Harga Telur di Pasaran Anjlok, Peternak Ayam Petelur Mengeluh
blokbojonegoro.com | Wednesday, 17 November 2021 21:00
Para peternak ayam petelur mengadu ke DPRD. (Foto: blokbojonegoro.com/Lizza A)
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Peternak ayam petelur di Kabupaten Bojonegoro, mengeluh karena harga telur anjlok. Dari pantauan di pasar saat ini harga telur di bawah normal sehingga para peternak merugi. Peternak tidak bisa menutup biaya operasional harian dari hasil penjualan telur.
Ketua Paguyuban Peternak Ayam Petelor, Didik Prioman, menegaskan harga telur ayam saat di bawah batas normal yakni Rp 19.000 per kilogram. Sementara untuk batas atas Rp 20.000 harga normalnya. "Kami sebelumnya sudah melakukan hearing bersama DPRD Bojonegoro terkait harga telur yang anjlok ini," tegas Didik Prioman.
Adapun beberapa tuntutan untuk program bantuan pangan non tunai (BPNT) menyerap telur dari hasil peternak lokal. Sebab, hal ini dapat membantu peternak ayam petelur agar tidak merugi saat harga telur mengalami anjlok.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro, Sally Atyasasmi mengatakan, anjloknya harga petelur menyebabkan para peternak telur merugi. Bahkan di antaranya memilih menutup usahanya.
"Tingginya harga pakan dan bahan pakan ayam serta tidak stabilnya harga pasar menyebabkan peternak tidak bisa menutup biaya operasional harian dari hasil penjualan telur," sambung Sally.
Jagung merupakan salah satu bahan pakan yang saat ini harganya terlampau mahal dan pasokan tidak tercukupi. Padahal banyak petani Bojonegoro yang menanam jagung meski saat panen harga tidak stabil.
Dari para peternak sendiri. Kata dia, berharap agar bantuan pangan non tunai menyerap hasil telur peternak lokal. Solusi jangka pendek ini bisa melalui penyedia BPNT yang bekerjasama dengan penyedia lokal.
"Ini bukan hanya soal kebutuhan pasar dan rantai jual beli, tapi ada banyak yang harus dipersiapkan dari hulu sampai hilir," ucap Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro.
Sebab, Bojonegoro kaya akan hasil pangan pertanian dan peternakan yang baik dari hasil produksi primer sekunder tersier bahkan limbahnya pun bermanfaat. Alur ini harus diperbaiki jika bahan pangan seperti padi, jagung dan kedelai kebutuhannya besar maka harus dibuat sentra-bahan pangan tersebut.
"Namun, jika bahan sudah tersedia maka tempat pengelolaan harus tersedia. Bisa berbasis kelompok didukung dengan alat produksi dan laboratorium uji untuk menjaga kualitas pakan," pungkasnya. [liz/lis]
Tag : Harga, ayam, telur , peternak
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini