Dampak Pandemi Juga Dirasa Hingga Pedesaan, Seperti Produsen Kurma Jawa
blokbojonegoro.com | Tuesday, 01 December 2020 21:00
Reporter: Nur Muharrom
blokBojonegoro.com - Pandemi Covid-19 tidak hanya mengancam kesehatan hingga jiwa, tapi juga perekonomian masyarakat, terlebih pengusaha kecil di perdesaan. Salah satu usaha yang terdampak pandemi di Bojonegoro adalah pabrik Kurma Jawa di Desa Mojodeso, Kecamatan Kapas. Semenjak pandemi merebak di Indonesia, omzet usaha mereka menurun drastis dikarenakan sepi pelanggan.
Selain itu cuaca yang tak menentu juga menjadi faktor penurunan produkai. Sebab, kurma yang terbuat dari tomat ini memerlukan proses yang sangat panjang untuk menghasilkan cemilan lezat yang nikmat untuk dihidangkan. Butuh waktu sekitar sepekan untuk membuat makanan legit ini. Sebab, dalam prosesnya Kirman Jawa butuh pencoblosan, perendaman, perebusan, penjemuran, hingga dipacking.
Salah satu produsen Kurma Jawa, Endah mengaku merasakan dampak pandemi hingga penurunan omzet. Mulai dari penjualan, serta bentuk produksi yang tak sama dengan sebelumnya.
"Selama pandemi ini saya juga masih ready buat Kurma Jawa nya, akan tetapi juga menurun penjualannya. Dari bulan maret kemarin hingga saat ini saya baru dua kali produksi. Padahal sebelum pandemi dalam beberapa bulan saya bisa memproduksi beberapa kali," ucap Endah.
Endah juga menambahkan isa stok produksi yang lama masih dan ingin menghabiskannya terlebih dahulu agar tidak terbuang sia-sia. Entah adanya pembeli atau tidak, Endah harus selalu siap Kurma Jawa di dalam rumahnya. Terkadang masih ada satu atau dua pelanggan yang mencari kurma di rumah. Akan tetapi untuk saat ini, pembeli dari Luar kota sangatlah minim.
Dengan omzet yang menurun cukup drastis, Endah selalu bersemangat untuk berjualan di tengah keadaan ekonomi yang sulit seperti ini.
Dengan 5 kilogram tomat, Endah bisa menghasilakan 50 pack Kurma Jawa yang dapat ia produksi. Dengan begitu endah harus tetaplah menghabiskan hasil produksi Kurma Jawa ini, baru setelah itu ia memproduksi secara baru lagi.
"Untuk beberapa bulan terakhir ini saya hanya mendapatkan omzet yang sedikit, dulu bisa sampai Rp6 juta per bulan, kadang juga lebih. Akan tetapi setelah pandemi ini hanya mendapat sedikit nggak seperti biasanya," ungkapnya. [mu]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini