Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Psikolog Ungkap Wajar Perempuan Alami Dilema Pilih Mendidik Anak atau Bekerja, Ini Pesannya

blokbojonegoro.com | Monday, 25 April 2022 07:00

Psikolog Ungkap Wajar Perempuan Alami Dilema Pilih Mendidik Anak atau Bekerja, Ini Pesannya


Reporter: -

blokBojonegoro.com - Perempuan bekerja yang sudah berkeluarga dan memiliki anak kerap merasa dilema antara memilih mendidik anak di rumah atau bekerja mencari nafkah.

Ini bisa membuat perempuan bekerja menjadi galau. Ditambah jika anak sedang dalam masa membutuhkan bimbingan orangtua, sementara kondisi ekonomi tidak memungkinkan bagi ibu untuk kehilangan pekerjaan.

Kegalauan itu juga dipahami oleh psikolog sekaligus Co-Founder @Ibupunyamimpi, Fathya Artha, M.Psi. Ia mengatakan, kejadian tersebut sangat wajar dialami semua perempuan yang bekerja.

"Pilihan berkarir atau menjadi ibu yang sepenuhnya di rumah, tentu dilema ini wajar banget dimiliki sama ibu, terutama bagi mereka yang baru jadi ibu,” ungkap Fathya dalam acara webinar Ibupedia: Saat Ibu harus Memilih Bekerja Atau Mengurus Anak? Minggu (24/4/2022).

"Ketika kita jadi ibu, seluruh hidup kita berubah. Tidak hanya dari rutinitas, tapi ada perubahan dari biologis kita, hormon kita, dan cara kerja otak kita. Jadi ada banyak perubahan yang memengaruhi mood dan cara berpikir kita," kata Fathya lebih lanjut.

Fathya melanjutkan, ketika ibu sudah memiliki anak, otomatis pola pikir akan berubah dan akan membuat mereka lebih memikirkan anak dibanding dirinya sendiri.

Selain itu, Fathya memaparkan sebuah riset yang menunjukkan bahwa 42 persen perempuan memilih untuk berhenti bekerja ketika sudah melahirkan anak pertama. Sebab selain perubahan biologis, perempuan juga mengalami perubahan lain.

"Sebenarnya di dalam diri perempuan ada dilema dan kompetisi, seperti mau ideal carrier woman atau ideal mom. Jadi kayak pengen jadi ibu yang baik sepenuhnya, tapi juga pengen berkarier sepenuhnya," jelas Fathya.

"Kalau balik lagi kenapa? Cukup kompleks sebenarnya, karena kita bertransisi dan banyak yang berubah. Tentu fenomena ini dialami oleh banyak perempuan lainnya," pungkasnya.

*Sumber: suara.com

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini