BRI Fellowship Journalism 2023
Tak Perlu Repot Cari Uang Kembalian, Beli Pentol Bisa Bayar Pakai QRIS
blokbojonegoro.com | Sunday, 25 June 2023 11:00
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Parno beserta istrinya tampak sibuk menggoreng sempol sekaligus melayani pembeli pentol. Ia sudah hampir 10 tahun menjalani profesi sebagai pedagang pentol di kawasan Jalan Panglima Sudirman, Bojonegoro.
Pemandangan nampak sedikit berbeda dari gerobak SNP (Sempol And Pentol). Tepat di depan gerobaknya, tertempel sebuah kertas berisi barcode teknologi QRIS.
Sebelum menjajakan dagangan, Parno dibantu sang istri membuat adonan yang terbuat dari bahan baku campuran daging ayam dan sapi. Setiap harinya ia membutuhkan kurang lebih sekitar 30 kilogram adonan untuk pentol dan sempol.
"Dipilih campuran sapi dan ayam supaya tidak amis serta rasanya gurih, selain itu juga pentol agak kenyal," ungkap Parno.
Selain dijajakan di sekitar kawasan Panglima Sudirman dan Taman Maliogoro, ia juga kerap menerima pesanan berupa bakso untuk acara resepsi pernikahan maupun arisan.
Hingga produksi pentol dan sempol kemasan frozen yang diawetkan di dalam pendingin. Supaya bisa dikonsumsi lagi dengan cara digoreng maupun dikukus lagi oleh pembeli.
"Omzet sebulan bisa mencapai Rp10 sampai Rp15 juta, yang lebih banyak frozen. Peminatnya cukup banyak dan hampir semua kalangan, karena bisa disimpan dan diolah lagi," ucap pria asal Desa Kauman.
Lanjut Parno, karena saking banyaknya pedangan pentol dan sempol di sekitar Bojonegoro. Ia rupanya tak mau ketinggalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Ia mencoba migrasi dan aktif di sosial media berupa instagram @parnoSNP untuk mempromosikan dagangan lewat postingan tersebut. Selain itu, untuk produk frozen ia juga kerap menjualnya lewat marketplace Shopee.
"Karena saingan pedagang kaki lima cukup banyak, selain mengedepankan rasa dan kualitas. Kita juga harus aktif promosi di sosmed supaya laku," ujarnya.
Untuk memperlebar sayap usahanya, Parno juga bergabung dengan kredit investasi yang ditawarkan oleh mantri BRI Unit Kota Bojonegoro. Tak tanggung-tanggung, ia mengambil kredit dengan nilai cukup fantastis yakni sebesar Rp250 juta.
Menurutnya, uang senilai ratusan juta tersebut selain dipergunakan untuk memutar usahanya. Ia gunakan juga sebagai investasi masa depan berupa aset tanah.
"Jualan pasti ada saja matinya, sebagian saya gunakan investasi tanah. Salah satu bentuk investasi properti yang minim risiko, namun memberikan keuntungan maksimal," imbuhnya.
Sebagai nasabah aktif BRI sejak tahun 2019, mantri atau sebutan tenaga pemasar mikro. Kala itu menggencarkan nasabah untuk aktif bergabung lewat digitalisasi pembayaran.
Salah satunya transaksi berupa QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard bagi pelaku usaha. Meski terdengar asing bagi pedagang pentol, rupanya Parno tak ingin ketinggalan dengan kemajuan teknologi berupa transaksi pembayaran saat ini.
Singkat cerita, ia mengaku kebingungan lantaran biasanya pembeli bertransaksi menggunakan tunai. Namun, lambat laun ia mengiyakan ajakan itu karena melihat ada peluang untuk menambah pendapatan.
"Asal ada handphone langsung scan barcode dan masukkan nominal, cocok untuk yang suka transaksi chaslles karena simpel dan aman. Lebih seringnya pelanggan anak muda, pegawai kantoran dan ojek online," beber Parno.
Terpisah, Kepala Unit BRI Kota Bojonegoro, Heru Prayitno merespon ada beberapa pedagang pentol yang merupakan nasabah di BRI Unit Bojonegoro Kota. Namun belum semuanya menggunakan aplikasi QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard.
Sebagai pilot project ada pedagang pentol dan cukup besar dengan 4 outlet yang berdagang pentol. Dimana pedagang tersebut memberikan fasilitas kepada pembeli untuk bertransaksi non tunai.
"Termasuk pemilik pentol SNP, dan nasabah kami ini merupakan nasabah aktif BRI. Dengan plafond pinjaman sebesar Rp250 juta," tutup Ka Unit BRI Kota Bojonegoro. [liz/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini