktu untuk support terjadinya proses belajar, baik terkait dengan materi belajar sekolah maupun materi lain yang tidak terkait dengan sekolah secara langsung. 

Tidak jarang orang tua maupun masyarakat yang memanfaatkan liburan untuk aktivitas pembelajaran, ada pesantren kilat, pondok tahfidz, kursus bahasa asing, les renang, kursus mengemudi, mengikuti bimbingan belajar dan lain sebagainya. Semua kegiatan tersebut memungkinkan diprogramkan di waktu liburan karena tidak mengganggu jam belajar di sekolah. Berbagai contoh tadi dapat dijangkau oleh orang tua yang punya kelebihan biaya. Masih banyak pelajar yang selama liburan tidak belajar seperti di atas karena tidak ada biaya. Mungkinkah mereka yang tidak ada biaya untuk kursus dan les tetap bisa belajar di masa liburan?

Mendesain liburan 

Lburan semester boleh lama namun guru dan orang tua harus pandai-pandai mendesain kegiatan selama liburan agar siswa tetap belajar dan mengembangkan kopetensi yang terprogram dan terukur dengan baik. Tidak sedikit guru kreatif tetap memberikan tugas selama liburan sekolah sesuai dengan jenjang dan usia siswa.

Seyogyanya antara guru dan orang tua berkordinasi dan berkolaborasi untuk memberikan “tantangan” belajar selama masa liburan, karena liburan akhir tahun pelajaran ini long time sehingga sangat memungkinkan untuk menyelesaikan proyek-proyek belajar baik terkait dengan materi pelajaran di sekolah maupun tidak. Sayang, hal ini tidak banyak dilakukan oleh guru, karena setelah kenaikan kelas biasanya terjadi pergantian guru/wali kelas sehingga secara teknis akan sedikit menyulitkan, padahal sesungguhnya tidak demikian. Bisa saja pihak sekolah merancang penugasan atau proyek belajar yang hasil pekerjaannnya disampaikan/dilaporkan kepada guru/wali kelas baru ketika masuk sekolah. Ini penting untuk menghindari agar siswa tidak terbiasa tidak belajar dan nanti ketika masuk sekolah kembali akan lebih mudah mengkondisikan belajar siswa tanpa stimulasi. Sekedar pengalaman, tatakala usai pandemi Covid-19 pertama kali dilakukan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) tidak sedikit siswa yang tidak nyambung dengan materi pelajaran karena keasyikan ngegame dan bermain. 

Oleh karena itu, liburan akan lebih bermakna manakala ada penugasan atau tantangan terkait dengan materi belajar yang akan datang sekaligus sebagai pengenalan dini materi ajar berikutnya. Orang tua yang kreatif sering melakukan ini untuk memberikan bekal kepada putra/putrinya dalam menghadapi tahun ajaran baru agar lebih siap belajar kembali. Bahkan tidak jarang selama liburan justeru diikutkan bimbingan belajar untuk mengejar ketertinggalan/kekurangan pelajaran di sekolah. Tentu dengan tidak mengurangi waktu liburan anak-anak.

Selain ini bisa juga siswa diberi tantangan proyek yang tidak terkait dengan materi ajar di sekolah, misalnya siswa kelas bawah (kelas 1,2 dan 3) diberi tugas mengisi jurnal kegiatan sehari-hari, mencatat kegiatan positif dan negetif sebagai bentuk pengendalian dan sekaligus untuk menunjang pengembangan karakter (character building) sekaligus anak tetap tetap menulis sebagai aktivitas belajar, walaupun tidak masuk sekolah. Atau dengan kegiatan lain sesuai dengan karakter dan dan kemampuan siswa. Yang terpenting selama liburan sekolah seyogyanya masih tetap ada aktivitas belajar sekecil apapun. Semoga bermanfaat, selamat menyongsong libur sekolah. Wallahu alam bishowwab

* Guru MIN 1 Bojonegoro

 

 

Tag : Kolom, libur, belajar



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini