Tanggul Bengawan Kanor Kembali Ambles, 7 Rumah Warga Terancam
blokbojonegoro.com | Friday, 14 January 2022 17:00
Tanggul Bengawan Solo yang ambles lagi. (blokBojonegoro.com/Rizky)
Reporter: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Setelah ambles sedalam 2 meter, pada bulan Desember tahun 2021 lalu, kini Tanggul yang berada di Desa Kanor, Kecamatan Kanor itu diuruk dengna sekitar 80 rit (dumptruk) batu kapur atau pedel. Namun, setelah air Bengawan Solo surut tanggul sepanjang 70 meter itu ambles lagi sedalam 1,30 meter.
Amblesnya tanggul di Desa Kanor sudah terjadi semenjak Minggu (05/12/2021). Salah satu pemilik rumah yang berada dekat tanggul mengaku, setelah kejadian tersebut sudah dilakukan penimbunan menggunakan batu yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro dan Balai Besar Bengawan Solo (BBWS) yang dibantu masyarakat setempat.
"Ini ambles lagi, padahal sudah diuruk dengan menggunakan batu pedel setinggi 2 meter," kata Khoirul Huda pemilik rumah di sekitar tanggul yang rawan ambruk jika tanggul terus tergerus air.
Hal itu tentu membuat dia khawatir karena dekatnya jarak permukiman warga dengan tanggul. "Tentu kita khawatir, soalnya ini ada rumah yang jaraknya 10 meter dari tanggul, bahkan ada yang hanya 3 meter, 1 meter juga ada," ujar warga yang sudah menetap selama 8 tahun itu.
Sementara itu, Kepala Desa Kanor, Jono kepada blokBojonegoro.com mengatakan, penyebab amblesnya tanggul karena tanah gembur sebagai pijakan tanggul Bengawan Solo. Dan dia memperkirakan, tanggul akan terus ambles jika tidak dilakukan dibangun penahan tanah yang kuat.
"Ini diperkirakan masih longsor lagi, mau diuruk sampai kapanpun akan seperti itu. Ini karena faktor alam, kalau bengawan pasang itu tanahnya tenang, kalau bengawan surut itu tanahnya ikut turun," katanya.
Disinggung terkait penambang pasir, menurutnya hal ini tidak ada kaitannya dengan penambang pasir yang ada di Bengawan Solo. Pasalnya, jarak penambang dengan titik lokasi longsor sangat jauh.
"Benar, di dekat lokasi pasir itu ada penambang pasir, tetapi di situ hanya tempat parkir perahu dan menaikan ke truknya saja, kalau mengambil pasirnya jauh dari lokasi dan tempatnya pun di hilir, jadi ambles tersebut tidak ada kaitannya dengan penambang pasir," tegasnya.
Untuk itu, pihaknya telah mengajukan bantuan kepada BBWS untuk merencanakan pembangunan di tempat amblesnya tanggul sepanjang 70 meter itu, yang menyebabkan sedikitnya ada 7 rumah yang terdampak.
"Harapan dari pemerintah desa kanor, BBWS segera melakukan pembangunan tanggul permanen, dan kalau bisa harus dikasih tiang pancang atau paku bumi, kemungkinan besar kalau sudah di paku bumi akan aman dan tidak terjadi longsor maupun ambles lagi," pungkasnya. [riz/lis]
Tag : Tanggul, ambles, Kanor, rumah
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini