blokbojonegoro.com | Wednesday, 06 September 2023 18:00
Reporter : Lizza Arnofia
blokBojonegoro.com - Kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun selama pandemi dan mengurai bahan-bahan rumah tangga yang tak terpakai. Telah menjadi inspirasi bagi Reny Dhesi A asal Kelurahan Klangon, Bojonegoro untuk berinovasi.
Sejak setahun terakhir ini, wanita yang akrab disapa Reny tampak sibuk melakoni aktivitas membuat sabun dan aroma terapi homemade dari minyak sisa penggorengan. Uniknya Reny sapaan karibnya menggunakan aroma berbahan alami untuk pengharum sabun. Seperti daun telang, jeruk nipis, belimbing wuluh, mawar dan kopi sesuai permintaan konsumen.
Pantauan blokBojonegoro.com, Reny tampak menggunakan sarung tangan dan memasukkan cairan berwarna biru berasal dari daun telang yang sudah bercampur minyak kelapa sawit dan NaOH ke dalam wadah cetakan sabun. Konon bahan tersebut merupakan komposisi untuk produksi sabun batang, sabun cuci piring, aroma terapi yang berasal dari bahan alami.
"Semua aroma dari bahan alam. Mulai dari mawar, belimbing wuluh, jeruk nipis, lidah buaya dan kopi," ungkap Reny
Lanjut Reni, untuk proses produksi sabun batang maupun pencuci piring tidaklah rumit. Hanya perlu beberapa komposisi dan sesuai dengan takaran. Mulai dari cairan NaOH 70 gram, ekstrak lidah buaya 150 gram, minyak kelapa sawit 400 gram, minyak kelapa + minyak bunga matahari 200 gram.
Setelah semua bercampur jadi satu, adonan tersebut kemudian dilakukan proses cetak. Hanya perlu waktu 2 hari adonan sabun batang tersebut sudah kering, namun baru bisa digunakan di badan sekitar 7 hari. Tetapi berbeda dengan proses produksi aroma terapi yang cukup singkat atau sekitar 3 jam.
"Selain bisa digunakan sebagai proses produksi bahan baku sabun batang dan aroma terapi. Bahan-bahan tersebut juga bisa digunakan sebagai sabun pencuci piring, maupun pembersih lantai yang aman bagi kulit," ujarnya.
Kini, bisnis sabun dan aroma terapi handmade menjadi tren yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Banyak orang mencari produk perawatan kulit alami dan ramah lingkungan. Serta ingin menghindari bahan kimia berbahaya yang terdapat pada sabun maupun aroma terapi komersial.
"Konsumen dari kalangan rumah tangga yang pakai sabun mandi dan cuci baju. Tempat spa atau pijat juga banyak yang menggunakan aroma terapi handmade, konon aman bagi penderita paru-paru karena bahannya nabati," paparnya.
Reny sendiri, memasarkan sabun batang dengan kisaran harga Rp 3.000, lilin aroma terapi Rp 3000 - Rp 25.000, sabun pencuci piring Rp 60.000/5 liter dan laundry Rp 70.000/5 liter. Distribusi produk dilakukan menggunakan media sosial seperti instagram, situs e-commerce, jaringan pertemanan dan kelompok aktivis lingkungan.
"Kemunculan sabun-sabun alami, juga dapat berkontribusi terhadap perbaikan sanitasi, khususnya wilayah Bojonegoro," imbuh wanita asal Klangon.
Selain aktif produksi sabun handmade, Reny juga turut berperan aktif membagikan ilmu bagi masyarakat. Termasuk mengadakan pelatihan/workshop untuk sosialisasi daur ulang limbah hingga mengelola Sumber Daya Alam yang ada di lingkungan.
"Jika ada yang membutuhkan eco enzyme, kami juga memberikan cuma-cuma. Fungsinya dapat menjernihkan air kolam atau sungai dan mengurangi pencemaran akibat zat kimia," pungkasnya.[liz/ito]
Tag : sabun, bojonegoro, sabunalami
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini
Loading...