Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Mengantisipasi Pelecehan Seksual

blokbojonegoro.com | Saturday, 13 January 2024 09:00

Mengantisipasi Pelecehan Seksual

 Oleh: Bella Ayu Kusumahati*

blokbojonegoro.com - Fenomena kasus pelecehan seksual yang terjadi dimasyarakat kini semakin marak terjadi. Terlepas dari apa statusnya, siapa korbannya, di mana tempatnya, kapan kejadiannya. Tak jarang pelakunya adalah orang-orang terdekat korban. Bahkan, saat ini pelecehan seksual tidak hanya dialami oleh perempuan saja, tetapi laki-laki juga bisa menjadi korban pelecehan seksual.

Dulu awal tahun 2000-an, pelecehan seksual dilakukan oleh orang yang tidak dikenal, seperti kasus-kasus yang pernah ada pelecehan seksual di kendaraan umum, di kantor, di pasar dan lain-lain.

Tetapi saat ini, sudah tak jarang lagi diberitakan di berbagai media tentang kasus pelecehan yang dilakukan oleh ayah kepada anaknya, kakek kepada cucunya, tetangga kepada tetangga lainnya, guru kepada muridnya, pengasuh pada yang diasuhnya dan lain-lain. Dan yang baru saja terjadi adalah pelecehan seksual di media sosial.

Padahal, hal seperti itu tidak boleh terjadi. Sebab, selayaknya orang tua seharusnya memiliki tugas menjaga, mendidik, mengasuh, menyayangi dan mencintai korban. Agar kelak bisa menjadi generasi emas, yang bisa membawa tanah air tercinta ini ke zaman keemasannya. 

Di luar dari siapa pelaku pelecehan seksual ataupun di mana pelecehan tersebut dilakukan, pelecehan seksual memiliki dampak yang sangat besar terhadap diri korban.

Dampak tersebut adalah dampak kesehatan psikologis yang membuat korban trauma, dan juga stres yang akhirnya mengganggu psikis korban. Selain itu, ada dampak kesehatan fisik, korban pelecehan seksual memiliki risiko tinggi terkena penyakit menular seksual yang ditularkan oleh pelaku, hamil di luar nikah, dan penyakit-penyakit mematikan lainnya yang selalu membayang-bayangi korban.

Disisi lain, ada dampak sosial yang harus diterima oleh korban, dimana sering kali korban pelecehan seksual dipandang sebelah mata oleh masyarakat sekitar, dianggap tidak suci, murahan, bahkan diusir dari desa, padahal korban pun tidak menginginkan hal tersebut terjadi kepadanya.

Oleh karena itu sangat penting bagi kita mengetahui mengapa pelecehan seksual itu terjadi, dan bagaimana cara mencegahnya.

Pelecehan seksual, terjadi karena adanya niat dan keinginan dari pelaku yang tidak bisa disalurkan dengan baik sesuai syariat agama.

Hal yang lain, adanya kesempatan yang dimiliki oleh pelaku untuk bisa melampiaskan hasratnya. Seringkali korban pelecehan seksual adalah anak-anak usia dini, sebab mereka masih rentang, masih belum faham apa yang sedang dilakukan oleh pelaku, dan mereka tidak bisa melakukan pemberontakan agar terhindar dari pelecehan tersebut.

Selain itu, pelecehan terjadi karena adanya stimulus dari korban yang menyebabkan pelaku terdorong untuk melakukan pelecehan. Hal ini sering kali terjadi pada remaja putri yang memakai pakaian tidak sesuai dengan syariat islam, dan lebih memilih mengikuti trend mode pada masanya.

Terkait hal yang dapat kita lakukan agar pelecehan seksual tidak terjadi bagi penulis adalah sebagai berikut:

Pertama, memberikan pengetahuan sedini mungkin terhadap anak tentang seksualitas, tidak perlu terlalu dalam cukup yang mendasar sesuai dengan usia anak. Contoh anak usia 3 sampai 5 tahun, beri pengertian perbedaan antara laki-laki dan perempuan, juga tentang bagian-bagian anggota badan mana yang boleh disentuh oleh orang lain. Dan tanamkan jika ada orang yang menyentuh bagian tubuh yang tidak diperbolehkan untuk berteriak atau mengadu pada orang yang lebih tua. 

Kedua, membiasakan anak untuk tegas dan percaya diri, dengan memiliki ketegasan dan kepercayaan diri yang tinggi anak bisa membentengi diri sendiri dari pelecehan seksual. Sebab dengan ketegasan dan kepercayaan diri dia bisa yakin bahwal hal-hal yang sedang dihadapinya menjurus ke sana atau tidak.

Ketiga, memberikan fasilitas kepada anak dengan melihat usia anak, juga manfaat dan mudharat yang menyertainya. Jika dirasa fasilitas yang akan diberikan dirasa belum pantas untuk usianya, dan memiliki nilai mudharat lebih banyak, juga akan merusak masa depan anak, maka lebih baik fasilitas tersebut dicancel terlebih dahulu. Orang Tua juga tetap harus memantau bagaimana anak menggunakan semua fasilitas yang diberikan oleh orang tua.

Keempat, membekali ilmu beladiri pada anak. Anak yang memiliki ilmu beladiri dipercaya bisa melindungi dirinya sendiri saat berada dalam keadaan terjepit, karena dalam ilmu beladiri diajarkan cara untuk melumpuhkan lawan dengan cara yang mudah.

Kelima, membiasakan anak untuk berpakaian sesuai dengan syariat islam. Sebab dengan adanya pakaian yang menutupi bagian-bagian tubuh tertentu maka akan mengurangi niat seseorang untuk melakukan pelecehan, juga tidak menimbulkan orang yang melihat memiliki hasrat tertentu.

Dan keenam, menanamkan pemahaman agama yang kuat agar bisa terhindar dari pelecehan seksual dalam bentuk apapun.

Dengan mengetahui besarnya dampak buruk akibat pelecehan seksual, maka penulis berharap orang tua bisa lebih memperhatikan dan memberikan wawasan dan pengetahuan tentang seksualitas sedini mungkin, agar anak bisa terhindar dari bahaya pelecehan seksual. [lis]

* Penulis adalah Mahasiswi Prodi PAI Fakultas Tarbiyah UNUGIRI Bojonegoro.

 

Tag : pelecehan, seksual, keluarga



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini