21:00 . Bupati Bojonegoro Hadiri Munas V ADPMET di Jakarta   |   20:00 . Keren..! Pertamina Gelar PGTC 2025, Ajak Mahasiswa Berinovasi Soal Keberlanjutan   |   19:00 . Wacana Haji Jalur Laut..? Menag: Masih Dikaji   |   16:00 . Alhamdulillah..! DPR Setujui Usulan Anggaran Tambahan Kemenag untuk Tunjangan Profesi Guru   |   16:00 . SMAN 2 Taruna Pamong Praja Diduga Pungli Calon Siswa Rp30 Juta   |   15:00 . Menanti Sanksi Dua Terduga Pelaku Pungli di Disdik dan RSUD Bojonegoro   |   14:00 . Muharram di Tengah Masyarakat: Dari Spirit Hijrah hingga Aksi Sosial   |   13:00 . Pegawai dan Napi Lapas Bojonegoro Dites Urine, Ini Hasilnya!   |   12:00 . Hermansyah Y. Nasroen Jabat Sekper SHU PHE   |   11:00 . Terbaru, Inilah Susunan Direksi PHE   |   10:00 . Inilah 9 Medali Kontingen Bojonegoro di Klasemen Akhir MTs   |   09:00 . Dahsyat..! Klasemen Akhir MTs, Bojonegoro Runner Up   |   08:00 . Resmi Jabat Kapolres Bojonegoro, Inilah Rekam Jejak AKBP Afrian Satya Permadi   |   06:00 . Resmi Berakhir, 1.000 Atlet Tuntaskan Porseni Madrasah Jawa Timur   |   15:00 . Gus Nafik dan Agus Dita Kembali Jabat di DPRD Bojonegoro   |  
Fri, 11 July 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Kunci Sukses, Belajar Memahami Alam

blokbojonegoro.com | Friday, 21 October 2022 15:00

Kunci Sukses, Belajar Memahami Alam

Bertani sejatinya menggauli bumi. Untuk hasil yang baik, maka manusia dan bumi harus saling memahami.

Reporter: Nur Muharrom

blokBojonegoro.com - Bertani menjadi nafas kehidupan Haji Suwito (67 tahun), warga Desa Sudu, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Orangtua, kakek neneknya dan generasi diatasnya juga petani. Suwito pun menggantungkan kehidupan keluarganya dari bertani. Hingga berhasil menunaikan ibadah haji, juga dari usaha taninya itu.

Tapi pencapaian itu bukan tanpa rintangan. Sejak belia, Suwito ikut orangtuanya ke sawah. Disitulah proses pembelajaran dimulai. Mulai menanam padi hingga membajak sawah. Pada usia 14 tahun, Suwito sudah bisa membajak sawah orangtuanya.

Bertani terus dijalankan saat sudah menikah dan punya lahan sendiri. Pola bertani Suwito berkembang seiring intensitas interaksi dengan sesama petani di desanya. Sebagian besar  menggunakan pupuk dan obat kimia.

“Hampir semua petani melakukan cara ini. Kalau ada masalah di tanaman, langsung dikasih obat. Begitu pula pupuk,” ungkap Suwito.

Pola itu ternyata semakin lama tidak menguntungkan. Biaya beli pupuk dan obat jauh lebih tinggi dari pada harga jual gabah. Alhasil, biaya produksi lebih tinggi daripada hasil panennya. Tak ingin usaha taninya terus merugi, Suwito berusaha mencari jawaban. Mulai dari ganti tanaman hingga menggunakan ragam obat kimia. Namun, langkah itu belum membuahkan hasil.

Hingga akhirnya Suwito mendapatkan perspektif baru dalam ilmu tani setelah mengikuti Sekolah Lapangan Pertanian (SLP) yang diprakarsai ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), operator Lapangan Minyak dan Gas Banyu Urip.

Dalam program itu, EMCL bermitra dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)  “Field Indonesia” yang memiliki kompetensi di bidang pertanian. Tenaga ahli dari LSM tersebut mengenalkan sistem pertanian ramah lingkungan. Melawan hama dengan memelihara ekosistem di sawah, menggunakan pupuk organik, dan mengembangkan agen hayati.

Para petani di Desa Sudu, termasuk Suwito, mendapatkan pelatihan dan praktek di sawah secara langsung. Mereka juga terlibat dalam uji coba. Ruang berbagi pengalaman dengan para petani juga difasilitasi.

SLP memfasilitasi aktivitas belajar bersama. Sawah merupakan ruang kelas sekaligus juga perpustakaan. Peserta berkumpul seminggu sekali selama satu musim untuk mengikuti dan menganalisa perkembangan tanaman mereka. SLP menekankan peran aktif petani sebagai pelaku, peneliti, pemandu, dan manajer lahan yang ahli. Peserta juga dilatih dalam kegiatan perencanaan, dinamika kelompok, dan wawasan tentang pengelolaan keuangan.  

Program ini telah dilaksanakan sejak 2020. Hingga kini, lebih dari 600 petani dari 6 desa di Kecamatan Gayam dan Kalitidu telah mengikuti SLP. Para petani yang terlibat aktif di SLP juga telah membantu lebih dari 500 petani lainnya dalam hal pemanfaatan pengendali hayati, pupuk kompos dan pupuk organik cair.

Menurut survei yang dilakukan Field Indonesia, para petani yang telah menerapkan metode SLP berhasil meningkatkan panennya sekitar 20-30 persen. Sedangkan biaya produksi menurun seiring dengan berkurangnya biaya pembelian pupuk dan obat kimia.  “Saya berusaha untuk terus mengurangi penggunaan kimia. Alhamdulillah dua musim ini produktivitas sawah saya meningkat. Keuntungan bertambah sekitar 20 persen,” ucap Suwito.

External Affairs Manager EMCL, Ichwan Arifin mengatakan bahwa SLP merupakan bagian dari Program Pengembangan Masyarakat EMCL-SKK Migas di sektor pertanian. Progran ini didesain secara partisipatif dengan muara akhir adalah peningkatan kesejahteraan petani. “Mempertautkan kearifan lokal dan pengetahuan baru dalam pertanian serta partisipasi aktif petani, merupakan kunci dari kesuksesan program ini,” jelas Ichwan.  

Senada dengan hal itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Helmy Elisabeth menyampaikan bahwa SLP sejalan dengan misi Pemkab Bojonegoro. Khususnya dalam meningkatkan taraf hidup petani. “Kami mendukung upaya dan kontribusi dari berbagai pihak dalam upaya mendorong terwujudnya kesejahteraan petani,” tegas Helmy.

Program ini juga mendorong para petani “kembali ke alam”. Petani yang sukses, seperti Suwito, selalu belajar memahami bumi dan alam tempat berpijak dan mencari kehidupan. [mu]

 

 

Tag : petani, bertani, petani bojonegoro



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

  • Monday, 07 July 2025 21:00

    IPNU dan IPPNU

    LAKMUD, IPNU-IPPNU Temayang Tanam Pohon

    LAKMUD, IPNU-IPPNU Temayang Tanam Pohon Dalam rangkaian kegiatan Latihan Kader Muda (LAKMUD) Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Temayang, digelar sebuah aksi nyata peduli lingkungan. Yakni, diwujudkan dengan penanaman pohon alpukat. Acara berlangsung, Senin, (7/72025) di...

    read more

Lowongan Kerja & Iklan Hemat