21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |   15:00 . Suwarjono: Media Lokal saat ini Tidak Baik-baik Saja, Inilah Tantangan di Tengah Digitalisasi   |   14:00 . Wakil Wamen Komdigi Nezar Patria Lantik Pengurus AMSI Jatim 2024-2028   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Olah Limbah Batik, Pria Ini Ciptakan Cat Daur Ulang

blokbojonegoro.com | Monday, 20 September 2021 19:00

Olah Limbah Batik, Pria Ini Ciptakan Cat Daur Ulang

Reporter: Lizza Arnofia

blokBojonegoro.com - Sejak ditetapkannya batik sebagai warisan budaya oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009, popularitas batik semakin meningkat. Meningkatnya popularitas berbanding lurus dengan banyaknya produsen batik yang bermunculan untuk memenuhi permintaan.

Para produsen batik pun terus berupaya berinovasi, salah satunya dengan memanfaatkan limbah kain batik untuk kerajinan sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan.

Seperti yang dilakukan oleh Adib Nurdiyanto, asal Desa Mojodeso, awalnya dia menyadari perlu adanya pengolahan limbah dari produksi batik agar tidak dibuang begitu saja ke saluran air. Sebab limbah cair dari proses produksi bewarna hitam pekat, apabila terkena kulit mampu menyebabkan efek berupa gatal-gatal. Bahkan jika disiramkan ke rumput, rumput pun bisa mati dalam waktu 3 hari.

"Usai mempelajari limbah tersebut, saya pun yakin untuk memanfaatkan limbah batik tersebut menjadi produk turunan berupa cat tembok," ungkap Adib.

Adib bersama beberapa rekannya menampung limbah bekas membatik tersebut dalam jiriken yang kemudian dipadukan dengan 3 bahan lain yang mudah dijumpai di toko-toko bangunan dan harganya pun relatif murah.

Usai diolah sedemikian rupa, cat tembok ini pun diberi nama Cat Tembok Dalang (Daur Ulang) dengan kemasan 1.000 mililiter. Uji coba penggunaan cat tembok pun mulai dilakukan pada dinding tembok, paving dan kayu.

"Cat daur ulang ini efektif untuk menutup pori-pori pada kayu. Ketika diaplikasikan untuk tembok saat diujikan ke bahan logam seperti seng, daya lengketnya tinggi serta daya tahan tidak kalah dengan cat buatan pabrik," ujar pria asal Mojodeso.

Dengan adanya produk olahan cat ini, Adib berharap nantinya bisa mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah yang dihasilkan dari produksi batik. "Serta memberikan peluang usaha baru atau terus berinovasi bagi pengrajin batik," pungkasnya. [liz/lis]

 

 

Tag : Olah, limbah, lingkungan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat