14:00 . Rektor Institut Attanwir Nilai Format Debat Pilkada Bojonegoro Sudah Tepat   |   23:00 . Distributor dan Kios Resmi Pupuk Dukung Setyo Wahono-Nurul Azizah   |   22:00 . Mobil Ketua Bawaslu Bojonegoro Diduga Kerap di Rumah Petinggi PDI-P   |   20:00 . Job Fair and Career Expo SMK Negeri Kasiman: Membuka Peluang Karier Bagi Pelajar dan Masyarakat   |   21:00 . WaNur Programkan SapaBupati, untuk Komunikasi bersama Masyarakat   |   16:00 . Tingkatkan Kapasitas, EMCL Berikan Pelatihan kepada Puluhan NGO Lokal dan Kontraktor   |   23:00 . Hari Santri, Paslon Wahono-Nurul Hadiri Silaturahim dan Konsolidasi PCNU Bojonegoro   |   21:00 . Kontribusi Besar Pratikno untuk Bojonegoro, Begini Pandangan Kang Yoto   |   18:00 . Debat Pertama Gagal, KPU Bojonegoro Tawarkan Format Debat Baru   |   13:00 . MWCNU Gayam Laksanakan Apel Peringatan Hari Santri Nasional 2024   |   11:00 . Apel Akbar Santri Ponpes Attanwir   |   10:00 . 5.400 Santri Ponpes Attanwir Apel Akbar HSN   |   09:00 . Program Dorong Jiwa Entrepreneurship WaNur Siapkan Kartu Wirausaha Muda   |   21:00 . Batalnya Debat Dinilai Ketidakdewasaan Paslon dan Kegagalan Penyelenggara Pemilu   |   20:00 . Permudah Beasiswa untuk Santri, Setyo Wahono Siapkan Kartu Santri   |  
Sat, 26 October 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

BRI Fellowship Journalism 2023

KWT BUMDes Langgeng Makmur, Olah Kelor Jadi Sumber Pangan

blokbojonegoro.com | Thursday, 11 May 2023 15:00

KWT BUMDes Langgeng Makmur, Olah Kelor Jadi Sumber Pangan

Reporter: Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com - Daun kelor yang sering terlihat tumbuh liar menjadi pagar rumah, ternyata bisa diolah menjadi beragam produk olahan. Di antaranya camilan, teh hingga sabun dari serbuk kelor. 

Salah satunya, seperti yang dilakukan oleh Badan Usaha (Bumdes) Langgeng Makmur, Desa Bogo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Yang sudah ada dan aktif sejak tahun 2017.

Dijumpai blokBojonegoro.com, Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Rejeki yang dikelola oleh BUMDes Langgeng Makmur, Desa Bogo, Puji Astutik mengatakan mengolah tanaman kelor menjadi produk unggulan telah menjadi ikon Desa Bogo. 

Hasil olahan tersebut dapat berupa teh kelor, camilan kering, puding dan brownis, sabun hingga nugget berbahan dasar kelor. "Harga bervariasi, teh celup seharga Rp25.000 hingga Rp30.000. Sementara camilan mulai dari Rp8.000 hingga Rp12.000, semua berbahan dasar kelor," ungkap Puji Astutik. 

Buka Peluang Lapangan Kerja Bagi Warga Sekitar

Lanjut Puji, di KWT Bumdes Langgeng Makmur. Selain beranggotakan 20 wanita yang berasal dari ibu rumah tangga (IRT) desa setempat, untuk mengolah camilan dan aneka produk kelor. Juga memberikan peluang bagi warga sekitar desa, termasuk membeli hasil alam berupa kelor untuk diolah. 

"Daun kelor dari warga sekitar kita beli basah, sortir dan pengolahan semua dari KWT. Yang aktif disini 6 orang untuk produksi teh celup kelor, lainnya seperti camilan kita berbagi tugas," ucapnya. 

Sempat Jatuh, Kemudian Bangkit Kembali Hingga Kirim di Luar Negeri

Produk kelor yang diproduksi oleh KWT Desa Bogo, bahkan pernah mengalami keterpurukan saat terjadi badai pandemi covid-19. Dimana sebelumnya produk teh daun kelor laku keras di pasaran, saat covid-19 justru sempat menurun. 

Hingga bangkit kembali di tahun 2022, ketika mengikuti pameran atau ekspo yang digelar oleh CSR BRI maupun instansi terkait. 

Menurut Puji, omset yang paling besar di KWT ini berasal dari produksi teh kelor yaitu sebesar Rp 3.4 juta per bulan. Bahkan produk tersebut juga pernah dikirim di luar Negeri seperti Hongkong, Brunei Darussalam dan Ekspo di Jerman

"Pernah kirim hingga luar Negeri tapi bukan kontainer atau ekspor. Kebetulan ada mantan TKI asal Bojonegoro, dia membeli produk kita dan dijual kembali di Negara rantauan," beber wanita asal Bogo. 

Produksi olahan kelor juga dapat ditemui secara offline di outlet Gubuk Kelor Tunjungwati (GKT) Desa Bogo (Sentra Kelor). Maupun jejaring sosial seperti instagram, facebook dan WhatsApp. 

"Juga sudah mendapatkan izin seperti PIRT, pengurusan Halal hingga NIB. Bagi konsumen yang hendak melakukan pembayaran cashless lewat e-wallet, seperti QRIS juga melayani," ulasnya. 

Lanjut Puji, di pemasaran kelor sendiri. Pihaknya juga turut dibantu melakukan pemasaran walau hanya lewat ekspo. Setidaknya nama produk olahan kelor Desa Bogo tersebut sudah dikenal masyarakat, meskipun di ekspo belum tentu 100 persen laku. 

"Ketika masyarakat sudah mengenal produk kita lewat ekspo tersebut, ada income tambahan juga dari konsumen. Dari sisi permodalan kita juga dibantu seperti permohonan kredit usaha ringan (KUR) bagi UMKM," tambah Ketua KWT. 

Terpisah, Kepala BRI Unit Kapas, Umi Lina Rohmawati menambahkan binaan BRI unit kapas ada 2, diantaranya desa kalianyar sebagai desa brilliant yang mencakup pedagang dan produksi serta desa bogo, masuk kluster UMKM dengan menonjolkan produk kelor milik BUMDes Langgeng Makmur dan Petani Ale. 

Sementara itu, BUMDes Langgeng Makmur sendiri memiliki 3 unit program. Termasuk Kelompok Wanita Tani (KTW) yang mengolah sekaligus memproduksi daun kelor. 

"Juga memberikan kontribusi bagi warga sekitar desa maupun sekitarnya. Termasuk pemberdayaan kepada kelompok wanita tani (KWT), melalui produk unggulan olahan daun kelor," ulasnya. [liz/lis]

 

 

Tag : BRI, UMKM, pinjaman



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat