Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Petilasan Eyang Citro Suto Cikal Bakal Berdirinya Desa Ngunut Dander

blokbojonegoro.com | Sunday, 18 February 2024 16:00

Petilasan Eyang Citro Suto Cikal Bakal Berdirinya Desa Ngunut Dander

Reporter: Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com - Desa Ngunut yang berada di Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro menyimpan sejuta destinasi wisata alam dan religi. 

Desa yang berjarak sekitar 17.9 kilometer dari pusat Kota Bojonegoro itu tak hanya memiliki Sendang Grogoland tapi juga menyimpan destinasi wisata religi 3 petilasan pertapa yang menjadi cikal bakal Desa Ngunut. Dan uniknya ajarannya hingga kini masih dipercaya oleh warga secara turun-temurun.

Menuju ke petilasan, pengunjung harus melewati jalan yang berundak-undak penuh bebatuan, sehingga perlu berhati-hati saat melangkah. Terlebih medan di Sendang Grogoland juga tampak basah karena memasuki musim penghujan.

Anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Surati menunjukkan lokasi tiga petilasan tersebut. Pertama situs petilasan Eyang Citro Suto berada di sebelah tenggara Sendang Grogoland atau tepat di pintu masuk sendang.

Kemudian situs petilasan yang kedua dan ketiga diyakini sebagai pengikut setia Eyang Citro Suto. Yaitu Petilasan Joko Slining berada di sebelah barat Sendang dan Roro Kembang Sore berada di sebelah barat laut Sendang.

"Eyang Citro Suto ini dahulu merupakan sosok yang menjadikan cikal bakal Desa Ngunut, Kecamatan Dander," ungkap Surati.

Eyang Citro Suto sendiri konon seorang pertapa tua yang menjadi panutan masyarakat setempat. Para pengikut Eyang Citro Suto bahkan semakin banyak. Uniknya setiap perkataan yang terdengar dari ucapannya selalu dituruti/diikuti oleh pengikut dan warga sekitar.

"Sehingga wilayah sekitar petilasan tercetuslah Desa Ngunut yang artinya Krungu Anut. Dalam Bahasa Indonesia artinya mendengar dan mengikuti," ujarnya.

Lanjut Suto, hingga saat ini Sendang Grogoland yang berada di Desa Ngunut juga masih digunakan sebagai acara adat Nyandran (Manganan) atau bersih desa dalam rangka sedekah bumi.

"Termasuk bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberkahan, rahmat dan karunia sebuah mata air yang masih bisa dinikmati hingga saat ini," imbuh Suto. [liz/lis]

 

 

Tag : wisata, religi, desa



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini