Skip to main content

Category : Kolom


Refleksi Milad Muhammadiyah 106

Muhammadiyah dan Keindonesiaan

Secara historis Kelahiran Muhammadiyah 106 tahun yang lalu tidak lain kerena diilhami, dimotivasi dan disemangati oleh ajaran-ajaran Al Qur’an. Dan apa yang digerakkan oleh Muhammadiyah tidak ada motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam dalam kehidupan riil dan konkrit. Gerakan Muhammadiyah senantiasa diarahkan untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang riil, konkrit dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan dan dinikmati oleh umat sebagai rahmatan lil alamin (memberikan rahmat bagi seluruh alam “seluruh kehidupan”). Dari siniliah maka seluruh gerakan Muhammadiyah di negeri ini, tidak lain adalah sebagai bentuk pengabdian keTuhanan, keUmatan, keBangsaan, dan keIndonesiaan). Komitmen inilah yang juga dalam perspektif Muhammadiyah, hanya dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas umat, kualitas masyarakat Indonesia, tanpa melepas karakter, nilai-nilai, dan budaya bangsa pada makna subtantifnya, bukan simbolnya.

Muhammad Melawan Kapitalisme

Kisah Nabi Muhammad tidak mungkin dilupakan umat Islam. Peranan Muhammad sebagai agen of change akan terus diteladani dan diinternalisasi oleh penganutnya. Hingga setiap 12 Rabiul Awal selalu diperingati sebagai kelahiran sosok yang membentuk hati dan pola pikir umat islam.

Melawan yang Diganjar Pahlawan

“Jika ingin perdamaian, maka berperanglah,” Ronald Reagan. Penggalan kalimat itu muncul pada film Dilan 1991 yang ditempel di dinding kamarnya. Ya, Dilan selama di sekolah dikisahkan sebagai siswa petarung. Suka melawan. Bahkan, Pak Suripto yang galak pun dilawannya meski beresiko.

Kampanye Dialogis Solusi Memilih Pemimpin Berkualitas

KPU terus mengupayakan penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) dari waktu ke waktu menjadi lebih berkualitas. Salah satu indikator kualitas penyelenggaraan adalah terbukanya ruang komunikasi mendialektikakan gagasan ide antara pemilih dan yang dipilih. Orang memilih seseorang untuk wakilnya pasti ada harapan besar atas pilihannya. Tak ubahnya orang yang menjatuhkan pilihan hatinya kepada kekasihnya pasti juga didasari kepentingan.

Gagasan Masyarakat Politik Literasi

Sepanjang sejarah kemanusiaan, politik selalu menjadi panggung utama. Sejak peradaban sebelum masehi politik selalu menentukan arah peradaban dan kultur masyarakat. Di Yunani kuno misalnya, keilmuan seperti filsafat, sosial dan budaya muncul akibat dinamika politik saat itu.

Refleksi 90 Tahun Sumpah Pemuda

Bahasa Pemersatu, Bahasa Indonesia

Barangkali masih terbesit di benak Bangsa Indonesia, sebait ikrar yang dibumikan oleh putra-putri terbaiknya 90 tahun silam. Tepatnya pada unsur ke tiga putusan sumpah pemuda yang bunyinya, “Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia”. Maka seiring dengan lahirnya Indonesia sebagai sebuah bangsa, Oktober juga dicatat sebagai bulan dikukuhkannya bahasa bangsanya, serta secara turun-temurun dirayakan sebagai Bulan Bahasa.

Hukum Nikah Sirri

Istilah nikah sirri atau nikah yang dirahasiakan memang dikenal di kalangan para ulama, paling tidak sejak masa imam Malik bin Anas. Hanya saja nikah sirri yang dikenal pada masa dahulu berbeda pengertiannya dengan nikah sirri pada masa sekarang.

Potret Buram (Data) Kemiskinan Bojonegoro

Sambutan Gubernur Jawa Timur Pakde Karwo dalam serah terima Jabatan Bupati Bojonegoro, Sabtu 29 September 2018, menyatakan bahwa, bupati baru harus fokus mengurangi angka kemiskinan di wilayahnya. Pendapat ini tidaklah berlebihan, karena isu kemiskinan merupakan isu pertama dalam MDG’s ( Millennium Development Goals), SDG’s ( Sustainable Development Goals) dan menjadi prioritas pertama dalam setiap pembangunan.

Catatan dari New York, USA (3)

Saat WNI 'Kuasai' RM Jepang di Amerika

Di Amerika Serikat jumlah rumah makan Jepang ada ratusan. Tapi, tahukah anda bila sebagian besar rumah makan itu "dijalankan" koki-koki Indonesia. Bahkan Rata-rata banyak yang dipercaya sebagai "kepala koki". Ya, Master Chef.

Kebohongan dan Amnesia Politik

“Betapapun cepatnya kebohongan itu, namun kebenaran akan mengejarnya juga.“ Pernyataan Tan Malaka dikutip dari buku “Dari Penjara Ke Penjara” sangat tepat menggambarkan kasus Ratna Sarumpaet. Cerita khayalan tentang penganiayaan yang dialami serta kegiatan Konferensi Asing yang diikutinya, menyebar luas dengan sangat dahsyat. Wajah lebam dampak operasi plastik yang diklaim sebagai buah penganiayaan viral di media sosial.