Kesejahteraan Psikologis Guru Honorer yang Kian Memburuk
blokbojonegoro.com | Wednesday, 14 December 2022 09:00
Pengirim: Mila Latifa Zulfa, Nahlah El Maghfiroh
blokBojonegoro.com - “Pahlawan tanpa tanda jasa” merupakan ungkapan yang disematkan bagi seorang guru, tentu kita tidak asing dengan sebutan itu, karena pahlawan yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa adalah seorang guru. Menjadi guru bukanlah hal yang mudah, seorang guru tentunya akan terkuras baik tenaga maupun pikirannya, segala upayanya dalam mencerdaskan anak-anak bangsa sebagai bukti pengabdian kepada negaranya. Namun gaji ataupun penghargaan yang diberikan kepada guru sangat tidak sepadan, tugas nya sangat banyak namun tidak seimbang dengan gaji yang ia peroleh.
Perlu kita ketahui tidak sedikit anak-anak sekolah yang merasa tidak ingin menjadi guru karena minimnya gaji yang diperoleh. Branding dan farming guru menjadi hal yang sangat buruk di negeri ini. Bukan mengenai buruknya dalam memberi teladan, namun buruknya sebagai profesi yang ideal untuk menghadapi permasalahan ekonomi dalam kehidupan sekarang ini. Menjadi seorang guru merupakan suatu profesi yang dianggap rendah yang direpresentasikan melalui rendahnya penghargaan dan penghormatan di negara kita, sehingga jarang sekali profesi guru menjadi profesi yang diinginkan oleh beberapa anak di negara kita.
Pastinya kita tau bagaimana isu terkait guru honorer dalam situasi sekarang ini. Miris sekali banyak berita dan informasi yang beredar bahwa guru honorer tidak digaji untuk jangka waktu yang lama ditambah gaji perbulan yang sangat kecil. Hal itulah yang dapat menghambat kinerja serta psikologis mereka. Banyak diantara mereka tidak bisa fokus hanya pada mengajar anak-anak di sekolah, namun mereka harus mencari pekerjaan yang lain, yang bisa memberikan gaji guna mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tentunya hal tersebut juga menjadikan guru kurang fokus terhadap pekerjaannya menjadi seorang guru.
Banyak guru honorer di daerah saya yang memiliki pekerjaan sampingan, karena tak ada pilihan lain sebagai upaya yang dilakukan guru honorer yang belum dapat mencukupi ekonomi keluarga. Menjadi pengajar yang berstatus menjadi guru honorer tertu pendapatannya tidak bisa diandalkan, apalagi seorang kepala keluarga yang harus memenuhi kebutuhan keluarganya. Dari pekerjaan sampingan inilah mereka mendapatkan penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup, sambil terus melakukan pekerjaan utamanya yaitu sebagai pengajar.
Namun tentunya terdapat faktor utama guru-guru honorer tetap bertahan mengajar walaupun tidak mendapatkan gaji yang sesuai yaitu adanya “suara hati” dari siswa-siswa, apabila seorang guru meninggalkan mereka tentu para guru tidak akan tega karena harus membiarkan mereka kekurangan dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Saya berpendapat akan jauh lebih baik apabila pemerintah menghapus status honorer serta memberikan mereka peluang untuk diseleksi dan dijadikan Pegawai Negara Sipil atau PPPK, hal tesebut tentunya dapat menjadikan kesejahteraan guru honorer meningkat. Dengan meningkatnya kesejahteraan psikologis guru honorer maka kualitas dan pemerataan pendidikan ini juga akan meningkan serta jumlah guru yang sukarela dalam mengajar juga akan meningkat.
Dengan minimnya kesejahteraan bagi guru honorer pasti dapat menyebabkan konsentrasi guru honorer juga terpecah belah. Pertama seorang guru pasti dituntut untuk mampu menambah wawasan ilmu pengetahuannya, melakukan pembaharuan wawasan serta berinovasi dengan media yang ada, serta mengembangkan cara pengajaran yang baik. Kedua guru honorer juga dituntut untuk memenuhi kesejahteraan ekonominya dengan bekerja pada profesi lain sebagai penunjang kehidupannya. Tentunya seorang guru honorer tidak hanya berfokus pada profesi gurunya, namun seorang guru tentunya akan mencari pekerjaan lain yang jauh lebih bisa menghasilkan biaya untuk kehidupan sehari-hari. “Kalau hanya menjadi guru honorer saja, tentunya gaji saya masih kurang, apalagi saya juga sudah berkeluarga sehingga saya harus mencari pekerjaan lain sebagai penunjang kehidupan saya dan keluarga saya”, ujar seorang guru di daerah saya. Sehingga permasalahan kesejahteraan psikologis ini tentunya menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan oleh pemerintah di negara Indonesia guna meningkatkan nilai pendidikan di negara Indonesia sendiri.
*Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Tag : guru honorer
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini