22:00 . Survei ARCI: Elektabilitas Wahono-Nurul 75,5%, Teguh-Farida 19,6%   |   21:00 . Tingkatkan Derajat Kesehatan Pekerja Lewat Program Atraktif, Pertamina EP Cepu Catatkan Rekor Muri   |   20:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z Bojonegoro Berlangsung Meriah   |   18:00 . Tim Pemenangan Teguh-Farida Akui Tak Tahu Kampanye ‘Bojonegoro Klunting’ di Kepohbaru   |   16:00 . Kampanye Hari Terakhir Pilbup Bojonegoro Berujung Ricuh, Warga Saling Lempar Batu   |   15:00 . 22 TPS di Sekar Bojonegoro Sulit Dijangkau, Ada yang Gegara Jembatan Putus   |   12:00 . Peringati Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Dinkes Bojonegoro Ajak Warga Jaga Kesehatan Paru   |   23:00 . Ribuan Warga Bojonegoro Mlaku Bareng Khofifah-Emil dan Wahono-Nurul   |   19:00 . Diduga Tak Netral, PMII Bojonegoro Minta Ketua Bawaslu Mundur   |   17:00 . Beredar Foto Ketua Bawaslu Bojonegoro Berkaos PDI-P, Benarkah?   |   16:00 . Kembangkan Potensi, PEP Sukowati Gelar Pelatihan Pengolahan Herbal   |   15:00 . 5 Tersangka Korupsi Mobil Siaga Bojonegoro Segera Disidang   |   06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |  
Sun, 24 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Mewujudkan Revitalisasi Peran dan Fungsi Museum

blokbojonegoro.com | Monday, 24 October 2022 08:00

Mewujudkan Revitalisasi Peran dan Fungsi Museum

Oleh: Hilal Nur Fuadi*

blokBojonegoro.com - Mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa beberapa hari yang lalu, bangsa Indonesia memperingati Hari Museum Nasional yang diperingati pada tanggal 12 Oktober 2022 kemarin. Penetapan tanggal 12 Oktober sebagai hari Museum tidak lepas dari proses pelaksanaan Musyawarah Museum Se-Indonesia (MMI) di Yogyakarta tanggal 12-14 Oktober 1962. Pertemuan tersebut menghasilkan 10 resolusi yang dapat menjadi acuan pemerintah untuk mengembangkan museum di Indonesia, termasuk di dalamnya menyepakati bahwa tanggal 12 Oktober akan diperingati sebagai hari Museum Nasional.

Museum sendiri berasal dari bahasa latin yatu: Museum atau Mussea. Sedangkan dalam bahasa Yunani berasal dari kata “Mouseion” yang merupakan kuil yang dipersembahkan untuk Muses (9 dewa seni dalam mitologi Yunani) dan sekaligus merupakan tempat pendidikan dan kesenian. Di Indonesia sendiri, berdasarka Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum diartikan sebagai lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut ICOM (Intenasional Council of Museum) menyatakan bahwa museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa museum merupakan tempat yang memiliki beberapa fungsi, diantarnya fungsi pendidikan (terutama mata pelajaran sejarah) hingga memiliki fungsi rekreatif atau sebagai sarana pariwisata. Di tempat inilah terjadi koneksi beberapa nilai penting bagi kehidupan umat manusia maupun dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai tersebut diantaranya, nasionalisme, edukasi, pariwisata, hingga nilai sejarah kehidupan bangsa.

Lalu bagaimana dengan kondisi perkembangan museum di Indonesia saat ini? Jika menilik kondisi dilapangan saat ini, dapat dikatakan bahwa kondisi museum di negara kita harus mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. Bukan hanya terkait dengan bangunan maupun sarana prasarana saja, melainkan juga terkait dengan kunjungan ke museum yang dari hari ke hari semakin menunjukkan tren penurunan. Kita ambi salah satu contoh adalah jumlah kunjungan ke Museum Nasional Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah pengunjung museum di Jakarta pada tahun 2019 mencapai 9,67 Juta orang, sedangkan tahun 2020 angka ini turun drastis dan tercatat hanya ada 2,1 Juta pengunjung. Keadaan serupa hampir terjadi si semua museum yang ada di Indonesia. Kita semua memaklumi bahwa semua itu adalah salah satu dari efek domino yang ditimbulkan akibat pandemi covid 19 yang melanda dunia diakhir 2019 silam. Akan tetapi, ketika pendemi berangsur-angsur mulai reda, ternyata itu tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah kunjungan ke Museum. Data terbaru dari pengelola museum manusia purba di Sangiran mencatat bahwa pada tahun 2019 jumlah pengunjung 39.094 orang, tahun 2020 jumlah pengunjung 49.512 orang, kemudian pada tahun 2021 jumlah pengunjungg museum mencapai 26.151 orang kemudian di tahun 2022 mengalami sedikit penurunan jumlah pengunjung, yaitu sejumlah 23.001 orang .(http://kebudayaan.kemdikbud.go.id).

Menengok fakta ini, dapat kita simpulkan bahwa faktor pandemi bukanlah satu-satunya penyebab menurunnya jumlah kunjungan ke museum karena pasca meredanya pandemi tren penurunan jumlah pengunjung museum juga masih terlihat. Setelah dilakukan investigasi diketahui bahwa kemajuan teknlogi dan berkembangnya era digital turut memberikan pengaruh terhadap penurunan jumlah pengunjung museum. Di era digital ini, siswa tidak perlu datang ke museum untuk belajar dan mencari sumber sejarah, karena dengan mudah mereka akan menemukan apa yang mereka butuhkan di gawai yang ada dalam genggaman mereka. Selain itu kurangnya promosi dan perbaikan sarana prasarana museum juga memerikan andil terhadap keengganan orang untuk berkunjung. Ini adalah warning bagi kita semua, karena jika kondisi ini dibarkan berlarut-larut, maka bukan tidak mungkin ke depan museum akan kehilangan peran dan fungsinya dan efek terburuk yang akan terjadi selanjutnya adalah generasi muda penerus bangsa akan sulit untuk mengenali, menghargai dan tidak memiliki rasa peduli dalam melestarikan warisan budaya nenek moyang yang menjadi identitas atau ciri khas bangsa.

Ini semua tidak boleh terjadi. Harus ada upaya preventif dari para pemangku kebijakan untuk menyelamatkan serta mengembalikan peran dan fungsi museum. Permasalahan ini membutuhkan perhatian dan tindak lanjut dari berbagai pihak, diantaranya : Pertama, pemerintah melalui dinas-dinas terkait hendaknya mulai memberikan perhatian ekstra mengenai eksistensi museum di era digital ini. Upaya penambahan koleksi, sarana prasarana, kemudahan dan kenyamanan akses perlu dilakukan, termasuk menyesuaikan pengelolaan dan layanan museum dengan era digitali. Sebagai contoh, museum dapat membuat miniatur benda yang dipamerkan melalui teknologi 3D printing sehingga pengunjung akan lebih tertarik untuk kembali mengunjungi museum. Adapun pengalaman imersif sendiri menggunakan teknologi seperti augmented reality dan virtual reality yang dapat memberikan pengalaman menarik kepada pengunjung agar dapat ‘berinteraksi’ langsung dengan benda yang dipamerkan.  Memadukan dan mengkombinasikan unsur museum dengan perkembangan teknologi diharapkan dapat kembali meningkatkan animo pengunjung terutama para generasi muda untuk datang ke museum. Kedua, peran pendidik atau guru. Peran seorang guru (khususnya guru sejarah) juga dibutuhkan dalam rangka ikut serta menjaga eksistensi museum di era digital. Dalam hal ini guru bisa mengagendakan dan mengajak murid-muridnya untuk melakukan kunjungan ke museum. Selain untuk mengenalkan generasi muda akan khasanah budaya dan peninggalan-peninggalan bersejarah yang penting, kunjungan ke museum juga akan sangat berarti bagi eksistensi peran dan fungsi museum di era digital. Ketiga, peran orang tua. Di era seperti sekarang ini, banyak orang tua yang lebih senang mengajak anak-anaknya untuk berwisata dan mengunjungi objek wisata yang sedang viral atau bahkan mengunjungi mall untuk menyenangkan dan menciptakan suasana refreshing bagi keluarga. Masih jarang keluarga yang menjadikan museum sebagai destinasi wisata utama, padahal dengan bekunjung ke museum kita akan mendapatkan manfaat ganda karena selain mengandung unsur wisata, museum juga menyuguhkan koleksi yang mengandung unsur edukasi.

Beberapa pihak tersebut diatas dapat bersinergi satu sama lain dan menjalankan perannya masing-masing dalam rangka menumbuhkan minat masyarakat untuk berkunjung ke museum serta membantu mewujudkan eksistensi peran dan fungsi museum di tengah-tengah era digital seperti sekarang ini. Ada sebuah ungkapan “Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa para pahlawannya”. Museum menjadi tempat untuk mengoleksi benda bersejarah dan benda-benda warisan budaya yang bernilai bagi kehidupan bangsa. Jika bangsa ini ingin menjadi bangsa yang besar di masa depan, maka mulai saat ini generasi muda yang merupakan garda terdepan dan harapan bangsa ini harus memiliki sikap nasionalisme dan penghargaan terhadap nilai budaya bangsa yang bisa kita tanamkan semenjak dini melalui berbagai cara, diantaranya adalah dengan mengajak berkunjung ke museum.

*Guru Sejarah SMA Negeri 1 Gondang, Bojonegoro

Tag : hari, museum, nasional, fungsi, manfaat



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat