10 Masalah yang Timbul akibat Sering Stres
blokbojonegoro.com | Tuesday, 14 February 2023 07:00
Reporter: -
blokBojonegoro.com - Stres merupakan keluhan umum yang dirasakan banyak orang, terutama ketika menghadapi tekanan.
Terkadang, stres dapat menjadi motivasi untuk menyelesaikan tugas kantor yang sudah memasuki tenggat waktu atau melakukan upaya terbaik dalam keseharian.
Namun stres yang tidak dikelola dengan baik dan berkepanjangan dapat merusak fungsi tubuh, menyebabkan sakit, nyeri, serta gejala lainnya.
Ahli penyakit dalam Richard Lang, MD, MPH, dan psikiater Susan Albers, PsyD, menjelaskan kaitan antara stres mental dan pengaruhnya terhadap fungsi tubuh.
Stres harian vs stres kronis
Stres bukan hanya dirasakan di kepala kita, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya.
"Stres tidak selalu menyebabkan kondisi tertentu, tetapi dapat memperburuk gejala kondisi tersebut," kata Lang.
"Ketika kondisi fisik memburuk, itu bisa meningkatkan tingkat stres seseorang, yang menghasilkan lingkaran setan."
Albers menambahkan, stres dapat mempengaruhi kita dalam jangka pendek dan jangka panjang.
1. Stres harian
Stres sehari-hari umum dialami banyak orang. Entah itu karena harus membayar berbagai tagihan, atau menyelesaikan tugas kantor.
"Apa yang terjadi di dalam tubuh adalah otot kita tegang, jantung mulai berdetak lebih cepat dan lebih banyak oksigen masuk ke paru-paru kita, ini untuk membantu mempersiapkan diri menghadapi stresor," jelas Albers.
"Kabar baiknya, pemicu stres cenderung minor. Setelah stresor berlalu, tubuh kita kembali ke keadaan istirahat normal."
2. Stres kronis
Stres jangka panjang dapat disebabkan oleh stresor harian yang sama. Bedanya, stres itu berlanjut dan mulai menumpuk seiring waktu.
"Stresor kronis adalah hal-hal seperti masalah keuangan dan konflik dengan anggota keluarga," tutur Albers.
"Masalah yang sedang berlangsung ini dapat berdampak lama dan mendalam pada kesehatan mental dan fisik."
Stres kronis, atau stres jangka panjang, bisa menyebabkan penambahan berat badan, hingga kurang tidur dan gangguan terkait pencernaan.
"Tubuh kita terjebak dalam respons melawan atau menghindar, dan tidak bisa tenang kembali. Jadi, tubuh terus-menerus dibanjiri hormon kortisol," imbuh Albers.
"Hal ini menyebabkan peradangan, dan peradangan itulah yang membuat kita rentan terhadap penyakit kronis."
Dampak stres terhadap kesehatan
Stres dapat menimbulkan masalah pada:
1. Otot dan persendian
Stres bisa menyebabkan rasa sakit, sesak atau pegal pada otot, serta kejang.
Hasilnya, muncul gejala radang sendi, fibromyalgia (nyeri dan rasa sensitif pada otot yang menyebar ke sekujur tubuh), dan nyeri lainnya.
Dilaporkan American Psychological Association (APA), saat mengalami stres, otot akan menegang. Begitu stres itu hilang, otot melepaskan ketegangan.
2. Jantung dan paru-paru
Percaya atau tidak, stres dapat mempengaruhi jantung.
Berusaha memenuhi tugas kantor sebelum tenggat waktu --misalnya, bisa membuat detak jantung meningkat.
Terlalu banyak hormon stres kortisol dapat memperburuk kondisi jantung dan paru-paru, termasuk penyakit jantung, kelainan irama jantung, tekanan darah tinggi, stroke, dan asma.
Selain kondisi paru-paru, stres juga bisa menyebabkan sesak napas dan napas menjadi cepat.
3. Kulit dan rambut
Stres bisa memperburuk masalah kulit seperti eksim, rosacea (benjolan kemerahan di wajah), psoriasis (kulit bersisik), gatal-gatal, dan keringat berlebih.
Bahkan, stres juga merupakan salah satu penyebab rambut rontok.
4. Pencernaan
Pernahkah mengalami sakit perut karena terlalu stres?
Stres memang bisa memiliki efek samping pada sistem pencernaan, mulai dari gejala nyeri, buang gas, diare, dan sembelit hingga kondisi yang lebih kompleks seperti sindrom iritasi usus besar dan refluks asam alias Gerd.
Saat stres, kita cenderung makan lebih banyak atau lebih sedikit, yang menciptakan pola makan yang tidak sehat.
5. Bahu, kepala dan rahang
Efek stres pada tubuh dapat terasa di bahu, kepala, dan rahang.
"Stres bisa memicu sakit kepala tegang, sesak di leher dan rahang, serta kejang di leher dan bahu," catat Lang.
Juga, stres akan menyebabkan gangguan sendi rahang beserta otot-otot di sekitarnya.
6. Sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan yang kuat dibutuhkan untuk melawan penyakit, tetapi stres akan melemahkan pertahanan tubuh.
"Sistem kekebalan yang melemah membuat kita lebih rentan terkena pilek atau flu," kata Lang.
"Itu juga dapat memperburuk kondisi autoimun seperti lupus dan penyakit radang usus."
Jaga sistem kekebalan tubuh dengan makan makanan sehat dan olahraga. Jangan lupa untuk mengurangi stres.
7. Kesehatan reproduksi
Stres juga merupakan salah satu faktor penyebab siklus menstruasi terganggu.
Menstruasi yang tidak kunjung datang akibat stres juga menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
8. Masalah tidur
Kekhawatiran yang terus menerus membuat pikiran dan tubuh dalam keadaan tegang dan sulit tidur.
Lebih parahnya, kita mungkin merasa stres karena tidak tidur. Seiring waktu, kurang tidur karena stres dapat mempengaruhi kesehatan, terutama jika tidur kurang dari 7-9 jam.
9. Penambahan berat badan
Hormon kortisol yang memicu stres bisa memengaruhi berat badan.
Kortisol bertanggung jawab mengatur metabolisme tubuh. Jika terlalu banyak dilepaskan, hormon itu akan membuat fungsi tubuh tertentu berhenti dan metabolisme melambat.
10. Kesehatan mental
Stres menimbulkan gejala depresi dan mengurangi minat terhadap aktivitas yang biasanya kita sukai, entah itu hobi atau berkumpul dengan orang terkasih.
Jika stres terasa konsisten dan berubah menjadi kekhawatiran berlanjut, besar kemungkinan kita mengalami gangguan kecemasan.
Saat stres, seseorang juga cenderung makan makanan tidak sehat dan jarang berolahraga. Keduanya semakin meningkatkan gejala gangguan kesehatan mental.
Mintalah bantuan ketika stres
"Jika kita kesulitan untuk bekerja, atau mengalami perubahan dalam pola tidur atau nafsu makan, ini adalah beberapa indikasi bahwa tingkat stres kita kemungkinan di luar kendali," terang Albers.
"Kita bisa mengobati gejala stres. Kuncinya adalah menemukan dan mengobati penyebab masalahnya," imbuh Lang.
Selalu lakukan konsultasi dengan dokter, karena dokter bisa membantu kita melalui pengobatan seperti manajemen stres, konseling atau pemberian obat pengurang kecemasan.
*Sumber: kompas.com
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini