Beragam Makna Semboyan pada Kapal Selam dengan Filosofi Mendalam
blokbojonegoro.com | Monday, 26 April 2021 06:00
Reporter: -
blokBojonegoro.com.com - Sejumlah istilah muncul di media sosial tanah air usai Kapal Selam KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam. Mulai dari istilah 'On Eternal Patrol, Fair Winds and Following Seas hingga Tabah Sampai Akhir'.
Ragam Makna Semboyan Kapal Selam
On Eternal Patrol
Dikutip dari wearethemighty.com, istilah 'On Eternal Patrol' bermakna kapal selam yang hilang dan tenggelam atau atau 'dalam patroli abadi'. Istilah ini ada sebelum Perang Dunia II.
Sejak akhir Perang Dunia II, Amerika Serikat kehilangan empat kapal selam. Dua kapal selam serang bertenaga nuklir USS Thresher (SSN 593) dan USS Scorpion (SSN 589) hilang. Pada akhir 1940-an, dua kapal selam bertenaga diesel listrik kelas Balao, USS Cochino (SS 345) dan USS Stickleback (SS 415) juga tenggelam akibat kecelakaan.
Paling terkenal dengan istilah 'on eternal patrol' adalah kapal selam Krusk milik Rusia pada tahun 2000. Kapal kelas Oscar bertenaga nuklir ini mengalami ledakan dan tenggelam.
Di AS, ada sebuah tugu peringatan untuk kapal selam yang hilang dan tenggelam yang disebut 'On Eternal Patrol Memorial Reef'. Tempat peringatan ini berisi 67 bola terumbu karang, masing-masing memiliki berat sekitar 3.800 pound, satu untuk masing-masing dari 65 kapal selam yang hilang ditandai dengan plakat yang menunjukkan nama kapal dan lokasi terakhir yang paling diketahui.
Fair Winds and Following Seas
Istilah 'Fair Winds and Following Seas' merupakan ungkapan bagi para pelaut yang telah mengabdi dengan hormat dan penuh keberanian. Kapal diharapkan akan diikuti dengan angin yang benar sehingga tidak harus menabrak ombak.
Istilah ini kerap digunakan sebagai toast atau salam populer di antara para pelaut, termasuk digunakan saat upacara awal pelayaran, pengujian kapal, masa pensiun, hingga pemakaman.
Dalam istilah bahasa Indonesia, Fair Winds and Following Seas dapat diartikan sebagai ucapan selamat berlayar dan mengarungi samudra.
Tabah Sampai Akhir
Dalam buku 'Tradisi TNI Angkatan Laut' yang diakses dari situs TNI, 'Tabah Sampai Akhir' sosok Komandan Laksma TNI (Purn) RP Poernomo diulas. Ia merupakan orang-orang awal yang berjasa dalam perkembangan kapal selam di Indonesia.
Istilah Tabah Sampai Akhir sendiri dikenal usai tenggelamnya kapal KRI Nanggala-402. Disebutkan sosok RP Poernomo merupakan penggagas motto tersebut.
Motto Tabah Sampai Akhir sendiri tersirat dalam Brevet Hiu Kencana yang disematkan saat tradisi pengangkatan Warga Kehormatan Kapal Selam. tersirat dalam Brevet Hiu Kencana yang disematkan saat tradisi pengangkatan Warga Kehormatan Kapal Selam.
Dalam Brevet Hiu Kencana itu, tampak dua hiu berhadapan yang berarti tekad mempertahankan kehadiran kapal selam di lautan sebagai bentuk kemampuan dan supremasi di laut. Sementara itu, lambang periskop menyimbolkan sikap selalu waspada mengamati setiap jengkal perairan negara. Kemudian gambar tujuh gelombang mewakili samudra di dunia, serta lima buah garis insang pada leher hiu pertanda Warga Hiu Kencana bernapaskan Pancasila.
Dari Brevet Hiu Kencana tersirat makna dari moto Tabah Sampai Akhir dimaknai sebagai 'Dengan landasan falsafah hidup Pancasila sebagai Prajurit Sapta Marga tugas akan dilaksanakan dengan penuh keberanian dan ketabahan serta sanggup mengemban tugas sampai titik darah penghabisan'.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-5546276/ ragam-makna-semboyan-kapal-selam-dengan-filosofi-mendalam/2
Tag : Kapal, selam, istilah, nanggala 402
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini