BRI Fellowship Journalism 2023
Ibu Rumah Tangga Bonorejo Berkreasi dan Berwirausaha Lewat Rajutan
blokbojonegoro.com | Friday, 02 June 2023 14:00
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Indonesia merupakan Negara dengan segudang kekayaan alam yang di dalamnya terkandung nilai jual tinggi. Hal tersebut bisa dimanfaatkan dari mengolah bahan-bahan alam menjadi barang pakai.
Tentu ini juga bisa menjadi peluang meraup cuan untuk para pelaku usaha kreatif. Termasuk dengan memanfaatkan bahan alam, seperti pemanfaatan serat kapas sebagai bahan baku benang rajut.
Selain mengolah bahan menjadi barang bernilai jual tinggi. Tentu juga harus dibarengi oleh kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai.
Produktif Lewat Usaha Lewat Rajut
Salah satunya, Siti Nurul Hidayati, perajut asal Desa Bonorejo, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Wanita produktif yang melebarkan sayap bisnis lewat produk berkonsep rajut. Hasil tersebut berupa tas, dompet, peci, tutup botol, taplak, bantal hingga topi dan syal.
Usaha yang sudah berjalan sejak tahun 2018 ini, tidak serta merta dilakukan sendiri. Selain itu, melihat keadaan yang harus bangkit untuk semangat ibu rumah tangga agar tetap produktif. Dan tidak meninggalkan pekerjaan rumah, menurutnya rajutlah yang paling cocok bagi mereka.
"Dengan adanya keterampilan ini bisa memberi nilai tambah untuk ibu-ibu dari segi keuangan maupun wawasan. Saya punya anggota 25 yang melakukan produksi, 3 finishing dan 3 marketing," ungkapnya.
Gencar Promosi Lewat Medsos
Selain berinovasi lewat produksi rajut, ia beserta timnya juga gencar melakukan promosi penjualan. Baik melalui media sosial (medsos) instagram, shopee dan tiktok serta lewat beberapa event atau pagelaran UMKM yang diadakan oleh stakeholder.
Berkat medsos, produk rajut semakin dikenal masyarakat luas. Netizen melihat kemudian tertarik dan menghubungi lewat kontak WhatsApp. Peminatnya banyak, tidak hanya di Bojonegoro saja.
"Beberapa kota seperti Surabaya, Jakarta, Palembang dan Timika juga pernah melakukan pemesanan rajut dengan sistem pre order dan partai," ucap wanita asal Gayam.
Penghasilan Sebagai Penyambung Hidup
Dari hasil produksi dan penjualan tersebut, para ibu-ibu tersebut juga mendapatkan omzet yang cukup fantastis. Yaitu sekitar Rp2.000.000 hingga Rp3.000.000.
"Tentu hasil jerih payah tersebut, bisa digunakan sebagai tambahan kebutuhan rumah tangga maupun biaya pendidikan anak," tambahnya.
Pasang Surut Bisnis Rajut
Usaha tak selamanya berjalan dengan mulus dan tanpa hambatan. Ibarat kata tentu ada pasang surut, seperti halnya bisnis produk rajut.
Saat terjadi ancaman Pandemi Covid-19, produksi rajut masih tetap berjalan seperti sedia kala. Hanya saja terkendala proses penjualan dan pengiriman ke luar kota, yang kala itu terjadi pembatasan sosial di beberapa wilayah.
"Melihat semangat ibu-ibu yang luar biasa, kita mencoba survive. Terutama bekerjasama dengan berbagai stakeholder, seperti di salah satu CV yang ada di Yogyakarta," ujar Siti sapaan karibnya.
Untuk perluasan modal usaha, ia juga aktif bergabung dengan mitra yaitu BRI Unit Gayam untuk pengambilan kredit usaha rakyat (KUR). Beragam event kala itu juga diikuti oleh perajut asal Gayam, mulai dari festival UMKM Bonorejo dan panen hadiah Simpedes BRI
"Kala itu ada event dari BRI, produk UMKM rajut terpilih untuk di pasarkan pada produk unggulan. Juga dikenalkan pembayaran cashless atau non tunai melalui QRIS, yang terintegrasi lewat kode," bebernya.
Berharap Miliki Galeri UMKM
Sebagai pelaku usaha kreatif, ia berharap selain produk dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia. Juga bisa melakukan ekspansi luar negeri lewat import produk barang.
Hingga memiliki galeri khusus yang bisa menjadi perantara atau agen stok barang-barang UMKM Indonesia di wisata Mancanegara. Seperti Bali dan Raja Ampat.
"Juga meningkatkan lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Dengan harapan dapat meningkatkan taraf hidup, dan penyumbang devisa negara," harapnya.
Terpisah, Kepala BRI Unit Gayam, Feriez Andika Lutviandi menambahkan, wilayah binaan BRI Unit Gayam sendiri terdapat 10 Desa. Termasuk produksi rajut yang dilakukan oleh wanita asal Desa Bonorejo, yang melakukan pemberdayaan bagi para ibu rumah tangga di Desa.
"Tentu hal ini akan menjadi semangat para wanita di sektor perekonomian Indonesia. Selain menambah wawasan bagi ibu-ibu, juga bisa mengurangi jumlah angka pengangguran," sambung
Sementara itu, total penyaluran KUR sepanjang tahun 2022 sendiri sebesar Rp 65.021.580.000. Dengan komposisi di sektor pertanian sebanyak 50%, perdagangan 30% dan jasa/lain-lain yaitu 20%. "Yang tersebar di 10 desa wilayah binaan. Harapannya mampu terserap secara maksimal untuk mendongkrak perekonomian masyarakat, dan potensi bisnis di wilayah binaan tersebut," pungkasnya. [liz/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini