Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Dokter: Anak Kecanduan Gadget Mirip Seperti Kecanduan Narkoba!

blokbojonegoro.com | Wednesday, 24 August 2022 07:00

Dokter: Anak Kecanduan Gadget Mirip Seperti Kecanduan Narkoba!

Reporter: -

blokBojonegoro.com - Direktur Utama atau Dirut RSJ dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, Dr. Fidiansjah Sp.KJ mengatakan bahwa efek kecanduan gadget pada anak serupa seperti kecanduan narkoba.

Ia menyebut bahwa di rumah sakit jiwa tertua di Indonesia tersebut, kasus gangguan mental anak yang alami adiksi gadget atau kecanduan game semakin bertambah.

Dibandingkan narkoba yang peredarannya diawasi dan serta ada ancaman hukuman bagi penggunanya, kecanduan gadget pada anak tidak ada pengawasan yang bisa diandalkan, selain dari orang tua.

"Ukuran ganja dan narkotika dipantau undang-undang, sehingga bahannya sulit dicapai. Tapi ini (kecanduan gadget) hanya membutuhkan jaringan, mereka mampir di kafe, dapat kuota yang singkat dan efisien, mereka bisa mengakses segala hal," ujar Dr. Fidiansjah saat saat dalam acara Grand Launching, Ruang Ortu by ASIA, Sabtu (13/8/2022).

Ia menambahkan, saat anak kecanduan gadget, maka umumnya ia akan mengembangkan perilaku temper tantrum, akibat dari fungsi cortex prefrontal yang ada di otak terganggu.

Temper tantrum adalah letupan amarah anak yang sering terjadi pada saat anak menunjukkan sikap negatif atau penolakan.

Sedangkan prefrontal korteks adalah bagian otak yang spesial pada manusia, yang berfungsi untuk mengatur fungsi eksekutif, yaitu kemampuan merencanakan sesuatu, membuat keputusan, memecahkan masalah, mengontrol diri, mengingat instruksi, menimbang konsekuensi, dan lain-lain.

"Kemudian dia menyendiri dan menggunakan itu (gadget dan internet) sebagai satu tindakan obsesif kompulsif, keinginan, sama seperti candunya orang terkena putaw, candunya orang terkena ganja, amfetamin," jelasnya.

Karena bagian otak yang dinilai istimewa ini belum bisa bekerja maksimal saat masih usia anak, maka umumnya ia tidak bisa membedakan mana perbuatan baik dan buruk

"Mereka bisa mengakses segala hal, keinginan mereka karena fungsi cortex prefrontal belum berfungsi," tutup Dr. Fidiansjah.

*Sumber: suara.com

 

Anda juga bisa baca blokBojonegoro di Google News

 

 

Tag : pendidikan, kesehatan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini