BRI Fellowship Journalism 2023
Produksi Tahu Ledok, Sempat Terancam Bahan Baku Melambung Tinggi Saat Pandemi
blokbojonegoro.com | Saturday, 10 June 2023 12:00
Reporter: Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Menyusuri perkampungan yang ada di Kelurahan Ledok Kulon, Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sekilas akan tampak seperti pabrik tahu raksasa. Pasalnya hampir keseluruhan warganya berprofesi sebagai produsen tahu.
Selain itu, di sisi pabrik tahu juga akan tampak beberapa kandang sapi maupun kambing. Karena nantinya ampas dari kedelai tersebut akan digunakan kembali sebagai pakan ternak.
Kuliner berbahan dasar kedelai impor atau dikenal sebagai tahu ini. Merupakan salah satu olahan legendaris asal Kabupaten Bojonegoro, yang diproduksi oleh warga Ledok Kulon.
"Klaster industri tahu di Ledok Kulon ini merupakan kategori industri kecil menengah (IKM) rumah tangga. Total ada 159 pabrik tahu dan 300 lebih pedagang tahu," ungkap Ketua Paguyuban Pedagang Tahu Ledok Kulon, Pranyoto.
Produksi Tahu Ledok dibantu 8 Pekerja
Lanjut Pranyoto, menurutnya produksi tahu ini sudah ada di Bojonegoro sejak jaman nenek moyang atau sekitar dekade 1950-an. Bahkan ia sendiri termasuk generasi keempat sebagai produsen tahu Ledok Kulon di pabrik miliknya.
Dibantu oleh 8 orang pekerja, tahu hasil produksi miliknya dalam sehari membutuhkan hingga 2 kuintal kedelai impor. Yang mana setiap bak berisikan kedelai impor yang sudah lepas kupas dan masa pengendapan yakni sekitar 7 kilogram.
"8 pekerja tentu bagiannya tidak sama, ada yang bagian merendam kedelai impor. Kemudian ada yang mengolah tahu hingga melakukan penggorengan, untuk perendaman kedelai saja membutuhkan waktu 4 jam supaya maksimal," ucap pria asal Ledok Kulon.
Limbah Hasil Produksi Tahu Digunakan Pakan Ternak, Penjualan Dilakukan di Beberapa Kota
Sementara itu, usai melakukan produksi tahu. Kedelai impor tak serta merta dibuang begitu saja dan menjadi limbah, menariknya sisa ampas tersebut digunakan sebagai pakan ternak. Entah ternak berupa sapi/kambing yang ada di sekitar area pabrik.
Terkait penjualan, selain mengandalkan sosial media juga masing-masing produsen sudah memiliki pasar sendiri. Seperti di pabrik miliknya untuk produksi tahu kotak dan bulat setiap pagi hari sudah siap dipasarkan di wilayah Pasar Rengel Tuban, dan Pasar Blora Jawa Tengah.
"Jadi masing-masing sudah punya wilayah pemasaran sendiri, harga tahu kotak dan bulat paling murah Rp 2.000 hingga Rp 6.000 per 10 isinya," ucapnya.
Alami Kendal, Harga Melambung Tinggi Saat Pandemi Hingga Kurangi Ukuran Tahu
Produksi tahu Ledok turun-temurun yang sudah dilaluinya hingga puluhan tahun, rupanya saat terjadi Pandemi Covid-19 tak serta merta lancar. Bahkan kala itu pernah mengalami sedikit hambatan.
Mulai dari stok bahan baku yang melimpah di pasaran dan terkendala pemasaran. Hingga sulitnya mendapatkan minyak goreng maupun kedelai impor yang kala itu harganya sempat melambung tinggi di pasaran.
"Kala itu benar-benar jadi problem bagi produsen tahu. Bahkan kita sampai mengurangi ukuran tahu alias diperkecil karena saat itu pandemi dan harga melambung naik," ujar Pranyoto.
Bangkit dan Mulai Bergabung KUR BRI
Setelah 3 tahun mengalami kendala naik turunnya usaha tahu, rupanya menjadi angin segar tersendiri bagi produsen tahu. Tak terkecuali bagi Pranyoto, terutama sejak bergabung dengan mitra Bank Plat Merah di Indonesia.
Ia bersama beberapa produsen lainnya merasakan bantuan berupa kredit usaha ringan atau KUR dari salah satu mantri atau tenaga pemasar mikro BRI Bojonegoro. Hingga merasakan dampak dari digitalisasi modern, berupa transaksi melalui mobile banking atau dikenal BRImo.
"Manfaat yang diperoleh usai gabung dengan KUR cukup banyak, mulai penambahan modal usaha untuk produksi. Terkait proses pencairan lumayan cepat juga lewat BRImo, jadi tidak perlu antri lama di tempat," ulasnya.
Ia berharap, tahu Ledok ini selain dikenal sebagai kudapan khas Bojonegoro. Juga bisa menimbulkan dampak yang cukup baik secara ekonomi dan sosial.
"Termasuk untuk mengatasi pengangguran hingga meningkatkan perekonomian lewat olahan lokal. Yang mana ampasnya ketika dimanfaatkan dengan baik juga bisa digunakan sebagai pakan ternak," bebernya.
Terpisah, Kepala Unit BRI Bojonegoro Kota, Heru Prayitno menambahkan Desa Ledok, khususnya Ledok Kulon sudah sejak zaman dahulu terkenal sebagai desa penghasil tahu. Karena mayoritas masyarakat Ledok Kulon memiliki usaha pembuatan tahu.
Perkampungan yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari alun-alun Kota Bojonegoro itu, jumlah pengusaha tahu saat ini mencapai sekitar 160 keluarga. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Selain sebagai pengusaha tahu, mayoritas masyarakat desa ledok kulon memiliki usaha ternak sapi. Mengingat ampas tahu limbah padatnya bisa dipergunakan sebagai pakan ternak, seperti sapi dan kambing," sambung Heru Prayitno.
Saat ini Pemda Bojonegoro juga turut bersinergi dengan pihak CSR termasuk perbankan. Khususnya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan konsen melakukan revitalisasi para pengusaha tahu di Kelurahan Ledok Kulon, agar lebih bisa survive ditengah gempuran kuliner yang semakin beragam dan kekinian.
"Khusus untuk bantuan permodalan dengan bunga murah, Bank BRI unit Bojonegoro Kota yang membawahi klaster tahu di Kelurahan Ledok kulon. Tercatat hingga akhir tahun 2022, sudah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 4,5 Miliar. Termasuk dalam rangka membantu permodalan para pengusaha tahu tersebut," tambahnya.
Saat ini yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah, khususnya Pemda Bojonegoro yaitu bagaimana melakukan pembinaan dan pendampingan pada para pelaku usaha tersebut. Terkait pemasaran dan diversifikasi produk olahan tahu agar lebih bisa diterima masyarkat.
Serta kaum millenial sebagai pasar sasaran terbesar. Saat ini pola pemasaran para pengusaha tahu di Kelurahan Ledok Kulon relatif masih konvensional.
"Hanya di jual di pasar pada pagi hari atau diambil para pedagang yang akan dijual kembali. Meski begitu ada beberapa yang sudah menerapkan digitalisasi," pungkasnya. [liz/mu]
Tag : usaha tahu, tahu ledok, ide usaha
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini