Tolak Dimerger, Puluhan Walimurid Ajak Siswa Gruduk Pemkab dan DPRD
blokbojonegoro.com | Friday, 21 July 2023 17:00
Reporter: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Puluhan siswa beserta wali murid dari SDN Sumberrejo 3 dan SDN Megale 1 melakukan aksi penolakan Merger. Aksi tersebut dilakukan di depan Gedung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bojonegoro, Jumat (21/7/2023).
Dalam aksi tersebut terlihat sejumlah emak-emak beserta anaknya berseragam sekolah membentangkan spanduk bertuliskan penolakan terhadap kebijakan merger sekolah yang dilakukan oleh Pemkab Bojonegoro sebagaimana yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Bupati Bojonegoro Nomor 188/177/KEP/412.013/2023.
Mengawali aksinya, mereka menggeruduk Kantor Pemkab yang ada di Jalan Mastmapel untuk menyampaikan keluh-kesah secara langsung kepada Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah. Hasilnya mereka kecewa lantaran Bupati sedang tidak ada di tempat. Selanjutnya mereka bergerak ke gedung DPRD setempat untuk mediasi.
Ketua Paguyuban Wali Murid SDN Sumberrejo 3, Yulin Arysandi mengatakan, kebijakan melakukan merger sekolah agar dilakukan pengkajian ulang oleh Dinas Pendidikan (Disdik), pasalnya kebijakan tersebut justru membuat para siswa merasa tidak nyaman dalam proses belajar mengajar.
"Kedatangan kami menggelar aksi hari ini adalah untuk meminta agar Pemkab Bojonegoro tidak melakukan merger sekolah, karena hal itu tidak sesuai dengan realita kondisi di lapangan,” ujar Yulin.
Terdapat beberapa hal yang membuat para orang tua wali murid SDN 3 Sumberejo menolak untuk dimerger di SDN 2 Sumberejo. Salah satunya karena status lahan yang digunakan SDN 2 diduga tengah berkonflik atau sengketa dengan pemilik lahan, kondisi sarana dan prasarana yang kurang memadahi hingga akses siswa yang jauh.
"Kalau SDN III yang jelas-jelas berdiri di tanah kas desa bisa dipindah, takutnya setelah pindah justru akan dipindah lagi. Lantas bagaimana nasib anak-anak kami, terlantar tidak jelas,” tandasnya.
Senada, hal serupa juga disampaikan wali siswa SDN 1 Megale, Kedungadem mereka juga menolak keputusan merger sekolah yang dilakukan oleh Pemkab Bojonegoro lantaran kurangnya sarana dan prasarana di sekolah pengganti.
“Ini (di SDN 1 Megale) bangunnya baru kenapa dipindah, Anak-anak sudah nyaman sekolah di sini lokasinya juga dekat dengan rumah," tutur Sri Wahyuni.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bojonegoro, Sukur Priyanto menerima langsung sejumlah para orang tua wali murid dan dilanjut dengan audiensi guna menampung aspirasi mereka.
Usai menggelar aksi di gedung DPRD Bojonegoro para orang tua lanjut menggelar aksi ke Dinas Pendidikan setempat. Hasilnya mereka kembali kecewa lantaran Kepala Dinas Pendidikan Nur Sujito tidak ada di tempat dan hanya dijumpai oleh beberapa pegawai.
"Pak Kadin Sedang berdinas keluar tidak ada di ruangannya," ungkap Kasi Sarpras Dinas Pendidikan Zainal Arifin singkat kepada seluruh wali murid.
Sekadar di ketahui, sejumlah siswa di SDN 3 Sumberejo Kecamatan Sumberejo dan SDN 1 Megale Kecamatan Kedungadem belajar di lorong sekolah tanpa didampingi oleh guru.
Sementara itu pada tahun 2023 ada sebanyak 13 SDN di Bojonegoro dilakukan merger (penggabungan sekolah) hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Kota Migas (sebutan lain Bojonegoro. [riz/lis]
Tag : Unjuk rasa, demo, sekolah, merger
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini